Teknologi Kamera Untuk Nyeri Punggung Bawah Akibat Saraf Terjepit
(autotekno.sindonews.com)-NYERI punggung bawah merupakan itu kerap kita dengar dalam kehidupan. Istilah berupa encok, pegal linu, baal/kesemutan pada punggung bawah yang menjalar ke salah satu tungkai merupakan nyeri punggung bawah yang khas disebabkan oleh penjepitan saraf.
Intensitas nyeri punggung bawah bermacam-macam, ringan hingga berat, sehingga membuat seseorang tidak mampu beraktivitas. Di samping nyeri, keluhan lain : Kelemahan otot tungkai dan gangguan berkemih juga dapat terjadi bila jepitan saraf di tulang punggung bawah mengenai struktur saraf yang mengurus fungsi kekuatan otot tungkai atau berkemih.
Mereka perlu mendapat pengobatan sesegera mungkin untuk menghindari risiko kecacatan. Nyeri punggung bawah dapat disebabkan berbagai hal, yang tersering penjepitan saraf di tulang belakang. Struktur yang sering menjepit saraf di tulang belakang adalah bantalan tulang belakang yang dalam istilah medis diskusinter-vertebralis.
Bantalan tulang belakang memiliki fungsi di antaranya peredam guncangan atau beban tubuh sehingga antara ruas tulang belakang yang satu dengan lainnya tidak saling bersentuhan dan menyebabkan penjepitan saraf.
Ketika kualitas dan elastisitas bantalan tulang belakang berkurang karena pertambahan usia atau aktivitas berlebihan, maka struktur bantalan tulang belakang menonjol dan menekan saraf yang melintas di belakangnya.
Iritasi atau penekanan terhadap saraf pada tulang belakang punggung bawah ini menyebabkan nyeri punggung bawah yang menjalar kesalah satu tungkai. Penjalaran ke tungkai juga bervariasi, tergantung saraf tulang punggung bawah di level apa yang mengalami penekanan.
Nyeri penjalaran ini bervariasi, mulai penjalaran ke lipat paha, lutut, betis, hingga punggung kaki. Nyeri punggung bawah akibat saraf terjepit sering dialami kelompok usia 35-50. Perbandinganya, lelaki lebih sering nyeri saraf terjepit ketimbang wanita dengan rasio 2:1.
Setiap 1.000 orang, ada 5-20 orang yang mengalami nyeri punggung bawah akibat saraf terjepit. Faktor risiko yang dapat meningkatkan penjepitan saraf antara lain kegemukan (obesitas), jenis pekerjaan yang menuntut mengangkat beban berat yang berlebihan dan terus dalam jangka panjang, merokok, bahkan riwayat nyeri punggung bawah akibat saraf terjepit dalam keluarga.
Dengan tahu faktor risiko ini, upaya mencegah terjadinya saraf terjepit adalah ber-OR dan menjaga berat badan ideal serta menghindari kebiasaan merokok. Menjaga postur ergonomis dan mengurangi aktivitas mengangkat beban berat yang berlebihan itu upaya mencegah penjepitan saraf.
Apakah nyeri punggung bawah yang dialami seseorang benar disebabkan penjepitan saraf, selain sifat nyeri atau keluhan yang disebutkan di atas, perlu ditindaklanjuti dengan pemeriksaan foto saraf tulang belakang, yaitu magnetic resonance imaging (MRI).
Pemeriksaan foto polos atau rontgen tulang belakang tidak cukup menilai penjepitan saraf. Sebab, foto rontgen hanya mencitrakan struktur tulang, sedang jaringan lunak seperti bantalan tulang belakang dan saraf punggung bawah tidak terlihat dalam foto rontgen biasa.
Setelah nyeri itu terbukti karena penjepitan saraf dari MRI, dokter akan merekomendasikan pilihan pengobataninya. Secara teoritis, 80% nyeri punggung bawah akibat jepitan saraf ini dapat pulih spontan atau berkurang dengan modifikasi gaya hidup (menjaga berat badan), memilih jenis OR yang tepat, hindari hal hal yang melibatkan angkat beban berat, fisioterapi, dan obat-obatan penghilang rasa nyeri.
Bila gagal, ada pilihan pengobatan nyeri itu dengan operasi. Operasi untuk gangguan jepitan saraf bervariasi, jenis operasi konvensional (dengan sayatan lebar dan membuka ruas tulang belakang punggung bawah) atau bantuan teknologi kamera (endoskopi) yang memiliki kelebihan seperti sayatan lebih kecil, waktu operasi lebih cepat, terhindar dari risiko pembiusan umum, dan rawat inapnya singkat.
Operasi saraf terjepit pakai endoskopi dapat dilakukan dengan konsep one day care, pasien datang pada pagi hari, melakukan prosedur kurang dari dua jam, observasi beberapa jam setelahnya, dan siang atau sore hari pada hari yang sama dapat kembali ke rumah untuk berobat jalan.
Tidak semua kasus nyeri punggung bawah dapat diterapkan teknik operasi kategori minimally invasive ini. Di samping itu, tidak semua dokter memiliki keahlian ini dan tidak semua rumah sakit memiliki fasilitas endoskopi yang dimaksud.
Prosedur endoskopi pada saraf terjepit di tulang punggung bawah dalam istilah medis dikenal dengan percutaneous endoscopic lumbar diskectomy (PELD). Prosedur PELD dilakukan di kamar operasi dan dengan pembiusan lokal (di tempat untuk memasukan alat kamera).
Dalam posisi telungkup, setelah prosedur sterilitas, dokter bedah akan memberi obat bius lokal di tempat sayatan. Lalu, dokter bedah membuat sayatan sekitar 2 cm untuk membuka jalur atau akses memasukkan instrumen kamera menuju struktur tempat melintasnya saraf tulang punggung bawah yang bermasalah di bawah bimbingan atau bantuan sinar X (fluoroscopy ).
Penonjolan bantalan tulang belakang yang menjepit saraf tersebut akan tervisualisasi di monitor. Selanjutnya, dokter bedah akan membebaskan penekanan tersebut dengan instrumen mikro (peralatan operasi yang berukuran kecil), yang terintegrasi dengan kamera endoskopi tadi.
(don; Bahan dari : Koran Sindo dan https://autotekno.sindonews.com/read/1441438/124/teknologi-kamera-untuk-nyeri-punggung-bawah-akibat-saraf-terjepit-1568945111)-FatchurR *