Virus Sombong Di Masa Pandemi
(muslim.okezone.com)-MENYIKAPI penyebaran wabah COVID-19, seharusnya setiap umat Islam merujuk pada seruan tiga pihak. Yakni pemerintah (Ulil Amri), MUI (wadah Fuqaha yurisprudensi hukum Islam) dalam merumuskan fatwa, dan dokter pihak yang menguasai ilmu kesehatan.
Semua sesuai kaidah keilmuan masing-masing, namun satu tujuan, menumpas Covid-19. Yang terjadi saat ini bermunculan pihak yang mengikuti perasaan dan hawa nafsu dengan membantah fatwa MUI yang jelass berdampak pada kemaslahatan bersama. Kalau mereka dengan berbagai latar belakang keilmuan yang mempuni tidak ditaati, siapa lagi yang mau ditaati di negeri ini?
Melalui pendekatan Madzhab Imam al-Syafi’i yang mayoritas dianut Muslim Indonesia bahkan se-Asia Tenggara, pandangan menaati orang-orang berilmu sangatlah dianjurkan. Imam Syafii menjelaskan:
“Jangan sekali-kali kau tinggal di suatu negeri yang tidak ada di sana ulama yang bisa memberi fatwa dalam masalah agama, dan juga tidak ada dokter yang memberitahu mengenai keadaan (kesehatan) badanmu.” (Adab Asy-Syafi’i wa Manaqibuhu, h. 244)
Sebagai muslim moderat, hal yang elok menyikapi peristiwa pandemi global ini dengan berpikir jernih. Pertarungan politik, ekonomi, budaya dan pergulatan ideologi keagamaan sebaiknya dihindari karena dapat menghilangkan kestabilan alam serta menyebabkan musibah yang silih berganti.
Allah SWT bersifat Qudrat atau Maha Berkuasa. Kekuasaan-Nya tak terbatas dan meliputi segala sesuai kehendak. Sifat lainnya, Iradat, artinya Allah Berkehendak. Konteks keduanya memerlihatkan Allah tidak memandang sebanyak apa ritual yang dilakukan hamba-Nya.
Andaikan hamba-Nya satupun tak lagi menyembahnya, derajat ketuhanan Allah SWT tak akan menurun. Andaikan semua umat menyembah-Nya sebagai Tuhan, tak akan bertambah derajat-Nya karena Allah SWT pemilik kesempurnaan.
Esensi ketuhanan tak bisa dihalangi oleh sesuatu. Tapi manusia makhluk ciptaan-Nya harus mengikuti tata nilai yang jadi sunatullah (hukum alam) atau hukum kausalitas (sebab akibat). Adanya pandemi Covid-19 ini agar manusia berikhtiar mencegah, bukan menyalahkan Allah SWT.
Allah memerintahkan ke manusia harus ada di jalan sebab akibat, walau hakekatnya takdir baik buruk itu telah Allah ciptakan. Pertanyaannya, jika sebagai manusia tidak mau mengikuti seruan pemerintah dengan alasan percaya dan yakin saja kepada Allah SWT, lalu kenapa harus menghambat pelaksanaan ibadah berjamaah di masjid?
Pertanyaan tersebut harus dijawab sendiri. Lebih tinggi mana keilmuan Anda dengan ulama Imam Syafii? Beliau melarang untuk tidak meninggalkan unsur sebab akibat selain keyakinan segala apapun karena Iradat Allah. Wallahu alam.
(Oleh Ahmad Suhadi; Penulis adalah Wakil Ketua Lembaga Bahtsul Matsail PCNU Kabupaten Bogor ; ful; Bahan dari : https://muslim.okezone.com/read/2020/04/27/330/2205675/virus-sombong-di-masa-pandemi-corona)-FatchurR *