(finance.detik.com)-JAKARTA; Defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) triwulan I-2020 lalu US$ 3,9 miliar atau 1,4% dari PDB. Angka ini lebih rendah dari defisit pada triwulan sebelumnya yang US$ 8,1M atau 2,8% dari PDB. Ini dipengaruhi turunnya impor sejalan perlambatan ekonomi domestik.
Menurut Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah menilai penurunan defisit transaksi berjalan ini karena dipengaruhi peningkatan surplus neraca perdagangan barang, disertai penurunan defisit neraca jasa dan neraca pendapatan primer. Secara keseluruhan neraca perdagangan RI tahun ini lebih baik dari tahun sebelumnya.
“CAD ini penyakit yang dikatakan struktural kita alami, karena kondisi kita terutama neraca jasa dan neraca pendapatan primer itu kita defisit yang besar. Kalau kita lihat kita bandingkan tahun lalu kondisi neraca perdagangan kita itu sedikit membaik”.
“Ekspor kita turun, tapi impor kita turun lebih besar, sehingga defisit di neraca perdagangan kita lebih baik terutama lagi harga minyak turun, pendapatan kita dari minyak turun tapi impor kita turun juga,” tutur Piter diacara Ngobrol Bareng Syita Talks bertajuk Pemulihan Ekonomi Nasional, (10/6/20).
Untuk neraca pendapatan primer relatif stabil karena modal investasi asing mulai mengalir ke Indonesia sejak April-Mei-2020. “Neraca pendapatan primer itu relatif tidak berubah karena neraca pendapatan primer ini pembayaran kita pada imbal hasil investasi oleh asing ke kita. Dengan aliran modal yang sempat keluar sempat turun, tapi kini mulai masuk kembali,” tambahnya.
Defisit neraca berjalan RI bakal membaik seiring diberlakukannya new normal dalam waktu dekat ini. “CAD saya kira akan membaik juga kalau kita lihat neraca pembayaran keseluruhan dikarenakan bulan bulan April, Mei khususnya itu aliran modal kembali masuk”
“Sehingga menurut saya, karena CAD sedikit membaik, karena neraca perdagangan relatif membaik walau di neraca pendapatan primernya sedikit defisit tapi defisit di neraca jasa saya kita akan berkurang karena neraca jasa sangat bergantung pada transaksi ekspor impor kita,” pungkasnya.
(fdl; fdl; Soraya Novika; Bahan dari : https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-5048690/modal-asing-masuk-defisit-transaksi-berjalan-ri-bakal-membaik)-FatchurR *
