Belajar menerima apa adanya
Ketika gelap, baru tersadarkan apa arti dari terang. Saat kekeringan, baru sadar betapa berartinya air
Ketika kehilangan, baru tersadarkan arti dari memiliki. Ketika sakit, baru sadar arti dari kesehatan
Ketika berpisah, baru tersadarkan arti kebersamaan. Ketika mati, baru tersadar arti dari kehidupan
Sungguh di sayangkan, “Kesadaran” itu selalu datang terlambat. Bukan kejadian yang membuat kita sedih atau bahagia. Tetapi saat harus memilih diantara keduanya
Kemarin sudah tiada, esok belum TIBA. Kita punya 1 hari, yaitu HARI ini Jangan sesali yang telah berlalu, itu perbuatan sia2. Tidak mungkin timbul kebahagiaan diatas penderitaan orang lain
Syukuri apa yang telah di miliki, Agar kebahagiaan selalu berada di sisi kita. Jangan cari kesempurnaan, tetapi sempurnakanlah yang telah ada
Dalam kehidupan nyata, kadang kita suka mempermasalahkan hal yang kecil, yang tidak penting,
sehingga akhirnya merusak nilai yang besar
Persahabatan yang indah selama puluhan tahun berubah menjadi permusuhan yang hebat, karena
sepatah kata pedas yang tidak disengaja
Keluarga rukun da harmonis bisa hancur hanya karena perdebatan kecil yang tidak penting. Yang REMEH kerap di permasalahkan, tetapi yang lebih penting dan berharga lupa dan terabaikan
Seribu kebaikkan sering tidak berarti, tapi setitik kekurangan diingat seumur hidup.
Sehati bukan karena memberi tetapi sehati karena saling memahami. Betah bukan karena mewah, tetapi betah karena saling mengalah
Bersama bukan karena harta dunia. tetapi bersama saling mengisi. Indah bukan karena selalu mudah. Tetapi indah karena dihadapi bersama dalam kesusahan. Mari belajar menerima kekurangan apapun yang ada dalam kehidupan kita. Bukankah tak ada yang sempurna di dunia ini …. ? (Djohan Noor; dari grup WA-79)-FR