Menuntut ilmu sampai negeri China
Begitulah ungkapan Arab yg populer. Saking populernya sampai2 disangka hadits. Beberapa hari y.l. saya dapat pesan di inbox dari sahabat tentang oleh2 perjalanan ke negeri China. Saya kira pesannya relevan untuk diketahui oleh mereka yg berkecimpung di bidang logistik, distribusi, dan juga pertanian.
Monggo, silahkan disimak, dan jika menarik dapat dielaborasi sebagai tambahan pengetahuan bagi kita semua. Colek … Pak Asep Saefulbachri Ramli, Pak Benyamin Haris, Pak Muchtar AF, Pak Pan Supandi … para pelaku UKM, dan sahabat2 BPTg pada semuanya. Salam sukses.
We serve the Earth – Belajar dari Negeri China
IAPI (Ikatan Ahli Pengadaan Indonesia) diundang ikut Global Supply Chain Forum di China 20/7/ 2006 yang lalu, forum yang membuka mata kita betapa pengelolaan Supply Chain Management menjadi sesuatu yang wajib dilakukan untuk memenangkan persaingan bisnis dan menguasai dunia.
China dengan big visionnya “To serve the Earth” melakukan berbagai inovasi sehingga barang yang dibuat di China (Manufactured in China) bisa sampai di pelosok muka bumi ini berharga yang tidak bisa dikalahkan produk lokal sekalipun jika negara itu tidak melakukan proteksi produk dalam negerinya.
Merk boleh Mercy, BMW, Audi, Apple, Blackberry, dll tapi manufactured in China, Our factory is world class factory. Tidak ada satu pabrik sejenis didunia yang dapat mengalahkan efisiensinya. Pabrik di China sudah bertransformasi dari pabrik untuk produk dengan kualitas rendah dan murah menjadi pabrik yang dapat memproduksi produk dengan kualitas yang diinginkan pemesan.
Jangan heran jika kita naik Mercy, Volvo, VW itu semua dibuat di China. Untuk Consumer product China memperkenalkan layanan O2O (Online to offline) services, mereka membuat jaringan pemasaran dari barang keluar pintu pabrik hingga terima didepan depan pintu konsumen dengan hanya mengklik order di HP konsumen.
China mempersiapkan lebih dari 5(lima) juta toko yang dapat menghubungkan UKM/UKM, aggregator atau pabrik2 mereka keseluruh dunia. Bagaimana bisa?
Kunci sukses China ini betapa besarnya peran asosiasi, China Federation of Logistics & Purchasing (CFLP) , adalah federasi yang beranggotakan ratusan ribu profesional yang bekerja di bidang Procurement, Logistik atau Supply Chain Management, lebih dari ribuan perusahaan dan asoasiasi –asosiasi SCM sejenis diberbagai kota Industri China.
Acara Global SCM forum dilaksanakan dikota Shenzen dan diselenggarakan oleh Shenzhen Logistics and Supply Chain Management Association , anggota China Federation of Logistics & Purchasing (CFLP) , seperti DPD IAPI dibeberapa kota provinsi.
Asosiasi SCM Shenzen terletak di kota shenzen, beranggotakan ribuan professional dan lebih dari 7000 perusahaan ,memiliki gedung sendiri berlantai 6(enam) lengkap dengan segala fasilitasi training,R&D, akomodasi dll.
Kegiatan utama asosiasi adalah melakukan:
1.Peningkatan kompetensi anggota (personal dan perusahaan) dengan kegiatan training dan sertifikasi
2. Melakukan promosi dengan menyelenggarakan seminar dan ekspo rutin diseluruh china
3.Melakukan R&D dalam menemukan cara atau metoda efisiensi baru dalam procuremen,Logistik/SCM
4.Menjadi jembatan/bridge antara industri dan pemerintah.
