Pesawat buatan bandung yang mendunia
Jakarta-PTDI BUMN dirgantara dengan deretan pesawat canggih banyak diekspor ke negara2 di dunia sebagai kebutuhan transportasi sipil dan militer. Sejak awal berdirinya di 1976, PTDI sudah memproduksi 403 pesawat terbang dengan berbagai jenis pesawat.
Berdasar data PTDI yang dirangkum detikFinance, produksi pesawat terbanyak PTDI jenis NBO-105; 122 unit. NBO 105 helikopter ringan, serbaguna, dan bermesin ganda. Produk terlaris ke-2: NC212 yang diproduksi 105 unit. NC212 kini dikembangkan jadi NC212i berkapasitas 28 penumpang. Pesawat ini dapat digunakan mengangkut pasukan perang, survei udara, angkutan logistik, evakuasi medis dan angkutan VVIP.
Pesawat jenis ini mampu melesat 360 km per jam atau 195 knots dengan tinggi maksimum 25.000 kaki dari laut. Pesawat NC212i dilengkapi dengan dua mesin Honeywell TPE-331-12JR-701C turboprop engines dan dua propeller 4-bladed Dowty Rotol type, constant speed propeller R334/4-82-F/13.
Selanjutnya, pesawat CN235 yang sudah diproduksi sebanyak 64 unit. Pesawat CN235 sendiri terdiri atas tiga jenis, yaitu CN235-220 Civil, CN235-220 Military, serta CN235-220 Mission dengan berbagai kegunaan yang berbeda-beda.
Pesawat ini banyak digunakan oleh angkatan militer negara di dunia, antara lain Thailand, Senegal, dan Nepal baru saja memesan pesawat ini. Selain itu tentunya TNI juga menggunakan pesawat ini.
Kemudian ada helikopter BELL 412 yang sudah diproduksi sebanyak 63 unit. Helikopter serbaguna ini banyak digunakan oleh angkatan militer di berbagai negara di dunia.
Helikopter kelas medium ini mampu mengangkut 15 orang dengan rincian, 2 pilot dan co-pilot serta 13 penumpang. Helikopter ini dapat digunakan untuk kebutuhan militer, evakuasi bencana, dan kebutuhan operasional lainnya.
Sisanya adalah NAS332 sebanyak 21 unit, NSA330 11 unit, CN295 9 unit, AS365 4 unit, AS550 3 unit, dan H225M (EC725) sebanyak 2 unit.
Jika dihitung dalam 6 tahun terakhir, terhitung 2012-2017, PTDI telah menyerahkan 58 unit pesawat dan helikopter kepada pembelinya. Pesanan terbanyak adalah helikopter BELL 412EP sebanyak 30 unit.
Sebanyak 30 unit helikopter BELL 412EP, antara lain dipesan oleh TNI AD sebanyak 26 unit, TNI AL 3 unit, dan POLRI 1 unit.
Kemudian ada CN295 sebanyak 9 unit yang seluruhnya dipesan oleh TNI AU. Tak ketinggalan ada CN235 sebanyak 7 unit yang antara lain dipesan oleh DAPA/KCG Korea, Senegal Air Force, dan TNI AL.
Selanjutnya ada AS365 yang dipesan oleh Basarnas sebanyak 4 unit, helikopter AS550 sebanyak 3 unit yang merupakan pesanan TNI AD, helikopter H225M pesanan TNI AU 2 unit, NC212i 2 unit masing-masing pesanan TNI AU dan T.K.S Thailand, dan 1 unit NAS332C1 pesanan TNI AU.
Ekspor pesawat buatan PTDI terbanyak adalah pesawat jenis CN235 dan NC212. Pesawat CN235 banyak dipesan mulai dari Venezuela untuk angkutan penumpang 1 unit, Senegal untuk transportasi militer dan multifungsi 2 unit, dan Burkina Faso untuk transportasi militer 1 unit.
Ekspor terbanyak CN235 dikirim ke Korea Selatan sebanyak 12 unit, antara lain digunakan untuk angkutan militer 7 unit, angkutan VVIP 1 unit, dan 4 unit untuk Maritime Surveillance Aircraft (MSA).
Selanjutnya ada Malaysia yang sudah memesan 8 unit CN235, yang mana 6 unit digunakan untuk angkutan militer dan 2 unit lainnya digunakan untuk angkutan VVIP. Tak ketinggalan Turki juga menjadi pelanggan CN235 dengan total pesanan mencapai 9 unit.
Selanjutnya adalah Uni Emirat Arab yang memesan sekitar 7 unit CN235, 6 unit untuk angkutan militer dan 1 unit untuk angkutan VVIP. Pakistan dan Brunei Darussalam juga tercatat menjadi pengguna CN235 buatan PTDI dengan masing-masing 4 unit dan 1 unit.
Sedangkan, untuk pesawat NC212 paling banyak diekspor ke Thailand sebanyak 6 unit. Kemudian juga dikirim ke Vietnam dengan tipe NC212i sebanyak 3 unit, dan 2 unit NC212i ke Filipina.
Sedangkan untuk tuan rumah sendiri, Indonesia, penggunaan CN235 tercatat mencapai 27 unit. Pesawat CN235 di Indonesia, antara lain digunakan untuk angkutan penerbangan sipil, angkutan militer, hingga patroli laut. Sebanyak 5 unit CN235 lainnya pun akan dikirim lagi untuk Indonesia sebagai tambahan angkutan militer dan patroli.
NC212 di Indonesia tercatat ada 99 unit digunakan untuk angkutan sipil dan militer dan Maritime Surveillance Aircraft (MSA). Selain itu, PTDI mengembangkan N219 Amphibious Version. Keunggulan pesawat ini bisa mendarat di air dan di darat. N219 amfibi ini mulai didesain akhir 2018, setelah N219 mendapat Type Certificate (TC) di akhir 2017.
Setelah dapat TC, maka PTDI mencoba Supplemental Type Certificates (STC) agar satu dari dua pesawat N219 bisa dikembangkan untuk mendarat di air menjadi N219 amfibi. (hns/hns; Ardan Adhi Chandra; https://finance.detik.com/industri/d-3536853/deretan-pesawat-made-in-bandung-yang-mendunia?utm_source=whatsapp&utm_campaign=detikcomsocmed&utm_medium=btn&utm_content=finance)-FatchurR