Tidak terlena di zona nyaman
Tanpa kita sadari, suka atau tidak, Ramadan tahun ini kita semua terlanjur masuk ke suatu zaman, yang disebut Era Disrupsi. Zaman yang penuh dengan kekacauan ini muncul akibat dari kreativitas dan inovasi manusia yang begitu cepat dalam menciptakan hal-hal baru. Apa yang sekarang belum terpikirkan oleh kita, besok sudah tersajikan di depan mata.
Jika ditinjau dari aspek spiritual, kemajuan ini bisa berdampak pada semakin banyaknya orang terserang penyakit split personality, yaitu tidak terintegrasinya antara sistem kerja otak dan hati, dan tidak adanya satu kata dengan perbuatan.
Cerdas dalam ilmu agama, namun tidak sadar dalam beragama. Akhirnya, orang-orang yang dalam keseharian selalu terlihat menggunakan topeng dan atribut keimanan, ternyata dalam pelaksanaannya lebih tunduk kepada setan.
Pada dunia yang penuh dengan ketidakpastian ini, zona nyaman adalah musuh utama umat manusia. Suatu zona yang berpotensi melalaikan. Beradaptasi terhadap setiap perkembangan yang terjadi, seperti siap untuk menghadapi kekacauan.
Siap untuk keluar dari zona nyaman, dan siap untuk mendobrak perilaku, merupakan cara ampuh dalam mengatasi dinamika inovasi dan kreativitas manusia yang sudah sangat maju di berbagai aspek kehidupan, baik di bidang IT, bidang ekonomi, sosial dan politik, serta pertahanan dan keamanan.
Kenapa kebanyakan orang takut untuk keluar dari zona nyaman? Orang yang sedang terlena di zona nyaman selalu merasa khawatir setiap menghadapi perubahan. Takut menghadapi hal yang tidak pasti, tidak jelas, dan belum terbentuk.
Beraninya hanya menjalankan hal-hal yang sudah ia kenal di masa lalu. Lalu, apa solusinya? Jangan terlena di zona nyaman dan segera kembali ke zona belajar atau learning zone. Jadilah insan pembelajar yang tidak takut pada perubahan. Itu adalah salah satu solusinya.
Barang siapa yang tidak mau mengikuti perubahan, maka ia ketinggalan zaman. Jangan bawa logika masa lalu untuk pijakan hari ini dan jangan terbelenggu cara pandang kemarin untuk solusi hari ini. Itu tidak relevan. Perluas sudut pandang dan buka pikiran. Miliki integritas, satunya kata dengan perbuatan.
Akhirnya kita harus sadar bahwa dunia ini adalah episode kehidupan yang paling singkat dan cepat sekali perubahannya. Tapi di dunia inilah merupakan fase yang paling menentukan bahagia atau tidaknya hidup kita di episode berikutnya. Pertanyaannya, apa yang telah kita siapkan untuk itu agar kita tidak tergilas oleh waktu?
(Disarikan dari buku: Jangan Terlena di Zona Nyaman, Penulis Muchtar A.F, Penerbit: Yrama Widya, Bandung; Muchtar AF; www.startc.co; Instagram, FB & YouTube: Muchtar A.F)-FR