Evilita Adriani penggagas Ojek Syar’i
Ojek satu ini, berbeda dengan ojek lain yang kini tengah berseliweran di Jabodetabek, lewat sistem aplikasi. Ojek yang digagas mahasiswi Surabaya, Evilita Adriani ini, hanya terima penumpang perempuan. Pengemudinya kaum Hawa dan wajib berhijab. Pengalaman teman Evi yang tak nyaman memakai jasa ojek dengan pengemudi laki-laki, jadi alasan utama Ojek Syar’i ini berdiri.
Awal meniti usaha ini, Evilita Adriani, tak banyak tahu kehadiran dan popularitas Go-Jek dan Grabbike, ojek berbasis aplikasi, yang santer dibincangkan. Sebab, di kotanya, Surabaya, dua armada ojek itu belum hadir, awal tahun ini. Baru belakangan, dua bulan lalu, Go-Jek perlahan hadir di Surabaya. Ketika Evi, sapaan akrabnya menjalankan bisnis angkutan sejenis.
Evi, mahasiswi (19), melakukan terobosan baru yang nyaris sejenis. Yakni menciptakan Ojek Syar’i khusus bagi perempuan. Begitu pula dengan pengemudinya sama2 perempuan. “Ada teman perempuan bercerita, dia enggak nyaman boncengan ojek laki2. Februari kemarin, muncul ide bikin ojek yang hanya menerima penumpang dan dikemudikan perempuan,” terangnya, saat dihubungi.
Ia menawarkan jasa ojek pertama ke anak dosen di kampusnya. Dia pengemudinya. “Penumpang kedua dapat dari orderan dari pasang promosi di FB”. Evi tak perlu modal banyak. Ada sepeda motor pribadi, dari ortu, yang biasa dipakai pp kampus ke rumah. Di sela2 kuliah semester tiga di program studi Hubungan Internasional UPN Veteran, Surabaya, ia masih bekerja sebagai kurir freelance barang.
Jangan heran, kemampuan berkendara Evi terlatih sejak kelas dua SMA. Setelah sebulan melakukan uji coba, 10/3/2015, Ojek Syar’i mulai resmi beroperasi di Surabaya. Sebelum beroperasi, ia satu2nya pengendara Ojek Syar’i. “Saya pernah mengantar orang sampai 20 Km. Dari pusat Surabaya ke perbatasan Sidoarjo. Sudah biasa jalan jauh,” terangnya.
Setelah bekerja sebagai kurir 2 bulan, ia pilih resign fokus mengembangkan Ojek Syar’i. Tak disangka, ojek itu dapat apresiasi bagus. Ia ajak Reza Zamir, temannya beda kampus, untuk membuat konsep. Evi dipucuk Co-founder, sedangkan Reza mengurus bagian bisnis. Seperti mendesain logo, pemasaran, hingga rekrutmen.
Keduanya merekrut pengemudi baru di Surabaya setelah gencar promosi lewat FB dan Twitter. Setelah Surabaya, berekspansi ke kota lain. Mulai Sidoarjo (5 driver) dan Malang (5 driver). Di Surabaya, 20 driver. Di Jabodetabek, terdaftar 35 pengemudi. Dalam waktu dekat, mereka tengah berekspansi ke Jabodetabek dan beberapa kota lain di Indonesia.
Tak tanggung2, keduanya siap berekspansi ke luar negeri. “Latar belakangnya beda. Ada ibu rumah tangga, mahasiswi, karyawati, SPG, sampai kepala HRD. Di Surabaya, sehari bisa dapat 30 orderan”. (Agus Suryono; http://www.cekricek.co.id/index.php/lifestyle/1854-evilita-adriani-ojek-ramah-perempuan-1)-FR