Pesona Klenteng Sam Poo Kong(2/2)
(pesona.indonesia.travel)-Berikut lanjutan tentang Klenteng unik ini : Klenteng Sam Poo Kong ini Klenteng Agung agama Budha. Terletak di Gedong Batu, Simongan, Semarang. Disebut Gedong Batu karena bentuknya sebuah Gua Batu besar yang terletak pada bukit batu.
Karena kaburnya sejarah, orang2 keturunan China menganggap bangunan itu Klenteng karena bentuknya berarsitektur China sehingga mirip Klenteng. Kini jadi tempat pemujaan, bersembahyang, dan tempat berziarah. Untuk keperluan itu, di gua batu itu diletakkan altar, dan patung2 Sam Po Tay Djien.
Awalnya tempat ini berupa gua, di dalamnya ada altar digunakan bersama oleh Cheng Ho yang Muslim tempat shalat dan pengikutnya yang beragama lain. Saat Cheng Ho melanjutkan perjalanan, gua itu tertimbun longsor pada 1704 dan sebagai penghormatan terhadap Cheng Ho, masyarakat menggali kembali serta membangun altar yang dilengkapi patung Cheng Ho dan pengawalnya.
Gua ini digunakan tempat meramal nasib dengan menggunakan tongkat2 kecil bertuliskan angka.
Klenteng Sam Poo Kong dipengaruhi 2 jenis kebudayaan abad ke-14, yaitu kebudayaan Cina sebagai sumber dari nilai2 :
Keagamaan dan tata cara prosesi sembahyang yang dibawa Laks-Cheng Ho dan masyarakat Tiong hoa yang tinggal di daerah Pulau Tirang (nama Semarang waktu itu) serta kebudayaan lokal Jawa pedalaman yang berpengaruh pada bentuk fisik bangunan Klenteng.
Komplek Sam Poo Kong dipercaya berdiri abad ke-15, setelah kedatangan Sam Po Tay Djien (Cheng Ho) di Jawa dengan mengemban misi menjamin persahabatan. Pendaratan itu dilakukan di Simongan. Pada Oktober 1724 diadakan upacara besar2an sebagai ungkapan terima kasih kepada Cheng Ho yang melindungi penduduk dari mara bahaya, sekaligus memperingati pendaratannya.
Dua puluh tahun sebelumnya diberitakan gua yang dipercaya sebagai tempat tinggal Sam Po dulu runtuh disambar petir. Tak berselang lama gua itu dibangun kembali dan di dalamnya ditempatkan Sam Po dengan 4 anak buahnya yang didatangkan dari Tiongkok. Pada perayaan (1724) ditambahkan bangunan emperan di depan gua.
Perbaikan pertama disusul oleh perbaikan kedua (1879) yang diprakarsai dan dibiayai hartawan Oei Tjie Sien (ayah Oie Tiong Ham) yang mengambil alih pemilikan kawasan itu dari Hoo Yam Loo, pemegang pakta madat yang merugi. Tidak jelas apa yang ditambahkan pada pemugaran kedua ini, setelah selesai maka komplek itu dibuka untuk umum.
Pada (1937) atas prakarsa Lie Hoo Soen komplek Sam Po dipugar kembali. Lalu diadakan penambahan2, yaitu gapura, taman suci dan selasar (Pat Sian Loh) yang menghubungkan Klenteng Sam Po dengan makam Kyai Jurumudi (Bahan dari : https://pesona.indonesia.travel/destinasi/jawa/jawa-tengah/klenteng-sam-poo-kong/)-FatchurR*** Tamat……