Buletin Penstel

Zakatel Jembatan Kebahagian Anda Di Akhirat

Kegiatan Zakatel sampai September 2019 banyak menyentuh orang lain yang sangat membutuhkan,  diantaranya memberikan bantuan bea siswa kepada 37 mahasiswa Tel-U dalam 3 semester tahun ini, dengan nilai bantuan sebesar Rp. 770.000.000,-

 

Juga menyediakan dan menyerahkan 10 set Quran Braille untuk Saudara kita yang cacat netra, Rp. 16.500.000,- melalui LSM Ummi Maktum Voice, dan   membantu masyarakat Maluku yang terkena musibah korban bencana alam,  berupa bantuan uang Rp. 25.000.000,-. Penyalurannya melalui kerja sama dengan PZU,

 

Membantu anggota P2TEL yang pendapatan MP-nya  kurang dari Rp. 1.000.000,- melalui program pemberdayaan ekonomi produktif, yang hingga September 2019 disalurkan melalui 59 PC P2TEL atau sebanyak 1.900 anggota P2TEL, dengan jumlah dana bergulir ±Rp. 2,5 Miliar.

 

Selainnya mengikuti kegiatan sosial bersama FORSIKATEL WITEL Jabar bertempat di Mess Stasiun Bumi Soreang,  dan sosialisasi Zakatel untuk para peserta mitra binaan CDC wilayah kerja Jawa Barat.

 

Alhamdulillah rangkaian kegiatan Zakatel makin mencerminkan orientasi kegiatan kepada kebutuhan dan kebahagian orang banyak.   Dalam kitab Mukasyafatul Qulub karya Imam Al Ghazali, diceritakan dialog antara Nabi Musa As dengan Allah SWT;

 

Musa : ” Ya Rabb aku sudah melaksanakan ibadah.  Manakah diantara ibadahku yang membuat Engkau senang. Apakah shalatku?

 

Jawab Allah SWT : “Sholat mu itu untukmu sendiri. Karena shalat membuat engkau terpelihara dari perbuatan keji dan munkar.”

 

Musa : “ Ya Alloh, Apakah dzikirku?” dijawab oleh Allah SWT :  “Dzikirmu itu untukmu sendiri. Karena dzikir membuat hatimu menjadi tenang.”

 

Musa:“apakah Puasaku? Ya Allah”Allah menjawab : “Puasamu itu untukmu sendiri. Karena puasa melatih diri memerangi hawa nafsumu”

 

Musa: ”Lalu ibadah apa yang membuat Engkau senang ya Allah?”dijawab Allah: ”Sedekah. Karena tatkala engkau membahagiakan orang yang sedang kesusahan dengan sedekah, sesungguhnya Aku berada disampingnya.”

 

Dari dialog tersebut, kita pahami shalat, puasa dan dzikir masih belum membuat Allah menjadi senang, meski ibadah itu tinggi nilai pahalanya. Kenapa demikian? Karena ibadah itu hanya berdampak baik terhadap pribadi pelakunya, tetapi tidak mengandung manfaat bagi orang lain.

 

Sedekah itu amal perbuatan yang bukan hanya berpahala bagi dirinya, tapi juga membuat bahagia orang lain.  Amal perbuatan yang membahagiakan orang lain, terutama yang mengalami kesulitan, adalah perbuatan yang disukai oleh Allah Ta’ala. Perbuatan seperti inilah yang membuat Allah menjadi senang.

 

Allah SWT berfirman :  “ Kamu sekali kali tidak sampai kepada kebajikan ( sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai, dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya “ (QS. Ali Imrah 92).

 

Menurut Abdul Aziz bin Umair RA, Bila seseorang sibuk dengan ibadah ritual saja (shalat, dzikir, puasa, haji, dsb), maka jangan dulu merasa puas dan bangga.  Karena itu tandanya ia hanya mencintai dirinya sendiri, dan belum sepenuhnya mencintai Allah.

 

Padahal dalam Al-Qur’an, Allah berulang kali memerintahkan hambanya bersedekah.[2] Bila seseorang mengabaikan perintah Allah untuk bersedekah maka itu berarti ia tidak mencintai Allah

 

.Jika bertafakur sejenak,  yang memerintahkan bersedekah adalah Allah Azza wajalla, yang memberi rezeki kepada manusia sebagai hambanya juga Allah SWT. Jadi tidak ada kerugian sedikitpun jika sebagian rezekinya disedekahkan, dan janji Allah SWT melalui amal zakat, infak, sedekah tidak akan mengurangi rezeki orang yang melakukannya.

 

Seorang lelaki bertanya pada Rasulullah: “Wahai Rasulullah, siapa yang paling dicintai Allah? Dan amalan apa yang paling dicintai Allah?

 

Rasulullah bersabda: “Yang paling dicintai Allah Ta’ala adalah yang paling bermanfaat untuk manusia lain. Dan amalan paling dicintai oleh Allah Azza wa Jalla adalah memasukan kegembiraan ke hati  mukmin, atau menghilangkan kesusahannya, atau membayar hutangnya, atau menghilangkan kelaparannya.  Aku berjalan bersama saudaraku untuk memenuhi kebutuhannya itu lebih aku cintai dari pada ber-i’tikaf di masjid Nabawi sebulan lamanya.”

 

(HR. Ath Thabrani 6/139, dishahihkan Al Albani dalam Silsilah Ash Shahihah 2/575). Mencermati hadits nabi tersebut, maka ada 3 intisari, yaitu:

 

1-Orang yang paling dicintai Allah Ta’ala BUKANLAH orang yang rajin beribadah ritual (shalat,dzikir, puasa, haji, dsb), tetapi adalah orang banyak dalam beribadah sosial (bermanfaatbagi masyarakat).

 

2-Amalan yang paling dicintai Allah adalah menolong saudara muslim yang kesulitan hidup.

3-Melakukan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan orang muslim, lebih baik daripada iktikaf di masjid Nabawi selama sebulan.

 

Marilah Saudara-Saudaraku bersegeralah bersedekah mumpung masih sehat, mumpung masih diberi lapang, mumpung masih hidup, mumpung masih diberi kesempatan.   Zakatel siap membantu mengelola titipan ibadah maliyah Saudara baik berupa zakat, infak, sedekah dan wakaf setiap saat kami siap melayani  titipan bekal untuk akhirat kelak. **AS

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Lihat Juga
Close
Back to top button
Close
Close