Pertama di Indonesia-PLTSa Putri Cempo segera dibangun
(republika.co.id)-SOLO; Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri Cempo di Mojosongo, Solo, segera terealisasi. PLTSa di Solo ini yang pertama di Indonesia.
Penandatanganan perjanjian jual beli listrik (PJBL) PLTSa TPA Putri Cempo dengan kapasitas 5 MW antara PT PLN dan PT Solo Citra Metro Plasma Power (SCMPP) di di Rumah Dinas Walikota Loji Gandrung, (28/12).
Pemkot Solo telah melelang Kerja Sama Penyediaan Infrastruktur Pengelolaan Sampah (2015) dan penetapan pemenang (2016). Konsep kerja sama Pemkot dengan PT SCMPP sebagai konsorsium antara PT PP dan PT Citra Metro Jaya Putra tanpa Biaya Layanan Pengolahan Sampah (BLPS). Dengan terbitnya Perpres No. 35/2018 maka konsep kerja sama harus disesuaikan.
Surat Penugasan Pembelian Listik PLTSa Kota Solo 10 MW dari Kemen-ESDM kepada PLN tertanggal 11/7/ 2018. Sambil menunggu kejeiasan BLPS, pembangunan PLTSa 10 MW Surakarta dilakukan secara bertahap mulai dari 5 MW pada 2019 tanpa BLPS.
Direktur SCMPP, Elan Suherlan, mengatakan, penandatangan di Solo ini pertama di Indonesia untuk mewujudkan cita2 membangun waste to energi dalam mengatasi sampah di Indonesia jadi energi untuk kehidupan lebih baik. Proyek di Solo ini dapat digunakan acuan 11 kota lainnya.
Tahap pertama ini SCMPP membangun 7 unit gasifier di TPA Putri Cempo yg dapat menghasilkan listrik kapasitas 5 MW. Listrik itu dijual ke PLN. Nantinya, proyek ini mengolah 450 ton sampah/hari. “Sangat ramah lingkungan, gas yang dihasilkan dari proses gasifikasi sudah bersih dari kontaminan lain sehingga tidak mengganggu,” imbuhnya.
Rekanan itu menggunakan teknologi dari Jerman mengolah sampah di TPA Putri Cempo. Dia mengklaim, dengan teknologi ini tidak ada flying ash yang dihasilkan sehingga udara di sekitar lokasi tetap beraih.
Direktur Bisnis Regional Jawa Tengah PLN, Amir Rosyidin, mengatakan, kontrak PJBL ini proses menuju target porsi 23% energi terbarukan tercapai pada 2025. Dia berharap proyek ini berjalan baik. “Jaringannya kami tarik 6,5 km dari pembangkit ini ke Gardu Induk Palur. Supaya bisa distribusikan ke masyarakat sekitar” kata Amir.
Amir berharap, setelah kontrak PJBL ditandatangi, PLTSa 5 MW ini dapat mulai beroperasi 2 tahun ke depan. Selama 6 bulan pertama, SCMPP akan mencari pendaanaan. Setelah dapat dana, maka uangnya bisa dipakai untuk pembangunan. Pembangunan butuh 1,5 tahun. Diharapkan, awal 2021 PLTSa Putri Cempo sudah bisa beroperasi.
“Ini bermanfaat mengurangi sampah2 karena teknologi kini rata2 sampah ditimbun lalu ditutup dan mengeluarkan gas, lalu gas dipakai untuk menghasilkan liatrik. Tapi teknologi baru yang kami pakai ini sampah dihancurkan” ungkap Amir.
(Rep: Binti Sholikah/ Red: Dwi Murdaningsih; Bahan dari : https://www.republika.co.id/berita/ekonomi/migas/19/01/02/pkorg4368-pertama-di-indonesia-pltsa-putri-cempo-segera-dibangun)-FatchurR *