Nasihat Luqman (TA 248)
Luqmaan, bukan Rasul, beberapa ulama meyakini kulitnya hitam dan Allah mengabadikannya dalam Al Qur’an, surat ke 31, khususnya ayat ke 12 sampai dengan ayat ke 19, surat Luqmaan
“wa laqad aatainaa luqmaanal hikmah ……. wa ijqaala luqmaanu libnihii ………” …. Telah Kami karuniakan kepada Luqmaan al-Hikmah….dan ingatlah tatkala Luqmaan berkata ke putranya… (penggalan surat Luqman QS 31: 12 dan 13); Dengan nasihat Luqmaan ke putranya dalam 7 ayat ini, Allah SWT menunjukan sendi2 pokok pendidikan orang tua kepada anaknya.
Diceritakan orang beliau dulu pernah bekerja di rumah orang kaya. Pada suatu hari orang kaya itu menyuruhnya menyembelih kambing buat dimakan dan diperintahkannya mengambilnya dua bagian daging yang terbesar khasiatnya jika dimakan. Lalu oleh Luqmaan dipotongkan lidah dan hati, dimasaknya dan dihidangkannya.
Besoknya induk semangnya itu menyuruh potong pula seekor kambing dan disuruh ambil pula dua potong daging yang paling menjijikan. Perintah itu dilaksanakan pula, lalu dipotongnya pula lidah dan hati, dimasaknya sebagaimana kemarin juga dan dihidangkannya. Melihat keadaan ini, bertanyalah majikannya itu,
“Bagaimana engkau Luqmaan? Kemarin saya minta daging yang paling besar khasiatnya, lalu engkau bawakan daku lidah dan hati. Sekarang saya minta daging yang paling menjijikan, engkau bawakan lidah dan hati juga, apa maksudmu?”.
Dengan senyum Luqmaan jawab, “Lidah dan hati itulah bagian daging dalam tubuh manusia yang terbesar khasiatnya, bila pandai menjaganya. Dan keduanya pula yang mencelakakan manusia bila diaak dapat mengendalikannya. Hati menimbulkan niat yang ikhlas dan juga culas. Lidah dapat menuturkan kata2 penuh budi bahasa sesama manusia, dan dengan sebab lidah, perang bisa terjadi”.
Dalam konteks masa kini orang tidak berbicara melalui lidah, namun tombol keypad di HP yang disebarkan di Medsos, dibaca jauh lebih banyak orang. Tulisan seseorang di medsos bisa menuturkan kebaikan, bisa juga menyakitkan hati , meninggalkan bekas keperihan yang tak mudah hilang.
Susunan huruf yang dituliskan bisa mempermalukan seseorang bahkan mampu menghilangkan nyawa banyak orang. (Sadhono Hadi; dari grup WA-VN disadur dari Tafsir Al Azhar, Hamka)-FR