Perihal Hadits 8: Abdullah bin Abbas (TA 237)
Sahabat pembela Islam Abbas bin Abdul Muthalib (paman Nabi), sehingga putranya Abdullah bin Abbas adalah sepupu Nabi. Tapi Abdullah juga keponakan Nabi, karena beliau putra dari Ummu Fadil Lubabah, saudara kandung Maimunah, istri Rasulullah SAW.
Ia lahir 3 tahun sebelum H, sehingga saat Rasul wafat ia sangat belia. Namun ia salah satu bendahara Hadits dan yang diriwayatkannya ada 1660 hadits. Nabi melihat kecerdasan anak muda ini dan mendoakannya, “Ya Allah, ajarkan kepadanya kebijaksanan “.
Do’a itu makbul, ia jadi pelopor, berjuluk Bapak Ahli Tafsir. Walau ia tidak sempat menulis kitab tafsir, tapi tafsir darinya dikutip ulama2 penulis tafsir terkemuka pada jamannya. Abdullah memiliki beberapa julukan, al Hibr, karena kegantengan parasnya; al Bahr, samudra ilmu; Tarjuman Al Qur’an, juru bicara al Qur’an karena penguasaannya yang mendalam atas kitab suci Al Qur’an.
Abdullah hidup cukup lama sepeninggal Nabi dan saat pertentangan antara Aisyah dan Ali pada perang Jamal, ia berpihak kepada Ali. Abdullah bin Abbas wafat di Ta’if 68 H atau 687 M pada usia 71 tahun.
Salah satu keturunannya, cucu dari cucu, Abu Abbas as Saffah mendirikan dinasti Abbasiyah, setelah mengalahkan Bani Umawiyah.
Dinasti Abbasiyah ini ber-turut2 pimpinan umat Islam pada Bani Abbas, 132 H sampai 320 H, lalu Bani Buhaihi, 320 H- 468 H dan bani Seljuk 468 H – 656 H (1258M), jadi total lebih dari 330 tahun. Masa inilah daulah Islam mengalami keemasannya mulai Khalifah al Mahdi 775 M sampai Khalifah al Wasiq (842-847 M). Puncak kejayaan Islam saat Khalifah Harun Al Rasyid (786-809 M) dan putranya al Ma’mun (813 – 833 M). (Sadhono Hadi; dari grup WA-VN)-FR
Keterangan Gambar : Masjid Pusdai di Bandung (FR)