Cambridge Masjid Ramah Lingkungan Pertama Di Eropa
(republika.co.id)- LONDON – Masjid ramah lingkungan pertama hadir di Inggris, yaitu Masjid Cambridge Central. Kehadiran masjid ini diharapkan mampu menginternalisasikan nilai luhur ramah lingkungan dalam Islam mengatasi perubahan iklim.
Masjid membuka pintunya pada Mei tepat pada saat puasa Ramadhan. Masjid dihiasi kolom berkisi-kisi, dibalut panel surya, dan dikelilingi pohon apel kepiting, dengan ruang untuk seribu orang dan misi jadi kekuatan bagi iklim yang baik.
“Masjid ini melambangkan hati spiritual komunitas Muslim, tempat pusat di mana penyembah terhubung dengan Tuhan” kata pengurus masjid yang juga musisi Cat Stevens dilansir Reuteurs, (23/5/19)
Stevens, yang terkenal dengan lagu-lagu hit “Wild World” dan “Morning Has Broken”, jadi Muslim pada 1970-an dan kini dikenal sebagai Yusuf Islam. Dia mengatakan kepada Thomson Reuters Foundation umat Islam memiliki peran penting dalam mengatasi krisis iklim.
“Itu (masjid) bagian dari proses pendidikan ulang, menggali lebih dalam sifat Islam sebenarnya untuk mengungkapkan keharmonisannya dengan keseimbangan alam semesta,” kata Stevens. “Banyak Muslim melupakan ini dan tidak berkontribusi cukup untuk krisis iklim saat ini,” tutur dia.
Bangunan senilai 24 juta pound (30 juta dollar AS), didanai mayoritas oleh pemerintah Turki, akan menyambut ratusan jamaah sholat tarawih, selama Ramadhan ini. Dengan air hujan daur ulang untuk mengairi kebun dan pompa dengan energi panas pemanen, masjid menghasilkan hampir nol emisi karbon.
“Alquran menekankan keindahan dan harmoni dari dunia alami sebagai tanda kekuatan kreatif dan kebijaksanaan Tuhan,” kata Ketua Perwalian Masjid dan profesor Universitas Cambridge, Timothy Winter, yang juga dikenal sebagai Abdal Hakim Murad.
“Perjuangan melawan perubahan iklim dan kepunahan massal spesies bukan hanya pertanyaan praktis tentang kelangsungan hidup manusia, tetapi juga pertempuran untuk menghormati dan melindungi hadiah Tuhan.”
Langit-langit besar menerangi aula shalat sehingga tidak ada lampu buatan yang dibutuhkan di siang hari, sementara atapnya memakai panel yang mengubah sinar matahari menjadi listrik.
Bukan hanya bangunan yang berwarna hijau. Masjid ini mengikuti prinsip Islam yang luas mendukung perlindungan lingkungan, kata para pakar iklim Muslim, baik itu perawatan bumi Tuhan atau ajaran suci tentang melestarikan air, menanam pohon, dan melindungi hewan.
“Muslim bisa menjadi kekuatan yang dapat dimobilisasi melawan perubahan iklim,” kata Shanza Ali, salah satu pendiri Aksi Iklim Muslim, sebuah kelompok advokasi Inggris.
Bagi Ali, pesan lingkungan tetap tidak akan berhasil bagi 1,8 miliar Muslim yang beragam di dunia, namun pendekatan pluralistik bisa lebih baik menghidupkan kembali hubungan ntara Islam dan lingkungan.
“Proyek seperti Masjid Cambridge menjadi penting dalam meningkatkan kesadaran dan menunjukkan kepada orang-orang ini bukan hanya masalah ceruk yang diambil oleh sebagian Muslim, tetapi ini masalah yang menjadi inti keyakinan kami,” katanya.
Pada 2015, para pemimpin agama Islam bersama mendesak umat Islam berperan yang lebih aktif dalam memerangi perubahan iklim dalam sebuah deklarasi yang disambut baik oleh PBB. Cambridge adalah rumah bagi sekitar enam ribu Muslim, banyak dari mereka adalah mahasiswa atau profesional.
“Masjid ini dirancang dengan mempertimbangkan tradisi arsitektur Islam dan lokal,” kata arsitek Julia Barfield dari Marks Barfield Architects, yang bertanggung jawab atas struktur ikonik seperti roda pengamatan London Eye di Sungai Thames. Bangunan itu mengangkat spirits, mengawinkan geometri Islam berornamen dengan bahan-bahan asli Inggris.
(Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Nashih Nashrullah; Bahan dari : https://republika.co.id/berita/przjs0320/masjid-cambridge-masjid-ramah-lingkungan-pertama-di-eropa)-FatchurR *