Psikologi

Kesempurnaan

Suatu hari, Khalil Gibran tanya ke gurunya: “Bagaimana cara agar kita dapat sesuatu yang paling sempurna dalam hidup?” . Sang Guru: “Berjalanlah lurus di taman bunga, lalu petiklah bunga yang paling indah menurutmu dan jangan pernah kembali ke belakang!”.

Setelah berjalan dan sampai di ujung taman, Khalil Gibran kembali dengan tangan hampa, lalu Sang Guru bertanya: “Mengapa kamu tidak mendapatkan bunga satu pun?”
Gibran: “Tadi aku menemukannya, tapi aku tidak memetiknya, karena aku pikir mungkin di depan pasti ada yang lebih indah. Ketika aku sampai di ujung, aku sadar yang aku lihat tadi itu yang TERINDAH, dan aku tak bisa kembali ke belakang lagi”

Sambil tersenyum, Sang Guru berkata: “Ya, itulah hidup.. semakin kita mencari kesempurnaan, semakin pula kita tak akan pernah mendapatkannya, “Karena sejatinya kesempurnaan yang hakiki tidak pernah ada, yang ada hanyalah keikhlasan hati kita utk menerima kekurangan..”

• Bila tak bisa memberi, jangan mengambil.
• Bila mengasihi terlalu sulit, jangan membenci.
• Bila tak mampu menghibur orang, jangan membuatnya sedih.

• Bila tak mungkin meringankan beban orang lain, jangan mempersulit/memberatkannya.
• Bila tak sanggup memuji, jangan menghujat.
• Bila tak bisa menghargai, jangan menghina.

“JANGAN MENCARI KESEMPURNAAN, tapi sempurnakanlah apa yang telah ada pada kita…… (Nurbaety Putri Priyatna; dari grup FB-ILP)-FR
———

Sajian lainnya :
1. Ulat, kepompong dan kupu-kupu
2. Lowongan Manajer
3. Belajar menjalani hidup dari buah
4. Problem orang tua suka cerewet
5. Di KA Ekonomi
———-

1-Ulat, kepompong dan kupu-kupu
Fase kehidupan kupu2 itu mulai dari telor, lalu jadi ulat, kepompong dan kemudian menjadi kuku-kupu.
Ulat, banyak orang tidak suka. Selain bentuknya menjijikkan / menakutkan, terkadang beracun bulunya dan bisa merugikan, menghabiskan tanaman kesayangan, tanaman produksi dan tanaman hias. Seperti di rumah Pak Sabar misalnya, ada tanaman senthe (jenis talas yang gatal getahnya), kok ya masih juga dimakan oleh ulat, sampai habis daunnya.

Kalau kepompong, orang banyak yang suka, sekalipun ada yang jijik juga. Kalau kupu2 hampir semua orang menyukai. Selain bentuknya cantik, indah dipandang mata, juga dia sanagat berguna, berperan dalam berkembang biaknya berbagai tanaman. Maka dia mendapat imbalan berupa madu nan lezat.

Fase kehidupan orang kadang ada yang seperti hewan ini. Ada yang masih dalam keadaan menjadi ‘telur’, lalu mati. Ini ibarat seseorang mati ketika masih dalam kandungan atau masih sebagai bayi atau anak kecil, tanpa dosa.

Ada yang dalam fase menjadi ulat, lalu hidupnya berakhir. Misalnya ulat hongkong yang digunakan untuk memberi makan burung, atau ulat jati sagu yang dimakan orang. Kehidupan orang ada yang seperti itu.

Ketika yang bersangkutan sedang dalam keadaan buruk kelakuannya, merugikan orang lain, misalnya merampok, tiba-tiba mati. Ini namanya mati dalam keadaan tidak baik. Fase kepompong adalah fase paling rawan, karena dia sama sekali tidak bisa beranjak dari tempatnya.

