Penyebab Astronaut Tambah Tinggi di Luar Angkasa
(cnnindonesia.com)-JAKARTA, Astronaut yang bekerja di luar angkasa, terutama yang tinggal di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) untuk waktu lama, mengalami peningkatan tinggi tubuh selama masa tinggalnya dalam kondisi tanpa gravitasi.
Tercatat astronaut dapat mengalami penambahan tinggi badan hingga 3% dari tinggi tubuhnya. Sebagai contoh, bila ada astronaut tingginya 1.8 meter, maka tubuhnya akan bertambah tinggi 5 Cm, selama ia melakukan misi di luar angkasa.
Tapi, pertambahan tinggi badan ini tidak permanen. Ketika Astronaut kembali ke Bumi, gravitasi akan kembali menarik struktur tubuh astronaut, sehingga astronaut kembali ke tingginya semula. Sebagai makhluk Bumi, manusia tumbuh berdasar kondisi di permukaan Bumi, karena itu beberapa hal terjadi ketika manusia pergi, dan tinggal di lingkungan tanpa gravitasi.
Dilansir Space.com, penelitian sebelumnya mempelajari, ketika berada di luar angkasa. Tulang punggung manusia yang tidak terpengaruh oleh gravitasi mengalami perpanjangan vertebra, atau bagian yang menghubungkan keseluruhan tulang punggung.
Kondisi luar angkasa membuat tulang punggung dapat memanjang, dan tidak tertekan beban tubuh, sehingga efek penambahan tinggi badan ini dapat terjadi. Selain itu, dilansir dari Popular Science, cairan di tubuh juga terpengaruh kondisi tanpa gravitasi, seperti darah, dan cairan tubuh lainnya.
Tanpa gravitasi, cairan kadang mengambang ke atas, sehingga menyebabkan benjolan pada tubuh astronaut, misal di bagian mata, yang dapat menyebabkan gangguan penglihatan. Setelah itu, ada ancaman radiasi berasal dari matahari, bila astronaut tidak mengenakan perlengkapan2 perlindungan.
Institut Riset Biomedis Luar Angkasa Nasa, pada (2016), melakukan percobaan dengan memonitor astronaut, Scott Kelly, dengan saudara kembarnya, Mark. Scott yang dikirim ke luar angkasa, dan dipantau perubahan-perubahan fisiknya selama tinggal di Stasiun Luar Angkasa, lalu dibandingkan pada kondisinya setelah kembali ke Bumi.
Kondisi2 yang diamati diantaranya: kondisi tulang, kekuatan otot, peredaran darah di wajah dan kaki, ukuran jantung, serta masalah keseimbangan. Hasil penelitian yang keluar (2018), menunjukkan perubahan biologis yang dialami oleh Scott kembali normal beberapa jam setelah ia kembali ke Bumi, namun beberapa karakteristik tetap ada hingga enam bulan lamanya.
Selain itu, tidak ada perubahan signifikan pada DNA Scott. Perubahan yang mempengaruhi 7% dari DNA Scott ini bersifat minimal, dan ditemukan pada manusia ketika mereka menaruh beban pada fisik mereka, contohnya, seperti pemanjat gunung, dan penyelam SCUBA. (lea/age; Bahan dari : https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20190329073024-199-381674/penyebab-astronaut-tambah-tinggi-di-luar-angkasa)-FatchurR *