Terlena (TA 152)
Belakangan ini kita terkejut, menyaksikan beberapa tokoh, bintang publik yang dikagumi banyak orang, salah langkah dan tergelincir. Panggung publik sesungguhnya sudah dalam genggamannya dan pada puncak yang nyaman mereka terlena dan lepaslah semua ketenaran dan pesona.
Sayang, mereka sesungguhnya pribadi-pribadi yang baik dan menjadi idola banyak orang. Memang, hal yang paling ditakutkan dalam kemapanan adalah kenyamanan yang bisa membuat terlena. Saya berharap mereka mampu bangkit kembali, sekalipun hal itu sungguh tidak mudah.
Allah SWT memerintahkan umat-Nya senantiasa pandai bersyukur atas segala nikmat-Nya. Dengan bersyukur, kita diingatkan bahwa kemapanan, ketenaran semua adalah karunia-Nya semata. Semua adalah atas ijin-Nya. Dengan selalu bersyukur dan rendah hati, maka terhindarlah kita dari terlena dan salah langkah.
Perhatikan bacaan shalat, saat berdiri setelah ruku’, “Allah Maha Mendengar orang yang memuji-Nya”, disusul dengan pujian yang luar biasa, “Wahai Rabb kami, hanya bagi-Mu lah segala puji, sepenuh langit dan sepenuh bumi, serta sepenuh segala sesuatu yang Engkau kehendaki setelah itu”.
Makna dari pujian itu, tiada lain, segala nikmat yang kita peroleh hanyalah dari-Nya. Kepada-Nya-lah kita bersyukur dan berterima kasih. (Sadhono Hadi; dari grup FB ILP)-FR