Pengalaman Anggota

Kisah Kakek Tua di Sts Gubeng-2 (FE 066)

Berdiri dalam antrian panjang di depan loket, sangat membosankan dan melelahkan. Cuaca terasa panas, sehingga jacket terpaksa saya lepas, saya gulung kemudian saya masukan ke dalam tas punggung. Saya hanya mengenakan T-shirt berwarna cokelat, celana abu-abu dan bertopi hitam dari bahan vinyl.

 

Untungnya selama mengantri,  saya ditemani hp dan untuk membunuh waktu sekaligus melupakan rasa sakit di kaki karena gigitan sepatu, saya bermain game: “free-cell”. Mirip dengan Sudoku, prinsip dasar kedua permainan itu sama, yakni mengatur deretan angka. Pada Sudoku menyusun 9 deretan bilangan dari 1 s/d  9 dalam deretan horizontal maupun vertikal tanpa ada yang berulang ataupun terlewat.

 

Permainan dipersulit dengan membagi kotak bujur sangkar yang susunannya 81 angka itu kedalam 9 bujur sangkar kecil yang masing2 berisi 9 angka, pada setiap bujur sangkar kecil tidak boleh ada angka  berulang, atau terlewat. Pembuat soal sudoku memberikan “clue” sekitar 20 sampai 35 angka dan pemain melanjutkannya.

 

Sedang permainan free-cell yang disukai almarhum Ali Wardhana sampai sebelum beliau wafat, juga sama. Aturan bermain menyusun 4 buah deretan dari 13 angka dalam 7 kolom. Disediakan 4 kotak untuk parkir dan 4 kotak pembuangan. Kombinasi dari permainan ini sekitar 1 juta.

 

Bedanya ‘free-cell’ perlu aplikasi computer, Sudoku tidak, jadi Sudoku bisa dimainkan pada selembar kertas dengan bantuan pensil. Sudoku dan free-cell walau menggunakan angka, sama sekali tidak ada kalkulasi aritmatik, angka hanya symbol, bisa saja diganti symbol lain seperti binatang atau tumbuhan.

 

Kedua permainan itu efektif sebagai mesin pembunuh waktu, juga disukai para orang tua, karena dipercaya sebagai obat pencegah pikun. Di loket 2 urutan antrian berjalan cepat, karena banyak pengantri yang undur diri, ‘Antrian no 90 di loket 2’, suara keras mesin memanggil dari loadspeaker.

 

Panggilan diulang kembali satu kali, kemudian berlanjut, ‘Antrian no 91 diloket 2, dengan cepat, 92, 93, 94 ……..100. Antrian dari kedua loket itu berkejaran, seakan berpacu dan curiousity dalam dada saya juga berpacu, mana ini yang akan finish dulu. Bersambung……. (Sadhono Hadi; dari grup WA-VN)-FR

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Lihat Juga
Close
Back to top button
Close
Close