Masjid Cheng Ho Palembang Wujud Akulturasi Budaya Tionghoa dan Islam
(travel.detik.com)-PALEMBANG; Tanah Indonesia punya saksi bisu wujud toleransi yang bisa dicontoh warganya. Salah satunya Masjid Cheng Ho di Palembang. Masjid dengan gaya khas Tionghoa berdiri kokoh dan jadi wisata religi di bulan suci Ramadan di Palembang. Itu adalah Masjid Cheng Ho.
Masjid berwarna khas merah cerah di 15 Ulu, Seberang Ulu I ini punya sejarah peradaban umat muslim. Terutama bagi keturunan Tionghoa dan kini tinggal di Palembang. Masjid ini sebenarnya bernama Masjid Al Islam Muhammad Cheng Ho Sriwijaya. Masyarakat menyebut Masjid Cheng Ho Jakabaring.
Menurut cerita, masjid ini didirikan atas inisiatif prakarsa sesepuh, penasehat, tokoh muslim dan Pengurus Persatuan Islam Tionghoa Indonesia di Bumi Sriwijaya. Masjid diresmikan (2006). Melihat dari luar, jelas Cheng Ho dibangun dengan perpaduan unsur Cina, Melayu dan arsitek2 di nusantara. Ini sebagai tanda dan ciri khas masjid Cheng Ho.
Khusus di bulan Ramadan, masjid Cheng Ho jadi primadona wisata religi bagi umat muslim sambil menunggu berbuka. Begitupun wisatawan luar daerah atau umut muslim keturunan Tionghoa.
“Ini selalu ramai, terutama Ramadan. Banyak yang datang dari luar kota berfoto dan istirahat menunggu berbuka,” cerita seorang warga, Iwan saat ditemui di lokasi. Selain tempat ibadah, dia sebut ada fasilitas2 lain di sekeliling Cheng Ho. Misal rumah imam masjid, tempat pendidikan agama dan ruangan yang untuk kegiatan sosial.
Keberadaan Masjid Cheng Ho mencerminkan tokoh Islam Tiongkok masa dan pesan keberagaman dan terjalin hubungan baik masyarakat Tionghoa dan lokal. “Ini simbol keberagaman umat di Palembang. Selain ini, ada 6 rumah ibadah di komplek OR Jakabaring Sport City. Tapi untuk keturunan Tionghoa muslim tetap di sini” imbuh pria (51) asal Lubuklinggau tersebut.
Masyarakat Palembang mengenal sejarah berdirinya Masjid Cheng Ho. Sampai kini jadi simbol keberagaman berbagai agama mulai zaman Kerajaan Sriwijaya, Kesultanan Darusalam hingga Tiongkok.
“Simbol keberagaman saat ini jadi bernilai tembah sampai setiap hari banyak yang datang. Kalau sekarang orang bilang jadi wisata religi. Banyak yang dapat dipelajari dari Cheng Ho ini,” tutupnya. (sna/aff; Raja Adil Siregar; Bahan dari : https://travel.detik.com/domestic-destination/d-4546401/masjid-cheng-ho-wujud-akulturasi-budaya-tionghoa-dan-islam)-FatchurR *