Amalan ringan yang besar pahalanya
Ajaran Islam dapat dibagi atas dua bagian, yaitu akidah (keyakinan) dan amal (perbuatan). Ajaran bidang akidah bertujuan mendorong dan membimbing manusia mengembangkan dirinya menuju kesempurnaan pandangan, pemahaman, dan keyakinan atau iman, sedang ajaran bidang amal bertujuan mendorong dan membimbing manusia dalam mengembangkan amal2 sehingga tercapai kesempurnaan ‘amali (praksis).[1]
Meskipun tidak menyebut istilah akhlaq (akhlak) secara eksplisit, selain bentuk tunggalnya khuluq, Al-Qur’an berkali-kali menyebutkan konsep yang berkaitan dengan kualitas mental dan perilaku manusia, seperti khair, birr, salih, ma’ruf, hasan, qist, sayyi’ah, dan fasad.
Di samping itu, Al-Qur’an juga menjelaskan norma etis yang bersifat perintah dan larangan, seperti keharusan berlaku adil dan larangan berbuat zalim, keharusan berbakti kepada orangtua dan larangan menyakiti mereka. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa Al-Qur’an merupakan ajaran akhlak Rasulullah SAW.[2]
Diantara yang diajarkan Rasulullah SAW pada kita adalah rutin mengamalkan amalan shalih meskipun amalan itu sedikit dan ringan, atau bahkan dipandang remeh oleh sebagian orang. Namun ternyata tanpa kita sangka, ternyata amalan tersebut mengandung pahala yang besar.
Berikut adalah beberapa amalan yang mudah dan ringan untuk dilakukan, namun besar pahalanya, berdasarkan hadits yang shahih:
Pertama, membaca : SUBHAANALLAHI WA BIHAMDIHI, SUBHAANALLAHIL ‘ADZIIM
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Ada dua kalimat yang dicintai oleh Allah, ringan di lisan, dan berat ditimbangan: (yaitu bacaan) subhaanallaahi wa bihamdihi subhaanallaahil ‘adzim [Mahasuci Allah dan dengan memujiNya, Mahasuci Allah Yang Mahaagung]”[3]
Kedua, wudhu dengan sempurna dan membaca do’a, sebagaimana hadits berikut :
Dari Umar bin Khattab, Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang berwudhu dengan sempurna, kemudian selesai wudlu dia membaca: asyhadu allaa ilaha ilallah wa anna muhammadan abdullahi wa rasuuluh
[aku bersaksi bahwa tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah, dan bahwasanya Muhammad adalah hamba Allah dan RasulNya], maka akan dibukakan untuknya pintu surga yang jumlahnya delapan, dan dia boleh masuk dari pintu mana saja yang dia sukai.”[4]
Ketiga, menghadiri shalat Jum’at di awal waktu, dengan memperhatikan adabnya.
Dari Aus bin Aus Ats Tsaqafi, bahwa Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang membasuh (kepalanya) dan mencuci (seluruh tubuhnya) di hari Jum’at (mandi besar, ed.), lalu berangkat ke masjid lebih awal, dan dia mendapatkan khutbah dari awal, dia berjalan dan tidak naik kendaraan, dia mendekat ke khatib, konsentrasi mendengarkan khutbah dan tidak berbicara maka setiap langkahnya (dinilai) sebagaimana pahala puasa dan shalat malam selama setahun.”[5]
Keempat, shalat Dhuha dua rakaat
Dari Abu Dzar, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Setiap ruas tulang kalian wajib disedekahi, setiap tasbih, tahmid, tahlil, dan takbir bernilai sedekah, amar ma’ruf nahi munkar bernilai sedekah, dan semua kewajiban sedekah itu bisa ditutupi dengan dua rakaat shalat Dhuha.”[6]
Kelima, berdzikir di masjid setelah shubuh.
Dari Anas bin Malik, Nabi shallallahu ‘alaihi was salam bersabda: “Barangsiapa yang shalat Subuh berjamaah, kemudian tetap duduk di masjid sampai terbit matahari, kemudian shalat dua rakaat maka dia mendapat pahala haji dan umrah, sempurna, sempurna.”[7]
Keenam, membaca Al Qur’an.
Dari Abdullah bin Mas’ud, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Al Qur’an maka dia mendapat satu pahala kebaikan. Dan setiap satu pahala itu dilipatkan menjadi 10 kali….”[8]
Ketujuh, membaca dzikir ketika masuk pasar atau tempat keramaian.
Dari Abdillah bin Amr bin ‘Ash, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang masuk pasar kemudian dia membaca: laa ilaha illallahu wahdahu laa syarikalahu lahul mulku wa lahul hamdu yuhyi wa yumiit wa huwa hayyun laa yamuutu, biyadihil khair, wa huwa ‘ala kulli syai’in qadiir
[tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah tiada sekutu bagiNya, milikNyalah seluruh kerajaan. Dan milikNyalah seluruh pujian, Dia menghidupkan dan mematikan, dan Dia Mahahidup dan tidak mati, di TanganNyalah segala kebaikan, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu] maka Allah catat untuknya sejuta kebaikan, Allah hapuskan sejuta kesalahan, dan Allah angkat untuknya satu juta derajat.”[9]
Kedelapan, shalat berjama’ah di masjid.
