Randu (BT 113)
Masa kejayaan kapuk Randu Indonesia, pernah nomor satu sedunia, kini redup, dan habis dihanyutkan oleh kasur busa atau spring-bed. Hampir tidak ada lagi orang pakai kasur kapuk randu, sekalipun kenyamanan tidur di atas kasur kapuk yang habis dijemur, tidak tergantikan.
Penggusuran kasur kapuk ini menumbangkan ribuan pohon randu, dan juga mematikan pangan tukang kasur keliling, bersepeda dengan mesin jahit tangan, benang bol, jarum besar dan kain kasur bergaris….. sur …… kasur …… teriaknya sepanjang jalan.
Tidak ada lagi yang bisa diambil manfaat dari pohon randu selain kapuk. Kayunya rapuh, kelas kayu bakar, sesekali orang membuat wayang golek dari kayu randu yang putih, sehingga mudah di ukir dan dicat warna-warni. Mungkin bijinya bisa dipakai sebagai minyak nabati, tapi bukan di negeri kita yang kaya dengan minyak nabati dari tanaman lain.
Ceiba pentandra ini jadi pohon yang besar dan tinggi dengan dahan2 melintang 90 derajat. Kapuknya yang putih itu adalah pembungkus biji, sehingga buah keringnya menjadi sangat ringan, hanyut ke sungai dan tumbuh di tempat lain di hilir sungai.
Satu pohon yang sudah lumayan tua bisa menghasilkan dua kuintal kapas dalam sekali panen. Dengan pudarnya kejayaan kapuk randu, maka pohon randu banyak ditebang dan dipakai sebagai kayu bakar. Rupanya gerakan go-green belum menyentuh masalah, perkasuran. (Sadhono Hadi; dari grup FB ILP)-FR