Pertamina Kebut Proyek Jambaran Tiung Biru
(ekonomi.bisnis.com)-JAKARTA; Jambaran Tiung Biru (JTB),i proyek infrastruktur strategis nasional Pertamina melaju pasti. Proyek pengembangan Lapangan Gas Unitisasi ini akan jadi penggerak perekonomian dengan menjawab kebutuhan pasokan gas bagi industri.
Proyek yang digarap anak perusahaan hulu Pertamina PT Pertamina EP Cepu (PEPC) ini memasuki masa konstruksi Gas Processing Facilities (GPF). Hingga kuartal II/2019, proyek mengalami kemajuan 25% dan lebih cepat dari target. Saat ini JTB telah menyerap >2.000 pekerja dengan 70% tenaga kerja lokal.
“Proyek ini penting dan strategis menggerakkan perekonomian nasional. PEPC terus melakukan percepatan sebagai komitmen Pertamina mengoptimalkan produksi; cadangan migas dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah operasi,” kata Dharmawan H. Samsu, Direktur Hulu Pertamina. Gas alam ini sumber energi alternatif dari bahan bakar fosil yang ramah lingkungan dan ekonomis.
“Dengan pasokan gas yang cukup, kelak industri dalam negeri beroperasi lebih efisien hingga 30%”. Dengan kapasitas produksi gas 192 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) dan cadangan 2,5 triliun kaki kubik (TCF) yang akan dialirkan melalui pipa gas Gresik–Semarang, proyek JTB akan memberi multiplier effect dalam mengatasi defisit pasokan bagi 19 sektor industri di Jatemnhg dan Jatim.
Tak hanya berdampak pada masyarakat dan masa depan industri, PEPC juga berhasil mengefisiensi belanja modal US$509 juta sehingga harga jual gas lebih murah serta penerimaan bagian negara dan kontraktor meningkat.
Proyek yang diproyeksikan selesai kuartal II/2021 itu berkontribusi meningkatkan pendapatan negara hingga US$3,61 miliar. Pengelolaan perencanaan yang prudent dengan pelaksanaan yang efisien membuat proyek JTB sukses memperoleh pendanaan US$1,85 miliar dari konsorsium 12 lembaga keuangan nasional dan internasional.
“Keberhasilan project financing membuktikan PEPC menggunakan standar kelas dunia dalam mengelola aset hulu Pertamina sehingga bereputasi baik di mata institusi keuangan internasional.”
Pendanaan terdiri atas 95% konvensional dan 5% syariah, ini prestasi baru di sektor migas nasional. Pada Juni lalu, PEPC menuntaskan tahapan financial close dan drawdown pertama dari kreditor sebulan setelahnya.
Keberhasilan lain PEPC adalah perubahan teknologi pada unit GPF sehingga own use—penggunaan gas sebagai bahan bakar (fuel gas)—berkurang dan menghasilkan potensi tambahan produksi hingga 20 MMSCFD, sehingga terdapat peningkatan produksi penjualan raw gas dari 172 menjadi 192 MMSCFD.
JTB juga diproyeksikan memproduksi asam sulfat hingga 382 ton/hari yang mendukung pemenuhan kebutuhan nasional sekaligus pengurangan impor. Asam sulfat amat dibutuhkan beragam sektor industri, seperti baterai kendaraan, pupuk, pengolahan logam dan air bersih.
(Editor : Media Digital; Bahan dari : https://ekonomi.bisnis.com/read/20191114/44/1170241/pertamina-kebut-pengerjaan-jambaran-tiung-biru)-FatchurR *