Dari Abu Umamah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang keluar dalam keadaan suci, menuju masjid untuk melaksanakan shalat jama’ah maka pahalanya seperti pahala orang yang sedang haji dalam keadaan ihram.”[10]
Kesembilan, berdzikir ketika terbangun dari tidur (nglilir -bhs. jawa)
Dari Ubadah bin Shamit, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang terbangun (nglilir) ketika tidur malam kemudian dia membaca: laa ilaha illallahu wahdahu laa syarikalahu lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai’in qadiir. Alhamdulillah, wa subhanallah, wa laa ilaha illallah wallahu akbar wa laa haula wa laa quwwata illa billah
[tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah semata tiada sekutu bagiNya, milikNyalah seluruh kerajaan, milkNyalah segala pujian, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Segala puji milik Allah, Mahasuci Allah, tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah, Allah Mahabesar. Tiada daya dan kekuatan kecuali dari Allah] kemudian dia beristighfar atau berdo’a maka akan dikabulkan. Jika dia berwudhu kemudian shalat dua rakaat maka shalatnya diterima.”[11]
Kesepuluh, Shalat sunnah dua rakaat sebelum subuh.
Dari ‘Aisyah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Shalat dua rakaat sebelum subuh lebih baik dari pada dunia dan seisinya.”[12]
Kesebelas, membaca shalawat.
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang membaca shalawat untukku sekali, maka Allah akan memberikan shalawat kepadanya sepuluh kali.” (HR. Muslim)
Dalam riwayat lain: “Barangsiapa yang membaca shalawat untukku sekali, maka Allah akan memberikan shalawat kepadanya sepuluh kali, dihapuskan sepuluh kesalahan, dan diangkat sepuluh derajat.”[13]
Kedua-belas, menjawab adzan dan membaca do’a setelah adzan.
Dari Jabir bin Abdillah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang mendengarkan adzan kemudian dia membaca do’a: Allahumma rabba hadzihid da’watittammah washshalatil qa’imah, ati muhammadanil wasilata wal fadhilah wab’ats-hu maqamam mahmudanilladzi wa’adtahu
[Ya Allah, Rabb pemilik panggilan yang sempurna dan shalat wajib yang ditegakkan, berikanlah kepada Muhammad wasilah dan fadhilah. Bangkitkanlah beliau ke tempat terpuji yang telah Engkau janjikan kepadanya.] maka dia berhak mendapat syafaatku pada hari kiamat.”[14]
Ketiga-belas, membaca dzikir setiap pagi dan sore. Diantara dzikir yang disyariatkan adalah membaca : ‘subahanallah wa bihamdihi‘’
Dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa di waktu pagi dan sore membaca: ‘subahanallah wa bihamdihi‘ seratus kali maka tidak ada seorang pun yang datang pada hari kiamat dengan membawa pahala yang lebih baik dari pahala yang dia bawa, kecuali orang yang membaca seperti yang dia baca atau lebih banyak.”[15]
Keempat-belas, mengajak orang lain untuk melakukan kebaikan
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang mengajak kepada kebaikan maka dia mendapatkan pahala sebagaimana pahala orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun. Dan barangsiapa yang mengajak orang lain untuk melakukan kesesatan dan maksiat maka dia mendapat dosa sebagaimana dosa orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi dosa mereka sedikit pun.”[16]
Kelima-belas, rajin beristighfar.
Dari Ibn Abbas, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang rajin beristighfar maka Allah akan berikan jalan keluar setiap ada kesulitan, Allah berikan penyelesaian setiap mengalami masalah, dan Allah berikan rizki yang tidak disangka-sangka.”[17] *** (opch)
[1] Ensiklopedi Tematis Dunia Islam (Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve), h. 9.
[2] Ensiklopedi Tematis Dunia Islam (Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve), h. 325.
[3] HR. Al Bukhari
[4] HR. Muslim
[5] HR. Abu Dawud, At tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, dan dinilai shahih oleh Al AlbaniAbu Zur’ah mengatakan: “Saya tidak pernah menjumpai satu hadits yang menceritakan pahala yang besar dengan amal yang sedikit yang lebih shahih dari hadits ini.”
[6] HR. Muslim & Abu Daud
[7] HR. At Tirmidzi dan dinilai hasan oleh Al Albani
[8] HR. At Tirmidzi, At Thabrani dan dinilai shahih oleh Al Albani
[9] HR. At Tirmidzi, Al Hakim, Ad Darimi dan dinilai hasan oleh Al Albani
[10] HR. Abu Dawud dan dinilai hasan oleh Al Albani
[11] HR. Bukhari & Abu Dawud
[12] HR. Muslim
[13] (HR. An Nasa’i, shahih)
[14] HR. Bukhari
[15] HR. Muslim
[16] HR. Muslim
[17] HR. Abu Dawud, hasan lighairihi