Bekas setasiun Radio Pemancar di Dayeuh Kolot ini luasnya 48 ha. Tidak kurang dari 13 antena tinggi yang memancarkan gelombang panjang radio keseluruh dunia. Berita proklamasi kemerdekaan RI-1945, yang disiarkan melalui gelombang HF itu bisa diketahui dunia luar.
Beberapa negara, langsung mengakui RI yang baru ini sekaligus menjadi inspirasi bagi negara-negara Asia Afrika yang lain. Pada jamannya Stasiun Radio Pemancar (SRP) ini terpercaya untuk menyalurkan komunikasi dalam negeridan luar negeri.
Akurasi gelombang dan keandalan operasi tidak diragukan. SRP Dayeuh Kolot satu diantara tiga serangkai instalasi Telekomunikasi Perumtel di Bandung Selatan, Di kawasan agak jauh sebelah timur Bandung, ada Setasiun Radio Penerima (SRPN) Rancaekek dan Bengkel dan Laboratorium di sudut tenggara lapangan pacuan kuda Tegalega (di lokasi PT Inti).
Laboratorium ini memiliki jam Kristal, yang berlokasi di bawah tanah dan menjadi patokan jam radio seluruh instalasi telekomunikasi di Indonesia, sekaligus menjadi rujukan semua jam di Indonesia.
Kisah sejarah SRP ini diwariskan kepada STT Telekomunikasi. Selain bekas bangunan dan jalan aspal, tidak ada apa2 disana. Pemandangannya hanya sawah dan kebun yang ditanam penduduk diantara kaki2 antena. Telkom harus membangun prasarana pendidikan, laboratorium dan asrama mahasiswa.
Pimpinan pembangunan fisik diserahkan ke Haryana Sutarya Bc.TT (alm), tokoh yang berpengalaman dalam pembangunan. Mantan Kawitel Sulawesi yang humble ini dikenal dan disukai karena teman ngobrol yang enak. Pengetahuannya luas dan tentu saja mumpuni dalam teknik telekomunikasi.
Namun membangun sebuah sekolah, bukan sekedar pembangunan fisik saja, segunung aspek lain yang harus disiapkan se-baik2nya. Direksi memilih putra2 terbaikmenyelesaikan program andalan ini Bersambung………. (Sadhono Hadi; dari grup WA-VN; Sumber: Pak AA Nasution)-FR
