Corak Pesantren Darunajah Pesanggrahan
(republika.co.id)-JAKARTA; Lembaga lain yang turut mewarnai Sejarah Pesantren di Jakarta ialah Pondok Pesantren Darunajah di Pesanggrahan, Jaksel. Usia pesantren ini lebih muda dari Pondok Pesantren Syekh Quro dan Pesantren Guru Marzuki. Coraknya khas karena mengombinasikan pola pendidikan salaf dan modern.
Pendirinya KH Abdul Manaf Mukhayyar asal Betawi. Abdul Manaf Mukhayyar lahir di Kampung Kebon Kelapa, Palmerah, Jakbar (22/6/1922). Saat anak-anak, dia mengenyam pendidikan di sekolah Belanda. Setelah itu, atas izin orang tuanya, dia belajar pada Jamiat Kheir di bi langan Karet, Tanah Abang.
Pada masa pendidikan di Jamiat Kheir (1939) Abdul Manaf menggagas pendirian madrasah dengan sistem modern. Ide iniĀ berhasil dia wujudkan dengan menginisiasi Madrasah Islamiyah (1942). Pola pendidikan yang diterapkannya mengikuti sistem modern tanpa menanggalkanĀ unsur-unsur keislaman.
Dia berupaya membantu pendidikan cuma-cuma kepada anak-anak keluarga tidak mampu. Dengan berbagai upaya, Kiai Abdul Manaf berhasil mendirikan Pondok Pesantren Darunnajah. Dalam perkembangannya, lembaga ini jadi salah satu pesantren terkemuka di Jakarta, bahkan Indonesia.
Pada awal 2012,Yayasan Darunnajah tercatat memiliki 14 unit pesantren di penjuru Tanah Air. Jumlah santrinya mencapai ribuan orang dari berbagai macam daerah. Tidak hanya konsen di dunia pendidikan. Kiai Abdul Manaf juga turut berjuang, terutama pada era kemerdekaan Indonesia.
Pada masa revolusi, dia ikut dalam perjuangan bersenjata melawan Belanda yang ingin kembali menjajah negeri tercinta. Dia termasuk dalam laskar pejuang di Rawabelong, Kebayoran Lama, dan Palmerah. Pada 21 September 2005 Kiai Abdul Manaf wafat dalam usia 83 tahun.
(Rep: Muhyiddin./ Red: Agung Sasongko;Ā BahanĀ dari :Ā https://www.republika.co.id/berita/q1uagd313/corak-khas-pesantren-darunajah-pesanggrahan)-FatchurR *