Kepompong ada yang mati atau dimatikan, misal kepompong ulat sutra, dia dimatikan diambil sutranya. Kalau fase kehidupan orang diibaratkan kepompong, fase ini fase berpuasa, fase bertobat, fase berusaha sekerasnya jadi orang baik. Kalau dia mati? Ya tergantung fase masa bertobatnya, apakah baru mulai, berada di tengah atau sudah selesai.

Fase kupu-kupu adalah yang paling indah dan berguna. Kalau kehidupan orang diibaratkan kupu-kupu, dia telah selesai menjalani masa bertobat, masa beralih menjadi orang baik dan kini menjadi orang baik. Betapapun semua orang pasti pernah berbuat salah, pernah ‘menjadi ulat’. Kalau orang meninggal dalam fase ini, dia akan mati sebagai orang baik.

Mati di sini bisa berarti mati beneran, alias berakhirnya masa hidup manusia, bisa berakhirnya masa ‘jabatan’ seseorang, misalnya sebagai pejabat, pegawai, pedagang, seniman, olah ragawan dan sebagainya.

Masa hidupnya atau masa ‘jabatan’ akan dikenang sebagai ‘ulat”, ‘kepompong’ atau ‘kupu-kupu’. Sebagai orang tidak baik, sebagai orang yang sudah berusaha menjadi orang baik dan sudah menjadi orang baik.

Semoga kita menjadi orang dalam fase ibarat sebagai ‘kupu-kupu’. Menjadi orang baik dan berguna bagi sesama, sekarang dan ketika mati kelak. Baik dengan ukuran manusia (duniawi) maupun baik menurut ukuran TuhanYang Maha Kuasa. (Widartoks 2016; dari grup FB-ILP)-FR

———

2-Lowongan Manajer
Seorang anak muda mendaftar untuk posisi manajer di perusahaan besar. Dia lulus interview awal, dan kini bertemu dengan direktur untuk interview terakhir. Direktur tahu dari CV-nya, si pemuda memiliki akademik yg baik. Dia bertanya” apakah kamu mendapatkan beasiswa dari sekolah ?” Kemudian si pemuda menjawab tidak.

“Apakah ayahmu yg membayar uang sekolah ?”
“Ayah saya meninggal ketika saya berumur 1 tahun, ibu saya yang membayarkannya”
“Dimana ibumu bekerja ?”
“Ibuku bekerja sebagai tukang cuci.”
Si direktur meminta si pemuda untuk menunjukkan tangannya. Si pemuda menunjukkan tangannya yg lembut dan halus.

“Apakah kamu pernah membantu ibumu mencuci baju ?”
“Tidak pernah, ibuku selalu ingin aku untuk belajar dan membaca banyak buku. Selain itu, ibuku dapat mencuci baju lebih cepat dariku.”
Si direktur mengatakan “aku memiliki permintaan. Ketika kamu pulang ke rumah hari ini, pergi dan cuci tangan ibumu. Kemudian temui aku esok hari.”

Si pemuda merasa kemungkinannya mendapatkan pekerjaan ini sangat tinggi. Ketika pulang, dia meminta ibunya untuk membiarkan dirinya membersihkan tangan ibunya. Ibunya merasa heran, senang tetapi dengan perasaan campur aduk, dia menunjukkan tangannya ke anaknya.

Si pemuda membersihkan tangan ibunya perlahan. Airmatanya tumpah. Ini pertama kalinya dia menyadari tangan ibunya sangat berkerut dan banyak luka.Beberapa luka cukup menyakitkan ketika ibunya merintih ketika dia menyentuhnya.

Ini pertama kalinya si pemuda menyadari bahwa sepasang tangan inilah yg setiap hari mencuci baju agar Ceritakan apa yg kamu lakukan dan kamu pelajari tadi malam di rumahmu ?”
Si pemuda menjawab,” saya membersihkan tangan ibu saya dan juga menyelesaikan cuciannya”
“Saya sekarang mengetahui apa itu apresiasi.

