Kenapa mobil listrik belum populer
Jakarta-Di negara maju, mobil bertenaga listrik makin populer digunakan. Kendaraan jenis ini sebagai salah satu solusi membuat lingkungan lebih bersih dan sehat. Bagaimana Indonesia?. Presdir Prestige Image Motorcars, Rudy Salim Importir Umum (IU) mobil listrik Tesla mengungkap, menjual mobil listrik di Indonesia bukanlah perkara yang mudah.
Pasalnya, harga jual mobil jenis ini tergolong tinggi lantaran banyak pajak yang harus dibayarkan, di antaranya PIB (Pemberitahuan Impor Barang), PPnBM (Pajak Penjualan atas Barang Mewah), dan pajak jenis lainnya.
“Seperti mobil mewah lain yang diimpor dari luar negeri, ada banyak pajak yang harus dibayar, sehingga harga jualnya lebih tinggi, bahkan bisa mencapai dua kali lipat dari harga di negara asalnya,” ungkap Rudy Salim, di diler Prestige Image Motorcars, di kawasan Pluit, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Tingginya harga jual mobil listrik karena Indonesia belum mampu memproduksi mobil jenis ini. “Kalau bisa memproduksi, otomatis harga jualnya akan CKD (Completely Knock Down). Kini masih CBU (Complete Built-up Unit), jadi pajaknya tinggi. Kita belum mampu memproduksi di Indonesia” tuturnya.
Selain lebih ramah lingkungan, penggunaan mobil listrik lebih efisien. Ia mencontohkan keunggulan mobil listrik Tesla Model X 75 D yang diboyong ke Indonesia. Dari sisi efisiensi, baterai di mobil listrik ini dapat menempuh 380 km dengan pengisian hingga full 7 jam. Biaya yang diperlukan sekali charge dari 0 hingga full Rp 130.000.
“Untuk menempuh jarak itu menggunakan bensin non subsidi, biaya yang dibutuhkan sekitar Rp 500.000. Jadi mobil ini jauh lebih hemat dan nyaman,” ujar Rudy. (Sumber: BeritaSatu.com
http://www.beritasatu.com/otomotif/440692-alasan-mobil-listrik-belum-populer-di-indonesia.html)-FatchurR