Hikmah dari kekalahan (TA 117)
Kadang Allah SWT menimpakan musibah, menguji dan menitipkan hikmah-Nya. Perang Uhud yang dimenangkan kaum Quraisy menyisakan perubahan suasana di Madinah. Kewibawaan Islam menyurut, sehingga kaum Yahudi dan para munafik seolah beroleh angin.
Mereka mulai menebar permusuhan dan meniupkan gosip. Mengamati situasi yang keruh ini, Rasulullah langsung mengadakan konsolidasi.
Pertama, beliau memperkuat semangat pasukan Islam dan kembali mempersiapkan pasukannya kembali untuk menghadang kemungkinan pasukan Quraisy kembali menyerbu Madinah. Dugaan Rasul tepat, pimpinan pasukan Quraisy, Abu Sufyan yang karena tergesa-gesa meninggalkan Uhud.
Dia menyesal mengapa mereka tidak menyerbu Madinah dan mengambil harta rampasan serta para wanita untuk tebusan, berniat balik kembali ke Madinah. Namun niat ini diurungkan setelah mendengar Rasul telah bersiap untuk menghadang dan memukul balik.
Nabi mengutus pasukan khusus pimpinan Abu Salamah untuk membersihkan kabilah2 di sekitar Madinah yang mengumpulkan pasukan untuk mengganggu kaum muslimin yang sedang kondisi lemah. Abu Salamah berhasil melaksanakan tugasnya dengan baik, namun ia wafat karena lukanya saat perang Uhud.
Musuh-musuh Islam mulai berani menghianati Nabi, Islam kehilangan guru-guru terbaik yang ditugaskan untuk mengajarkan Islam karena perbuatan pengecut ini. Insya Allah akan kami kisahkan di seri yang lain.
Dibalik kekalahan di perang Uhud, terbukalah, terang benderang mana sahabat sejati yang teguh iman Islamnya dan mana musuh2 dalam selimut serta kaum munafik berbahaya. Yang tak diperhitungkan orang2 Mekah bahwa dengan kekalahan ini, justru kaum muslimin menjadi lebih kokoh dan kompak.
Dalam surat Al Ankabut Allah berfirman, “Apakah manusia mengira, mereka dibiarkan hanya dengan mengatakan, Kami telah beriman dan mereka tidak diuji? Kami telah menguji orang2 sebelum mereka, Allah pasti tahu orang2 yang benar dan pasti mengetahui orang2 yang dusta”.(QS Al Ankabut 29:2-3).
Suka tidak suka, mau tidak mau ujian akan menimpa kita dan insya Allah kita tidak lari dari cobaan Allah, namun mengadapinya dengan kesabaran. (Sadhono Hadi; dari grup FB ILP)-FR