Selingan

Fikri sang santri dapat hadiah

Fikri sang santri dapat hadiah sepeda dari Presiden. Bbrp hari yl cerita ini sdh ada yang upload di Medsos berikut dg tambahan videonya sbg pelengkap. Anda bebas utk liat videonya dulu – krn ceritanya sdh tau.
Atau baca ceritanya lagi – spy ingat – baru kemudian liat videonya. Tapi kalau gak mau liat dan juga gak mau baca juga boleh. @yang tidak boleh tidak ada.
======

Ceritera budayawan Prie GS-Mencium tangan Fikri
“Beberapa waktu lalu, seorang santri menjadi firal di jejaring sosial karena menjawab keliru tiga nama menteri yang ditanyakan Presiden Jokowi saat Presiden berkunjung ke pesantren Tegalrejo Magelang. “Jawaban salah itu menimbulkan gelak tawa berkepanjangan karena nama2 yang ia sebut adalah nama2 besar: Ahok, Prabowo dan Megawati.

“Belum lama ini saya mendatangi pengasuh pesantren itu, *Gus Yusuf*, di Tegalrejo Magelang. Dan minta beliau berkenan mempertemukan saya dengan santri itu. “Namanya *Fikri*, asal Pekalongan. Saya bertanya kepadanya: bagaimana rasanya berdekatan dengan presiden dan menjawab pertanyaannya di depan khalayak.

‘’Jawaban Fikri: melayang layang, katanya. “Saya tanyakan juga, arti namanya saat ia usai menyebut nama lengkapnya. Pikiran yang bersih, jawabnya.
“Pikiranmu bersih tapi jawabanmu salah, canda saya. Dan ia tergelak ditingkah gelak hadirin”.

Jika tak ada perubahan, adegan ini akan Anda saksikan di acara TV teman makan sahur Anda di bulan Ramadhan ini. “Saya tanya ke Fikri lebih jauh tentang keadaannya se-hari2. Ayah ibunya orang2 sederhana. Mereka hanya bisa memberi bekal Fikri antara 300 hingga 400 ribu sebulan. Jumlah yang sangat kecil untuk biaya hidup seorang remaja dalam sebulan.

“Apakah jumlah itu cukup?
Dia menjawab: Kadang cukup, Kadang tidak.
“Kapan ia cukup, dan kapan ia tak cukup? – saya tanya.
Jawabnya; Saat saya sedang banyak hafalan dan kepala jadi berat. Butuh jajan gorengan.

“Dari sini, saya mengerti keadaan Fikri dan keluarganya. Maka ketika Presiden datang membawa sepeda gunung hadiah, Fikri, mengaku berdoa habis2an, agar sepeda itu dihadiahkan padanya.  “Doanya terkabul. Tapi Fikri memutuskan – sepeda itu akan ia kirim ke Pekalongan agar jadi kendaraan ayahnya. *Agar urusan ayah jadi mudah*, katanya. Keputusan yg sangat mulia dari seorang bocah yg lugu.

“Jawaban Fikri ini hampir saja membuat saya berteriak ‘’*cut*’’ pada sutarada.
Ini karena saya terharu dan sulit bicara.
“Tetapi segera saya memanipulasi perasaan dengan pertanyaan lanjutan:
_Jadi kamu lebih fokus pada sepeda itu, katimbang bertemu pesiden_
_Iya_, katanya

“Kembali ruangan pecah oleh gelak tawa.
“Kebetulan saat itu, Gus Yusuf sedang menceritakan Rasulullah pernah bersalaman dengan sahabat bertangan kasar. Sahabat itu menjawab ia harus kerja keras tiap kali demi cari nafkah untuk keluarganya.
“Sebuah jawaban yang membuat Rasul menjangkau tangan kasar itu kembali dan menciumnya.

“Cerita itu juga hampir membuat saya berteriak ‘*cut* untuk kedua kali.
Lalu saya bertanya pada Gus Yus, *apakah juga boleh* kalau saya mencium tangan Fikri. ‘
“*Ciumlah*,’’ kata Gus Yusuf.
“Dan saya mencium tangannya. Tangan Fikri..

“Adegan itu mungkin dibalut gelak tawa, tetapi sesungguhnya – saat itu – saya sedang ber-sungguh2 mengajar diri sendiri, untuk tunduk kepada siapapun yg *mengajarkan kebaikan*.
“Kepada bapak ibu saya: *Saya tidak semulia Fikri*.
Saya terkenang-kenang terus kebahagiaan anak itu saat mengirim ayahnya sepeda.

“Kepada Gus Yusuf saya bertanya: _Sempat singgah kritik, santri Anda tak hafal nama menteri?_
_Tak mengapa. Pertanyaan serupa tak ditanyakan di alam kubur_, jawab Gus Yusuf..
(Agus Suryono; dari grup FB-ILP; sumber dari  PRIE GS; sumber dari https://www.facebook.com/priegs.refleksi/posts/10154264267584456:0)-FR

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button
Close
Close