Bermenung-TIdak menunda berbuat baik
Sepekan yang lalu, tetangga Pak Sabar yang bernama Pak Sukur mengadakan acara doa bersama di rumahnya. Hajatnya, mendoakan kakak pertama dan istri kakaknya itu yang wafat setahun dan tiga tahun lalu. Karena acara sangat sederhana, yang diundang hanya ibu2 tetangga saja.
Ada kakak lain Pak Sukur yang masih hidup dan tinggal di satu kota tidak diundang. Bibinya sudah mengingatkan agar kakaknya itu diundang. Pak Sukur menjawab tidak perlu, sebab acara sangat serderhana. Yang diundang juga tidak banyak.
Beberapa hari lalu, kakaknya yang tidak diundang itu meninggal dunia. Pak Sukur sangat sedih dan menyesal kenapa sepekan lalu dia tidak diundang. Saking sedih dan menyesalnya sampai menangis.
Kisah berbeda. Beberapa bulan lalu Pak Sabar mendapat undangan temannya yang mantu di Bekasi. Pak Sabar berniat datang bersama istri. Kebetulan pas hari H, Pak Sabar ada kerjaan di Jakarta, maka di undangan itu dia datang sendiri, sebab langsung ke tempat bekerja di Jakarta. Istri tidak jadi diajak.
Beberapa hari lalu, teman Pak Sabar yang mantu itu meninggal dunia. Padahal sehari-hari dia sehat walafiat. Pak Sabar juga beberapa kali mengalami, menjenguk temannya di rumah sakit karena istrinya melahirkan atau ada yang sakit.
Karena hari datangnya terlambat, yang dijenguk sudah pulang. Ini sih lumayan, yang dijenguk sudah sehat. Demikianlah, seyogyanya kalau ada kesempatan berbuat baik itu jangan dilewatkan dan jangan ditunda-tunda , takutnya kesempatan itu tidak datang lagi. (Widharto KS-2017; dari grup FB-ILP)-FR