Telkom memacu Bisnis Internasional lewat Telin
(liputan6.com/tekno)-Jakarta; Telkom terus memacu program International Expansion (Inex) dengan mengandalkan anak usahanya, yakni PT Telekomunikasi Indonesia Internasional (Telin).
“Telin berhasil menambah wilayah operasinya dan terus berekspansi layanannya. Terbaru, menambah data center dengan NeutcentrIX HK-1 di Hong Kong,” tutur Direktur Wholesale & International Services Telkom Abdus Somad Arief, dalam keterangan yang diterima Tekno Liputan6.com (17/4/18).
Saat ini Telin beroperasi di Singapura, Hong Kong, Timor Leste, Australia, Malaysia, AS, Myanmar, Macau, Taiwan, Selandia Baru, dan Arab Saudi. Bisnis yang digeluti Telin adalah platform, managed network & security, data center, connectivity, dsb.
Telin juga mengelola 19 kabel laut internasional dengan panjang 163.5 ribu km atau 4x keliling khatulistiwa. Selain itu, perusahaaan juga memiliki 57 Point of Presence (PoP) di 27 negara dan mengelola 4 data center di luar negeri dengan merek NeutcentrIX.
“Pertumbuhan pendapatan Telin dari bisnis internasional menjanjikan. Tahun lalu growth revenue dari bisnis global Telin 23%, tahun ini lebih besar karena terus ekspansi” tuturnya. Chief Marketing Officer Telin Budi Satria Dharma Purba menuturkan, kini bisnis wholesale di internasional berubah dari konektivitas ke data center, managed service, dan lainnya.
“Jika dilihat pertumbuhan tahunan 2016-2022, kontribusi konektivitas itu menurun bagi pasar wholesales. Pada 2016 masih 41% dari total pasar, tapi 2022 jadi 28%. Bisnis yang naik di wholesale internasional itu data center dan platform dengan kontribusi mencapai 46% pada 2022,” ujarnya.
Kondisi pasar global itu sama bila melihat pasar wholesale internasional di Indonesia. Pada 2016, kontribusi konektivitas masih 84%, tapi pada 2022 menjadi 65%. “Ini menjadikan Telin meningkatkan kapabilitas agar bisa bersaing di pasar global. Meningkatkan kapabilitas itu bisa dengan inorganic path, seperti merger atau akuisisi, partnership atau kolaborasi, hingga meningkatkan layanan dan produk”.
Abdus Somad menambahkan posisi Telin strategis karena menggarap pasar internasional, dan mendatangkan potensi bisnis internasional ke Indonesia. “Kami siap menjembatani pemain global yang ingin menggarap potensi pasar Indonesia, melalui Telin kita siap membawa pengalaman di Indonesia ke pasar global. Saat ini ada r 130 wholesaler partnes-nya Telin di pasar global,” tuturnya.
Mengutip Info Memo Keuangan Telkom 2017, portfolio wholesale and bisnis internasional dari Telkom menghasilkan pendapatan Rp 7,4T. Jumlah itu tumbuh 26,8% dibanding 2016 sebesar Rp5,83T.
Melihat kinerja dan konsistensi Telkom ini, 23 analis dari 31 analis yang disurvei Bloomberg belum lama ini, merekomendasikan beli bagi saham dari operator pelat merah ini. Meski saham Telkom sempat mengalami gejolak, analis memproyeksikan harganya hingga akhir tahun bisa Rp 4.732 per lembar.
Telkom masih jadi primadona bagi investor di bursa saham karena menjanjikan tingkat pengembalian ekuitas, return on equity (ROE) yang baik. ROE perusahaan 24,9% periode 2012, lalu 23,7% pada periode 2013. Perusahaan juga mendapat ROE 21,4% periode 2014, sebesar 20,6% periode 2015, dan 22,9% pada 2016.
Karenanya, perusahaan dengan ROE yang besar di atas 20% selama periode 2012-2017, menandakan perusahaan memberikan hasil yang baik sekali. Jika nilai ROE ini dibanding ekspektasi atas investasi berinvestasi, investasi ke Telkom dapat dikatakan memberikan hasil yang cukup baik.
Bahkan, investasi pada Telkom dapat lebih tinggi dari perusahaan lain, termasuk perbankan. (Dam/Isk; Agustinus Mario Damar; Bahan dari : https://www.liputan6.com/tekno/read/3462581/rencana-telkom-pacu-bisnis-internasional-lewat-telin)-FatchurR