Brunei Tidak Alami Penularan Lokal Kasus Covid-19 Setahun
(cnnindonesia.com)- Jakarta, Brunei Darussalam melaporkan tidak ada kasus baru Covid-19 satu tahun ini. Tidak ada penambahan kasus lokal hingga (6/5). Negara dengan 450.000 penduduk itu pertama melaporkan kasus corona (9/3/2020). Pemerintah bergerak cepat menahan laju penularan corona.
Pemerintah Brunei menerapkan kontrol perbatasan ketat dan peraturan perjalanan untuk menahan penyebaran virus dari pelancong meski angka kunjungan turis internasional turun tajam.
Negara itu juga memberlakukan larangan berkumpul massal yang ketat, melacak kontak berbasis teknologi dan karantina ketat untuk mencegah kasus penularan lokal. Meski setahun bebas dari kasus lokal corona, Brunei tetap mendeteksi infeksi corona pada wisatawan asing.
Ada satu kasus impor baru Covid-19 pada Kamis, sehingga penghitungan nasional jadi 229. Sehingga , total 88 kasus impor telah dikonfirmasi sejak infeksi lokal terakhir (6/5/2020). Menurut Kemenkes Brunei, kasus baru itu adalah wanita usia (20) tiba dari Eropa melalui Singapura (23/4/2021). Dia demam tinggi, batuk, kehilangan indra penciuman dan perasa sejak 30/4/2021.
Investigasi dan pelacakan kontak telah mengkonfirmasi tidak ada kontak dekat untuk kasus ini karena dia dikarantina setibanya di negara itu. Dia dirawat dan dipantau di National Isolation Center bersama 6 kasus aktif lainnya, semuanya dalam kondisi stabil. Total ada 3 kematian dan 219 pasien pulih yang dilaporkan sejauh ini di Brunei.
Pemerintah Brunei memulai Program Vaksinasi Nasional pada 3/4/2021, dengan 17.776 orang telah menerima vaksin Covid-19 hingga 5 Mei. Negara ini memberi otorisasi penggunaan darurat untuk beberapa vaksin, yakni Oxford-AstraZeneca, Pfizer-BioNTech, Sinopharm.
“Saat ini, pemberian vaksin Covid-19 dilaksanakan tahap satu, terdiri dari frontliner, pelajar yang belajar di luar negeri dan lansia usia 60 tahun ke atas,” kata Kementerian Kesehatan Brunei dikutip dari Xinhua.
“Prioritas diberikan ke frontliner dan manula. Frontliner memiliki risiko lebih tinggi terinfeksi Covid-19 dan lansia memiliki risiko lebih tinggi mengalami komplikasi lebih parah.” Kemenkes terus mendorong masyarakat untuk mengikuti program vaksinasi nasional, meski tidak diwajibkan. “Mendapat vaksin Covid-19 itu langkah paling efektif melindungi diri sendiri, keluarga kami dan masyarakat dari efek berbahaya corona,” kata kementerian itu.
(dea; Bahan dari : https://www.cnnindonesia.com/internasional/20210507150910-106-640026/brunei-tak-alami-penularan-lokal-covid-selama-setahun)-FatchurR *