Pabrik kemasan sikat gigi akan dibangun Jepang di Surabaya
Jakarta-BKPM menyatakan, investor asal Jepang minat ber-investasi US$ 1,6 juta (Rp 20M) di bidang industri kemasan sikat gigi. Minat investasi investor tersebut terbilang serius, karena perusahaan menargetkan pengajuan Izin Prinsip (IP) di akhir tahun 2016 ini.
Kepala BKPM Modal Franky Sibarani menyampaikan perusahaan melirik Surabaya sebagai lokasi pembangunan proyek. Perusahaan juga telah membidik perusahaan lokal untuk diakuisisi dari penanaman modal dalam negeri (PMDN) menjadi penanaman modal asing (PMA).
“Jepang termasuk salah satu negara yang aktif berinvestasi di Indonesia. Kami akan mendorong agar rencana investasi yang sudah diajukan ke BKPM dapat terealisasikan, sehingga realisasi investasi dari Jepang dapat meningkat,” jelas Franky melalui keterangan tertulis, Sabtu (26/3).
Menurut Franky, minat investasi tersebut menunjukkan bahwa produsen barang-barang keperluan pribadi dapat diproduksi di Indonesia. “Kami berharap tidak hanya proses produksi kemasan saja di Indonesia, namun juga produksi sikat gigi dan keperluan lainnya,” ungkapnya.
Pejabat Promosi Investasi perwakilan BKPM (IIPC) Tokyo Saribua Siahaan menyatakan perusahaan menargetkan dapat mengajukan IP ke BKPM di akhir 2016. “Jumlah penduduk kita yang besar dan Asean Economic Community (AEC) merupakan peluang perusahaan untuk merealisasikan minat investasinya”.
Berdasar data BKPM, realisasi investasi Jepang di Indonesia 2015 meningkat 6% dibanding periode 2014. Realisasi investasi Jepang tercatat US$ 2,87 miliar. Total proyek 2.030 proyek serta menyerap 115.400 tenaga kerja. Kontribusi utama investasi Jepang didominasi sektor manufaktur, khususnya sektor otomotif, elektronika dan permesinan, serta sektor kimia dan farmasi.
Sedangkan untuk komitmen investasi Jepang di tahun 2015, nilainya mencapai US$ 8,1 miliar atau meningkat 95 persen dari tahun sebelumnya. Komitmen investasi tersebut berada di peringkat ketiga teratas dari daftar negara sumber komitmen investasi.
Di atas Jepang terdapat Tiongkok sebesar US$ 22,2 miliar atau naik 42 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, kemudian Singapura naik 69 persen menjadi US$ 16,3 miliar. Setelah Jepang, Korea Selatan juga mencatatkan kenaikan komitmen investasi 86 persen menjadi US$ 4,8 miliar.
Di tahun 2016 BKPM target realisasi investasi bisa tumbuh 14,4% dari target 2015 atau mencapai Rp 594,8 triliun. Realisasi ini dikontribusi dari PMA sebesar Rp 386,4 triliun atau naik 12,6 persen dari target PMA tahun lalu, serta dari PMDN sebesar Rp 208,4 triliun naik 18,4 persen dari target PMDN tahun lalu.
Sedangkan dari sisi penyerapan tenaga kerja di tahun 2016, BKPM menargetkan penyerapan 2 juta tenaga kerja. (Yosi Winosa/WBP; BeritaSatu.com dan http://www.beritasatu.com/ekonomi/356850-produsen-kemasan-sikat-gigi-jepang-berminat-bangun-pabrik-di-surabaya.html)-FatchurR