Tanpa ibu saya, saya tidak akan menjadi diri saya seperti sekarang. Dengan membantu ibu saya, baru sekarang saya mengetahui betapa sukar dan sulitnya melakukan sesuatu dengan sendirinya.
Dan saya mulai mengapresiasi betapa pentingnya dan berharganya bantuan dari keluarga”

Si direktur menjawab,”inilah yg saya cari di dalam diri seorang manajer. Saya ingin merekrut seseorang yg dapat mengapresiasi bantuan dari orng lain, seseorang yg mengetahui penderitaan orang lain ketika mengerjakan sesuatu, dan seseorang yg tidak menempatkan uang sebagai tujuan utama dari hidupnya”
“Kamu diterima”

Seorang anak yang selalu dilindungi dan dibiasakan diberi apapun yg mereka inginkan akan mengembangkan ” mental ke’aku’an” dan selalu menempatkan dirinya sebagai prioritas. Dia akan tidak peduli dengan jerih payah orangtuanya. Apabila kita tipe orang tua seperti ini, apakah kita menunjukkan rasa cinta kita atau menghancurkan anak2 kita ?

Kamu dapat membiarkan anak2mu tinggal di rumah besar, makan makanan enak, les piano, menonton dari TV layar besar. Tetapi ketika kamu memotong rumput, biarkan mereka mengalaminya juga. Setelah makan, biarkan mereka mencuci piring mereka dengan saudara2 mereka.

Ini bukan masalah apakah kamu dapat memperkerjakan pembantu, tetapi ini karena kamu ingin mencintai mereka dengan benar. Kamu ingin mereka mengerti, tidak peduli seberapa kayanya orangtua mereka, suatu hari nanti mereka akan menua, seperti ibu si pemuda.

Yang terpenting, anak2mu mempelajari bagaimana mengapresiasi usaha VB dan pengalaman mengalami kesulitan dan belajar kemampuan untuk bekerja dengan orang lain agar se gala sesuatu terselesaikan. (Aguk; dari grup WA-AMD)

——–

3-Belajar menjalani hidup dari buah
1. Jadilah jagung, jangan jambu monyet.
Jagung membungkus bijinya yg banyak tapi jambu monyet memamerkan biji yg cuma satu2nya.
Artinya : jangan suka pamer

2. Jadilah duren, jangan kedondong.
….Duren walaupun luarnya penuh duri tajam tapi dalamnya lembut dan manis. ….
Kedondong, luarnya mulus, rasa agak asam, didalam bijinya berduri pula ….
Artinya : jangan menilai seseorang dari luarnya….??

3. Jadilah bengkoang.
….Walaupun hidupnya didalam kompos sampah tapi umbinya/ isinya tetap putih bersih.
….Artinya : Jagalah hati, jangan terpengaruh lingkungan yang buruk. (Agus Broto; dari grup WA-78)-FR
———

4-Problem orang tua suka cerewet
Buat yg msh punya Ortu Lansia, Atau sdh menjadi Ortu Lansia, ada tulisan bagus untuk diHayati ….
Jika Anda merasa terganggu dgn Ayah / Ibu / Kakek / Nenek Anda yg sdh berusia lanjut, karena Mereka cerewet, suka ngomel, banyak bicara dll.

Tahukah Anda bahwa
“Sebenarnya dgn Cerewet, Suka cerita, Ngomel, dll, ini bentuk Verbal Catharsis”,
Yaitu Orang tua mengeluarkan unek2nya sehingga setelah melakukannya hatinya akan menjadi Plong, Lega & Nyaman…seperti baru di Infus Oxygen bertekanan Tinggi….!

Selama Orangtua msh mau Bicara, mengeluarkan Pikiran & terutama perasaannya dlm bentuk Verbal, ini tentu sgt Bagus, dari pada Mereka hanya diam saja. Semakin Mereka diam, tdk ada komunikasi, maka akan semakin tdk baik bagi diri Mereka.

Sbg anak / cucu kita perlu bijak memahami Kondisi & Situasi Orangtua kita. Seorang ahli hipnoterapis pernah berkata, “Walau saya bisa Hipnoterapi, Saya tdk akan Mensugesti ibu Saya agar Tenang & tidak Cerewet lagi. Memang Ibu saya ini cewewetnya Minta ampun. Namun, justru inilah yg membuat Beliau bisa Tetap sehat & Panjang umur. Saat ini Beliau berusia 92 tahun.”

