Siomay Bandung (FE 061)
Makanan khas Bandung, selain lotek yang juga popular di Jogja adalah Bakso Tahu, namun di sini lebih dikenal dengan Siomay Bandung. Entah sejak kapan Baso Tahu sudah dijual di Bandung, tetapi tahun lima puluhan orang sudah berkeliling berjualan Bakso Tahu.
Mereka juga mangkal di depan kolam renang Centrum (sekarang namanya Tirtamerta) dan Tjihampelas (apa masih ada?), karena setelah berenang makanan yang paling cocok adalah Bakso Tahu, tidak ada lain. Orang Bandung pintar sekali memilih hanya jeruk purut (nama lain jeruk sambel) sebagai penyedap. Bakso Tahu tanpa perasan jeruk, hambar baik harum maupun citarasanya.
Belakangan Bakso Tahu kemudian bermertamorphosa menjadi Batagor, Bakso Tahu Goreng, konon sejarahnya karena orang Jakarta pengin membawa pulang sajian lezat ini sebagai oleh-oleh dan agar praktis ya digoreng saja.
Tapi tetap saja yang paling sedap ya aslinya dikukus tidak digoreng, disantap saat panas dan ditemani kerupuk. Bila ingin mencicipi yang masih asli mangkal di ujung jalan Halimun, dekat Burangrang, atau di jalan Naripan.
Bahan2 Bakso Tahu sesungguhnya mudah sekali, hanya kentang yang tidak besar, tahu putih dan gulungan lembaran daun kubis/engkol. Yang agak repot justru siomay-nya sendiri, karena harus ada campuran tepung kanji dengan ikan tengiri. Itu sebabnya di Jogja banyak penjual Pempek yang juga menjual Siomay, karena bahan ikan tengirinya sama.
Tapi saran saya bila ingin menikmati keaslian Bakso Tahu Bandung di Jogja, pilihlah warung yang hanya menjual Siomay Bandung saja tidak bergabung dengan Pempek. Bila anda beruntung, kita bisa masih dapatkan Pare (Paria) yang sedikit pahit itu.
Bumbu kacangnya juga tidak susah membuatnya, 1/8 kg kacang tanah digoreng, kemudian diblender dengan dibubuhi sedikit air, garam dan dua siung bawang putih. Adonan kacang ini kemudian direbus, bila suka di tambahkan daun Salam sampai matang betul dan keluar minyak kacangnya.
Biasanya saya menyimpan adonan bumbu Bakso Tahu ini dalam kulkas. Bila kangen Bakso Tahu, tinggal saya kukus Tahu Putih, Kentang dan kubis, yang agar mudah menggulungnya, kubis saya buang tulang besarnya dan celupkan sebentar di air panas.
Sering kali, manakala tidak ada lauk lain buat sahur, malamnya saya kukus kentang, tahu putih dan kubis (engkol) zonder Siomay dan dini hari tinggal menghangatkannya kembali. Dan anehnya saya tidak pernah bosan. (Sadhono Hadi; dari grup WA-VN)-FR