Asosiasi SCM mendrive arah dan kebijakan pemerintah, mewujudkan vision O2O services to serve the earth dengan cara paling efisien. Pemerintah China mengeluarkan berbagai aturan sesuai saran dan kebutuhn industri, mereka mendirikan banyak sekali industrial2 estate yang semua resources untuk produksi ada disatu lokasi .
Konsep konsolidasi dan shared services sebagai metoda melakukan efisiensi dalam SCM dilakukan dengan baik, mereka menyebut pemerintah mereka Government Enterprises . China membangun kota2 industrinya diawali pembinaan terhadap UKM dan bisnis swasta daerah yang disebut sebagai Township and Village Enterprises (TVEs) .
Pusat-pusat industri seperti Shenzen,Guangzhou,Shanghai, dll tumbuh menjadi kota industri berskala dunia.Pemerinth China melakukan pemberdayaan industri mereka secara serius dan all out. Pemerintahnya memberikan subsidi yang diharamkan atau ditentang oleh negara-negara G7 seperti AS,German dan negara2 besar lainnya.
Program subsidi atau bantuan pemerintah china terhadap produsen di negaranya antara lain:
1. Pengurangan pajak penghasilan
2. Pengecualian pengenaan pajak pertambahan nilai (PPN)
3. Pengecualian pengenaan tarif
4. Pemberian kredit murah
5. Restitusi atas pajak penghasilan kepada perusahaan pembeli peralatan dan aksesosi dalam negeri
- Restitusi PPN kepada perusahaan pembeli peralatan dan aksesosi dari dalam negeri China dengan lobi internationalnya sangat aktif mempromosikan free trade zone area/ community, marketing strategi yang supercanggih yang ujung-ujungnya adalah sarana membuka masuknya produk China dengan tanpa perlawanan.Ketika produk china dengan kualitas sama atau lebih baik bisa dijual berharga 40-50% didepan pintu gerbang pabrik lokal, siapa bisa melawannya? Dua fenomena yang kontradiktif, kita senang dapat barang dengan kualitas sama atau lebih bagus dari produk lokal sambil melihat saudara kita jadi pengangguran karena pabrik tempatnya bekerja ditutup kalah melawan produk China.
Pada pembukaan acara Global forum, Chairman Asosiasi SCM Shenzen yang juga CEO perusahan SCM /perusahaan distribusi china yang tahun 2015 beromzet 300 Triliun Rupiah) mengatakan , Kunci sukses kami : kami punya Mimpi (Dream), kami wujudkan mimpi kami dengan kerja keras (Down to earth) dan Kami melakukan sesuatu dengan benar dari suatu yang benar (DO things Right from The Right Things).
Ketiga statement diatas membuat perusahaan sangat kuat, secara kota/kawasan dengan konsep SCM collaborationnya jadi kota/kawasan industri yang efisien dan kompetitif dan negara mereka menjadi super power. Mereka melakukan berbagai SCM innovation dan mempraktekannya
Mereka mempraktekan teori Consolidation, Shared services, Integration, UKM empowerment, Collaboration, Government enterprise bahkan pemerintahnya memberikan subsidi dan proteksi terhadap kepentingan dan ekspansi bisnis. Semua dilakukan dalam mewujukan visinya To serve the earth dengan the most efficient way, Strategi memenangkan perang dizaman modern.
Pelajaran dan Warning dari Negeri China Jelas pelajaran bagaimana berusaha dizaman modern, melakukan efisiensi luar biasa di mata rantai pengadaan barang/jasa, bagaimana mengimplementasikan Strategic Procurement menjadi pelajaran mahal bagi para ahli pengadaan, logsitik dan SCM Negeri ini.
Kita masih berteori dan berdiskusi bagaimana mengimplementasikan konsep konsolidasi (menggabungkan ribuan paket pengadaan yang dipecah-pecah dengan berbagai alasan dan motivasi) , mereka sudah menggabungkan kebutuhan persektor industri bahkan seluruh negeri dengan melakukan impor, berproduksi disuau zona/fasilitas dan ekspor bersama.