Ingaaat, Saat kita kecil, kita ini juga cerewetnya minta ampun Looh, bicara hal2 yg TIDAK penting, suka meng-ulang2 apa yg sudah dikatakan atau ditanyakan. Namun, karena saat itu kita msh Kecil, msh baru Belajar bicara, cerewetnya dianggap Lucu & Menyenangkan.

Tetapi Saat seseorang menjadi tua, suka atau tdk suka ia akan kembali spti anak kecil. Namun, karena skrg tubuhnya sdh Tua, Renta & Keriput, cerewetnya tdk lagi Lucu & Menggemaskan, malah terkesan menjengkelkan.

Oleh krn itu, Sayangilah Orangtua apa adanya, dgn segala keluguan & kekurangan mereka, selama Mereka masih ada bersama Kita. Suatu saat nanti, saat suara mereka sdh tdk lagi terdengar, Kita pasti akan KANGEN & merasa KEHILANGAN .

Ingat, nanti Kita juga akan menjadi Tua, Renta, Keriput & Cerewet spti Orangtua kita. Semoga kita bisa memahaminya. (Ngreni; dari grup WA-78)-FR
———–

5-Di KA Ekonomi
[19:59 10/03/2016]: Dalam suatu kereta ekonomi non-AC yg lumayan panas, Seorang eksekutif muda, dengan jas elegan berdiri di disana. Sesak2an dengan penumpang lain.

Sesaat kemudian, ia membuka tablet Androidnya. Lebih besar tentu dibanding smartphone umumnya.

Ia memang sedang ada chat penting dengan para donatur. Chat tentang dana untuk membantu para korban kebanjiran.

Semua penumpang menoleh padanya atau meliriknya. Apa batin mereka?

Seorang nenek2 membatin, ‘Orang muda sekarang, kaya sedikit langsung pamer. Naik Ekonomi, pamer2an.’

Seorang emak2 membatin, ‘Mudah2an suami saya gak senorak dia. Norak di kelas Ekonomi bukan hal terpuji.’

Seorang gadis ABG membatin, ‘Keren sih keren, tapi ga banget deh sama gayanya. Kenapa ga naik AC kalau mau pamer begituan?’

Seorang pengusaha membatin, ‘Sepertinya dia baru kenal ‘kaya’. Atau dapat warisan. andai dia merasakan jerih pahit kehidupan; barang tentu tidak akan pamer barang itu di kelas Ekonomi. Kenapa ga naik AC sih?’

Seorang pemuka agama melirik, ‘Andai dia belajar ilmu agama, tentu tidak sesombong itu, pamer!’

Seorang pelajar SMA membatin, ‘Gue tau lo kaya. Tapi plis deh, lo ga perlu pamer gitu kalle’ ke gua. Gua tuh ga butuh style elo. Kalo lo emang pengen diakuin, lo bisa out dari sini, terus naik kereta AC.. ill feel gue.’ Seorang tunawisma membatin, ‘Orang ini terlalu sombong, ingin pamer di depan rakyat kecil.’

Si eksekutif menyimpan kembali tabletnya di tas. Ia membatin, Alhamdulillah, akhirnya para donatur bersedia membantu. Alhamdulillah, ini kabar baik sekali. Lalu, ia sempatkan melihat kantong bajunya. Ada secarik tiket kereta ekonomi.

Ia membatin ‘Tadi sempat tukar karcis dengan seorang nenek tua yang mau naik kereta sesak ini. Tidak tega saya. Biarlah dia yang naik kereta AC itu. Mudah-mudahan manfaat.

Sahabat..
Begitu berbahaya nya penghakiman. Sebuah kebaikan, tindakan kasih, bisa berubah total menjadi kejahatan hanya karna persepsi kita. Jaga persepsi kita, semua tak perlu kita nilai seperti penampakannya. (Sunarto SA; dari grup WA- P2 SunartoSA)-FR

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button
Close
Close