Mengenal Batik Jombang
Jombang, kabupaten muda usianya, setelah pisah dari kabupaten Mojokerto. Dan disebut Kota Santri, karena banyaknya sekolah pendidikan Islam (pondok pesantren) di wilayah ini. Konon, kata Jombang seperti saya kutip dari fitinline.com itu akronim dari kata Jawa yaitu ijo (hijau) dan abang (merah).
Ijo mewakili santri (agamis), dan abang mewakili kaum abangan (nasionalis atau kejawen). Kedua kelompok itu hidup harmonis. Kedua elemen ini digambarkan dalam warna dasar lambang kab-Jombang. Ini jadi inspirasi pengrajin batik Jombang membuat batik dengan dominan hijau dan merah.
Batik Jombang sudah dikembangkan pada jaman Majapahit, namun kesenian membatik baru menggeliat dalam dasawarsa terakhir. Tahun 1944, di desa Candi Mulyo Jombang ibu2 dan remaja yang punya ketrampilan, mereka tekun membatik. Batik yang dihasilkan diberi nama Batik Pacinan bermotif kawung dengan warna merah bata dan hijau daun.
Masa penjajahan Jepang, batik di Jombang menghilang. Ini karena susahnya mendapat bahan baku dan berkurangnya pembatik. Batik Jombang berkembang lagi tahun 2000-an. Mulanya kerajinan batik di Jombang dimulai dari membuat motif seperti motif Batik Solo. Semakin berkembang, menghasilkan motif-motif alam sekitar, yaitu motif bunga melati, tebu, cengkeh, pohon jati dsb.
Setiap motif yang diciptakan diberi nama : Cindenenan, peksi atau burung hudroso, peksi manya dan turonggo seto (kuda putih). Kekhasan Batik Jombang pada motif dan warna, yang digali dari kebudayaan Jombang. Berbekal kekayaan warisan budaya dan agama, dipadukan dan dituangkan dalam sehelai kain batik, dan disebut Batik Jombangan.
Batik Jombangan itu ukir2an segitiga lancip di bawah. Motif ini terinspirasi dari relief candi Arimbi di Desa Ngrimbi Kec-Wonosalam, Kab-Jombang. Candi Arimbi salah satu peninggalan Majapahit, yang melambangkan pintu gerbang masuk Kerajaan Majapahit. Candi ini berstruktur dari bahan batu kali, bukan dari batu bata seperti candi peninggalan Mojopahit umumnya.
Bentuk siluetnya yang segitiga, pucuk menghadap ke bawah, membuat motif arimbi geometris. Bentuk siluetnya berisi ukir2an rumit, mirip batik Jawa Tengahan, berupa wajik (segitiga), bulat (lingkaran), kotak (persegi) dan garis2. Satu ciri lain bentuknya simetris, kiri dan kanan sama. Yang dikembangkan motif tawang dan kaning berwarna dasar menekankan kehijauan dan kemerahan lambang Jombang.
Selain Candi Arimbi, motif2 yang telah berhasil digali dari khasanah budaya asli Jombang : Motif Ringin Contong, yaitu motif yang diambil dari Ringin yang berada di-tengah2 kota Jombang. Motif Tapak Lima, itu motif yang diambil dari tanaman kebun di daerah Jombang. Motif Sandur, diambil dari kesenian daerah yaitu sandur, dari Jombang Utara. Serta banyak motif lainnya.
Proses batik Jombang secara umum sama dengan proses batik di daerah lain di Indonesia. Proses batik Jombang diantaranya adalah menggunakan teknik batik tulis, batik cap, dan batik printing. Kain yang digunakan juga beragam, seperti kain katun, ATBM, sutra, primisima. Sentra batik Jombang di dua lokasi yaitu di desa Jati Pelem kec-Diwek, dan Desa Sukorejo.
Pemakaian Batik Jombang seperti pemakaian kain batik umumnya, untuk pakaian harian, terutama untuk baju atau pakaian2 resmi. Mulai 2006 Batik Jombang digunakan untuk seragam pegawai di Jombang tiap hari Jumat-Sabtu. Untuk pelajar di seluruh wilayah Jombang, pada hari Rabu dan Kamis.
Batik Jombang ini salah satu kearifan lokal yang dikembangkan dan didukung masyarakatnya. Yuk jadikan Batik Jombang sebagai salah satu koleksi kain batik Sahabat Fitinline. (Bahan dari : https://fitinline.com/article/read/batik-jombang/)-FatchurR