Budi Pekerti
Budi Pekerti adalah satu makna yang berasal dari dua jalan. Budi berasal dari dalam, tersembunyi dalam hati tak ada seorangpun yang tahu. Sedang pekerti adalah tampilan luar yang tampak kasat mata. Sikap hidup atau karakter atau perangai yang dibawa dari latihan dan kesanggupan mengendalikan diri.
Pada mulanya adalah latihan kesadaran, mana yang baik dan mana yang buruk. Kemudian dibiasakan melakukan hal yang baik itu, menjadilah ia adat kebiasaan, tidak mau melakukan yang buruk, melainkan melakukan hal yang baik.
Kadang orang mengartikan budi pekerti itu gabungan dua sikap, sikap batin dan sikap tubuh. Budi yang didalam batin mengendalikan pekerti dalam sikap hidup. Dengan demikian menjaga apapun yang dilakukan tidak menyinggung apalagi melanggar undang-undang budi yang halus, sehingga apa yang di perbuat dan apa yang diucapkan terjaga dengan baik.
Turunan budi pekerti adalah ucapan, biasa disebut budi bahasa. Dalam pengertian ini, isi jiwa yang bersih mengendalikan tutur kata terpilih. Ilmu sastra yang tinggi, baik puisi atau prosa adalah bagian budi pekerti juga, erat sekali hubungannya. Dengan demikian tulisan dan ucapan adalah cerminan budi pekerti juga, mudah orang membaca budi pekerti seseorang dari tulisan maupun ucapannya.
Allah memuji Rasulnya, dengan pujian yang paling tinggi: “…..Sesungguhnya engkau adalah benar2 atas budi pekerti yang agung” (surat Al Qalam; 68:04).
Bagaimana tidak budi pekerti yang agung yang manusia biasa sulit menirunya, ketika kaumnya mengejar dan menyiksanya, ia justru mengakui kekurangannya: ”Allahumma ya Allah, kepada-Mu juga aku mengadukan kelemahanku, kurangnya kemampuanku serta kehinaan diriku di hadapan manusia”.
Bagaimana tidak budi pekerti yang agung yang dicontohkan kepada umatnya, ketika ia justru memohonkan ampun kepada musuh-musuhnya,”YaAllah, ampunilah kaumku, karena mereka tidak tahu” (Sadhono Hadi; dari grup WA-VN / SI 264)-FR