Kebiasaan Ortu berakibat perilaku anak tidak baik(8/17)
15-Gengsi untuk menyapa
Kita pasti pernah terlanjur marah besar pada anak, biasanya marah lebih dari sehari, akibat dari rasa kesal yang tersisa dan rasa gengsi, kita enggan menyapa anak. Masing2 menunggu untuk memulai kembali hubungan yang normal.
Siapa harus memulai? Kita ortulah seharusnya memulai saat anak menunjukkan tanda2 perdamaian dan ikut keinginan kita. Cara ini menunjukkan pada anak, kita tidak suka sikap anak, bukan pada pribadinya.
16-Memaklumi yang tidak pada tempatnya
Ini terjadi pada kebanyakan ortu konservatif. Misal lihat anak laki2 usil, nakal banget dan suka ngacak, ortu mengatakan, “Yah, cowo harus bandel” atau saat lihat kakak adik jambak2an, mamanya bilang “maklumlah, anak2”. Atau ketika anak memukul teman atau mbaknya, ortu berkelit mengatakan “ya begitu deh, maklum anak2. Nggak sengaja…”
Bila kita selalu memaklumi kekeliruan anak2, otomatis dia berpikir perilakunya benar, dan buruk kalau terbawa sampai ke dewasa. Untuk itu kita tidak usah memakluminya. Kita harus mendidik setiap anak tanpa kecuali sesuai sifat dasar. Setiap anak bisa dididik dengan tegas (bukan keras) sejak usia 2 tahun.
Makin dini usianya, makin mudah dikelola dan diajak kerja sama. Anak akan mau kerja sama selama kita selalu mengajaknya dialog dari hati ke hati, tegas, dan konsisten. Tidak perlu tunggu usianya beranjak dewasa, karena makin tambah usia, makin tinggi tingkat kesulitan mengubah perilaku buruknya.
Bersambung…….; Tjokroaminoto360; (https://tjokroaminoto360.wordpress.com/2010/08/29/37-kebiasaan-orang-tua-yang-menghasilkan-perilaku-buruk-pada-anak/)-FatchurR