Kebiasaan Ortu berakibat perilaku anak tidak baik(10/17)
19-Pendengar yang buruk
Mayoritas ortu itu pendengar yang buruk bagi anak2nya. Bila ada masalah pada anak, ortu lebih suka menyela, menasehati tanpa mau tanya masalahannya serta asal usul kejadiannya. Contoh, anak kita baru pulang sekolah yang mestinya siang, dia datang sore hari.
Kita tak dapat keterangan apapun atas keterlambatan itu. Tentu kita kesal menunggu dan khawatir. Saat anak kita sampai dan masih lelah, kita menyambut dengan serentetan pertanyaan dan omelan. Bahkan tiap kali anak hendak bicara, kita memotongnya. Akibatnya ia malah tidak mau bicara dan marah ke kita.
Bila kita tak berusaha mendengarnya, maka mereka akan bersikap begitu ke kita dan akan belajar mengabaikan kita. Jika kita tidak menghendaki hal ini, mulai saat ini jadilah pendengar yang baik. Perhatikan ucapannya. Ajukan pertanyaan2 untuk menunjukkan ketertarikan pada pada persoalannya.
20-Selalu menuruti permintaaan anak
Apakah anak kita semata wayang? Atau anak laki2 yang di-tunggu2 dari anak2 perempuan kakak2nya? Atau mungkin anak yang ber-tahun2 ditunggu? Fenomena ini sering menjadikan ortu amat sayang pada anaknya sehingga ia menerapkan pola asuh open bar, atau mo apa aja boleh atau dituruti.
Seperti Raja kecil, makin hari tuntutannya makin aneh dan kuat, jika ini terbiasa, sulit membendungnya. Anak yang dididik dengan cara ini jadi anak super egois, tak kenal toleransi, dan tidak bisa bersosialisasi.
Untuk itu betapapun sayangnya, jangan perlakukan pola asuh seperti ini. Rasa sayang tidak di tunjukkan dengan menuruti kemauannya. Jika kita sayang, kita harus mengajarinya tentang nilai baik-buruk, benar -salah, yang boleh dan yang nggak. Jika tidak, rasa sayang membuat membuatnya jadi anak egois dan ‘semau gue’. Inilah bahasa lainnya : Anak manja. Bersambung…….; Tjokroaminoto360; (https://tjokroaminoto360.wordpress.com/2010/08/29/37-kebiasaan-orang-tua-yang-menghasilkan-perilaku-buruk-pada-anak/)-FatchurR