Memulai bisnis(5)-Banyak sedekah rejeki melimpah
// Saya ini passion-nya menulis, bukan bisnis. Jadi kalau tulisan ini tentang bisnis, ya anggap saja ini cerbung saja, cerita selingan, tulisan hiburan di forum ini. Namun demikian bahan tulisan merupakan hal yang kongkrit //
Dalam berbisnis, kalau banyak sedekah (membantu orang lain) akan banyak berkah dan semoga rejeki melimpah. Sedekah artinya membantu/ memberi orang lain, bisa dalam bentuk uang, harta benda, ngajari, membimbing, membantu memasarkan, dsb.
Yang paling mudah dan paling sering mungkin, misalnya ada teman mulai usaha jualan kue. Membantunya ya dengan membeli kuenya. Istri saya sekalipun usahanya kecil, dengan hasil minim, tapi sering mendorong teman-temannya (ibu-ibu Telkom) untuk berbisnis.
Alhamdulillah beberapa orang sudah mulai berbisnis, ada yang jualan kue, baju, malah buka toko beras, sampai ayam garang asem, padahal suaminya masih aktif bekerja di Telkom. Nah, bentuk sedekah ke mereka adalah memberi support dan membeli dagangannya.
Makanya di rumah kadang saya lihat banyak kue, ternyata itu hasil pembelian ke teman-teman kantor. Kadang ada tukang peuyeum lewat dan kayaknya kurang laku, beli. Ada tukang mie malam-malam, hujan, beli. Ini contoh bentuk sedekah sederhana namun mudah dilakukan. Anda tentu bisa berbuat jauh lebih baik.
Tentu bisa juga dengan uang dan harta benda. Memang sih kalau kita sedekah dengan uang, sepertinya uang akan berkurang, namun sebenarnya tidak. Agama bilang, kalau sedekah, maka harta, usaha kita akan berkah. Berkah artinya bertambah banyak kebaikannya.
Jangankan orang beragama, penjudi, penjahat saja sering menyihkan uangnya untuk orang lain, istilahnya “buang sial” katanya (saya lihat di televisi begitu).
Ada ustadz namanya Yusuf Mansur dan sering muncul di televisi. Dia ini selalu menganjurkan untuk bersedekah, sedekah dan sedekah, kalau mau harta kita bertambah (termasuk dari berbisnis). Makin besar sedekah, makin besar yang akan diterima, katanya.
Jadi sedekahlah, makin banyak makin bagus, kalau toh tidak sesuai benar dengan harapan (dalam konteks bisnis), tetap dapat pahala, tetap bisa mengurangi dosa. Atau mungkin di belakang hari baru dapat “untungnya” . . . . . Bersambung………….. (Widarto-ks 2016; dari grup FB-BPTg)-FR