Tebar Benur Tambak Udang di Labuan Bajo
(beritasatu.com)-LABUAN BAJO; Ketergantugan udang dari luar Manggarai Barat, NTT untuk memasok kebutuhan konsumsi lokal bakal segera berakhir. Hal ini karena pertama kalinya, budidaya udang secara profesional mulai beroperasi di Desa Gorontalo, Labuan Bajo.
Perintis dan pengelola tambak Angelus Nainggalas, (20/1), menjelaskan upaya membangun tambak di Labuan Bajo ini lama dirancang agar dapat memenuhi kebutuhan lokal. Selama ini, sebagian besar pasokan udang berasal dari luar Manggarai Barat, terutama dari sentra2 di NTB.
“Potensi konsumsi lokal besar, terutama untuk hotel dan restoran di sekitar Labuan Bajo. Ini mendorong kami untuk memulai budidaya (tambak) udang secara profesional ,” demikian keterangannya.
Alumni Fakultas Perikanan, IPB ini praktisi budidaya udang sejak-1993 dengan pengalaman di Lampung, Jabar, dan Jateng. Menurut Angelus, potensi tambak udang besar karena dukungan lahan dan keberadaan petambak tradisional yang pernah ada di Labuan Bajo dan sekitarnya.
Angelus menebar 300.000 benur (benih udang) pada Senin (19/1) tanda dimulainya budidaya udang secara profesional. Udang dalam skala besar itu ditebar pada tiga tambak ukuran 1.200 m2, 1.500 m2, dan 1.800 m2.
Adapun penebaran benih perdana itu dihadiri seperti Kepala Bagian (Kabag) Budidaya, Dinas Perikanan Manggarai Barat Hari Setiawan serta salah satu petugas penyuluh lapangan (PPL) perikanan Manggarai Barat Ferdy Gampar. Hadir juga Ketua RT 3 Desa Gorontalo Ismal, Tua Golo (tetua adat) Gorontalo H Moh. Husein, perwakilan lembaga masyarakat dan pelaku2 usaha lokal.
Plt Dinas Perikanan dan Kelautan (DKP) Manggarai Barat Yeremias Ontong menyambut baik beroperasinya tambak yang dikelola Angelus Nainggalas. Ini bisa memenuhi kebutuhan lokal, terutama para wisatawan, yang terus meningkat di Labuan Bajo. Dia apresiasi dan dukungan tersebut akan diberikan oleh DKP agar operasional tambak tersebut bisa berkembang.
“Budidaya udang ini terobosan yang patut didukung. PPL kami akan terlibat langsung operasional tambak itu” ujarnya. Sebelumnya, Ocean Watch Indonesia (OWI) melihat potensi pengembangan udang di pesisir Pulau Flores, (Manggarai Barat) sangat besar. Hal itu menggerakkan perekonomian lokal sehingga bisa jadi alternatif pendapatan bagi nelayan tradisional.
OWI khusus menyoroti kegagalan revitalisasi tambak udang di Pulau Sumbawa, NTB karena sejumlah faktor. Jadi pemanfaatan tambak udang di Labuan Bajo bisa jadi alternatif memenuhi kebutuhan di NTB. Pada Oktober-2013, Kemen-KKP menyerahkan bantuan program revitalisasi tambak udang dengan total nilai Rp 5 miliar di dua sentra tambak di NTB, di Kab-Sumbawa dan Kab-Bima.
Program revitalisasi tambak udang itu dilaksanakan di 6 provinsi kelanjutan dari program revitalisasi yang dimulai tahun 2012. (Heriyanto; HS; Bahan dari : Suara Pembaruan dan www.beritasatu.com/nasional/523449-tebar-benur-tambak-udang-di-labuan-bajo-mulai-beroperasi.html )-FatchurR *