Ketika mereka sudah menerapkan praktek shared dan collaboration services , kita saling berlomba membeli .mengusahakan gudang, kapal, alat komunikasi, transportasi dll sendiri atau tidak mau bergabung bersama (dengan segala alasan dan motivasi).
Kita bangga jadi salah satu pencetus ASEAN sebagai free trade area (AFTA), tapi mereka menjadikan itu suatu consolidated demand, agregasi pasar luar biasa. Jika produksi tadinya hanya ditujukan ke masing2 negara Malaysia, Singapore, Thailand dll, kini tujuannya ke pasar ASEAN, pasar berjumlah penduduk lebih dari setengah negeri china (plus 650 juta orang), selain juga pasar dibelahan bumi lainnya.
Kata-kata belajar hingga ke negeri China, untuk bidang Suply Chain Management benar adanya, tidak bisa dipungkiri . Dengan konsep O2O (online to offline) servicenya china sudah mempersiapkan 5(lima) juta koneksi kesemua outlet atau distributor diseluruh dunia.
Kampanya Free trade area sebagai senjata penjebol benteng-benteng “barer to entry” setiap negara sangat sukses dipromosikan.Dunia terutama negara-negara berkembang dikondisikan menjadi “merasa bersalah” jika tetap memasang “Barrier to entry” terhadap serbuan produk asing.
Malah dengan bangga banyak negara-negara berkembang mendeclare negaranya adalah negara pendukung free trade area, kami adalah negara demokrasi yang membuka dan memberi kesempatan kepada seluruh dunia, padahal dinegara produsen itu sendri mereka menerapkan praktek subsidi,proteksi atau “Barier to Entry” yang luar biasa ketatnya.????
Indonesia sebagai negara besar dengan penduduk dan tatanan geografis yang luar biasa luas,negeri dengan potensi dapat menjadikannya suatu negera yang kuat,mandiri dan makmur telah terperangkap menjadi salah satu negeri dengan tingkat penerimaan produk impor paling tinggi di ASEAN.
Hal logis dengan penduduk lebih dari 250 juta indinesia jadi pasar menggiurkan. Konsep tol laut atau dari berbagai sumber adalah implementasi dari Silk roadnya china, akan menjadikan jalur distribusi barang yang sangat efisien keseluruh pelosok Indonesia.
Dengan disain free trade zone area -ASEAN, semua produk itu akan masuk langsung kepelosok desa dengan harga hanya setengah bahkan bisa lebih murah dari produk UKM manapun.
Konsep Innovation in Supply Chain Managament menjadikan kita bangga mengetahuinya bahkan perlu belajar hingga kenegeri China, tetapi disisi lain dinegeri ini telah menjadikan ribuan petani-petani kita menjual sawah atau meninggalkan kampungnya merantau kekota besar menjadi kuli atau tukang ojek.
Hal ini menjadi Konsekuensi dan tantangan kita semua bagaimana agar tetap ikut dengan arus dan pola operasi modernisasi global atau inovasi SCM ini,tetapi tetap dapat menjadikan petani kita petani yang sejahtera.
Petani yang mereka bangga menjadi petani dan dapat berpenghasilan minimal atau lebih besar dari UMR (Upah Minimum Rata-Rata) didaerah mereka, mengalahkan penghasilan menjadi kuli atau tukang ojek dikota-besar yang terpaksa dilakukan walau bukan kompetensi mereka…(KR-IAPI-Aug2016).
Begitu masif dan terintegrasi ! Siapa bisa melawan? Negara menunjukkan eksistensinya melindungi dan melayani warga negaranya dlm berbisnis global. [Akung Pras; dari grup FB-ILP ; sumber dari Supriyanto; https://groups.google.com/forum/#!topic/migas-indonesia-google/wZBJB_7ztyM].-FR