Bermenung-orang2 hebat dalam berbuat
Jujur, saya ini suka iri (bukan dengki ya) terhadap orang yang banyak amalnya. Orang-orang itu kok hebat dalam berbuat (kebaikan). Tidak semua kaya dan pintar modal beramal kebaikan, namun niat yang kuat, kemudian diwujudkan dalam tindakan nyata.
Contoh :
Pak Sabar, pensiunan, gajinya tidak banyak. Rumahnya di kota kecamatan, di pinggir jalan besar (antar kota). Teras rumahnya sering (hampir tiap malam) dipakai tidur tetangganya (dulu tukang becak, sekarang tukang bentor) yang mungkin rumahnya sempit dan tidak bisa memarkir kendaraannya dan tukang ronda.
Di teras itu disediakan televisi bekas (alhamdulillah tidak hilang) dan air minum isi ulang. Tentunya televisi dan air itu bisa dinikmati oleh banyak orang yang kebetulan berada di situ. Pak Sukur, tinggal di desa, punya kebun bambu.
Nah, siapa saja boleh mengambil bambunya. Bahkan ketika ada yang mau membeli ditolaknya dengan halus. Dia juga punya kebun kelapa dan kelapanya tidak pernah dijual, dipakai sendiri dan dibagi-bagi saja kepada siapa saja yang mau.
Pak Ikhlas, tiap malam naik sepeda motor yang tidak lagi baru, keliling kota : menemani, menyemangati grup-grup keroncong yang sedang berlatih di base camp-nya masing masing. Tiap malam ada beberapa grup keroncong yang berlatih.
Pak dan Bu Ihsan, menyediakan rumahnya untuk berlatih senam bagi ibu-ibu lansia. Pak Ihsan bahkan juga rajin menyediakan makanan kecil dan minum bagi ibu-ibu itu. Tentunya semua gratis.
Tentu banyak orang seperti itu, berbuat kebaikan tanpa harus masuk berita di televisi. Mereka itu merupakan orang2 hebat yang pantas dijadikan kiblat/contoh. (Widharto KS-2017; dari grup FB-ILP)-FR