Wisata dan Kuliner

Mengenal Lebih Dekat Dengan Gedung Sate

(blog.tripcetera.com)-Gedung Sate, ikon kebanggan Bandung. Bangunan yang jadi pusat pemprop Jabar sejak 1980 ini berlokasi di Jalan Diponegoro No. 22. Meski sebagai Kantor Gubernur, Gedung Sate tetap jadi tempat favorit bagi yang berwisata ke Bandung.

Alasan pelancong ke bangunan ini beragam. Termasuk karena Gedung ini bernilai sejarah dan seni yang tidak dimiliki bangunan lain. Namun, banyak fakta menarik yang belum diketahui banyak orang. Berikut fakta seru terkait Gedung Sate.

10-Fakta Gedung Sate

1-Bukan tempat makan Sate

Kalau hanya dengar nama, kebanyakan orang mengira bangunan iniĀ  warung makan sate atau setidaknya banyak penjual sate di sekeliling gedungnya. Namun, anggapan ini salah.

Jadi, penamaan Gedung Sate karena ada ornamen mirip tusuk sate di bagian atas gedung. Nah, agar pengucapannya lebih mudah, maka orang setempat menyebutnya Gedung Sate.

2-Interpretasi beragam tentang Ornamen Sate

Ornamen sate di bagian atap gedung ini memiliki interpretasi beda-beda. Ada yang beranggapan itu bukan sate, tapi jambu air berjumlah 6 buah. Jambu ini bermakna perlambang kesuburan wilayah Kota Kembang.

Enam ornamen itu simbol nominal uang yang digunakan membangun gedung, yaitu 6 juta gulden. Tak hanya itu, ornamen ini dinilai mirip lambang bunga lotus yang bermekaran.

3-Memiliki Lorong rahasia

Bagian paling misterius dari Gedung ini desas-desus kalau bangunan ini menyimpan lorong rahasia. Jadi penampakan luar yang megah ini dikabarkan ada ruang misterius. Katanya, bagian ini lorong rahasia yang menghubungkan langsung dengan Kantor Dinas Gubernur Jabar.

Hal itu dirahasiakan karena ada peristiwa kelam di masa lalu. Konon, pernah ada tawanan tewas di area itu hingga menyebabkan penutupan permanen. Pengelola gedung tak mau komen terkait hal itu.

4-Surine mampu terdegar hingga Cianjur

Keunikan lain Gedung ini, benda yang menghiasi ruang paling atas Gedung Sate. Di tengah ruangan yang dikelilingi kaca, terpajang mesin pembunyi sirine. Dulu sirine kerap digunakan sebagai penanda perang.

Petugas harus turun satu lantai untuk mengoperasikan mesin untuk membunyikan sirine. Bunyinya dapat terdengar hingga Cianjur, Pangalengan, dan Cicalengka. Kini hanya dioperasikan pada upacara hari kemerdekaan atau peringatan hari nasional lain. Daya pancar suaranya diredam hanya terdengar dalam radius 2 Km saja.

5-Tugu serangan Gurkha

Nilai historisnya nyata sejak melangkahkan kaki di halaman depan. Kita temukan tugu bersejarah. Tugu ini tempat peristirahatan terakhir 7 pemuda yang gugur melawan tentara Gurhaka. Hal itu diperkuat tulisan di tugu: ā€œDalam mempertahankan Gedung Sate dari serangan Gurhaka (3/12/1945), tujuh pemuda gugur dan dikubur pihak musuh di halamanā€.

6-Bangunan tahan gempa

Pembangunannya dipimpin arsitek berkebangsaan Belanda, Ir. J. Gerber. Arsitek itu merancang Gedung Sate dengan banyak persendian. Karenanya, gedung ini tahan gempa hingga 9 SR. Tidak mengherankan, ya, kalau bangunan ini kokoh hingga saat ini.

7-Hampir berusia 100 tahun

Peletakan batu pertama dilakukan (27/7/). Pembangunannya rampung September 1924. Gedung ini kompleks induk bangunan utama Gouverments Bedrijven, kantor pusat PTT (Pos, Telepon dan Telegraf), dan Perpustakaan.

Gedung ini akan berusia 100 tahun dengan utuh. Kekokohannya tak lepas dari bahan dan teknis konstruksi yang dipakai. Misalnya, dinding bangunan terdiri atas kepingan batu ukuran besar. Bukan batu sembarangan, batu dari kawasan perbukitan batu di Bandung timur, Arcmanik dan Gunung Manglayang.

8-Dikerjakan 2000 tukang

Pembangunannya mengerahkan 2.000 pekerja. Pekerja itu termasuk dari tukang kayu dan pemahat batu. Sebanyak 150 orang di antaranya ahli pengukir batu nisan dan pengukir kayu berkebangsaan Cina. Tukang batu, kuli aduk, dan peladen asal dari Kampung Sekeloa, Coblong Dago, Gandok, dan Cibarengkok.

9-PerpaduanĀ  Arsitektur Nusantara dan Eropa

Gedung ini dirancang menggabungkan unsur arsitektur Nusantara dan Renaissance Eropa. Budaya Indonesia terlihat dari ornament yang menyerupai bentuk candi berundak di bagian tengah fasad. Hal serupa juga terlihat dari bagian menaranya yang bebentuk pura bertingkat.

Arsitektur khas Eropa tampak dari pilar yang berdiri di sepanjang koridor utama. Ornamen lengkungan dengan cukup teratur dan berpola berulang-ulang mengadopsi gaya Italia. Termasuk jendela yang berukuran besar dan atap yang menjulang tinggi. Betapa perpaduan yang sangat menarik.

10-Mengarah ke Gunung Tangkuban Perahu

Kalau diamati detail, kita sadar kalau arah bangunan menghadap ke Gunung Tangkuban Perahu. Kita bisa naik ke salah satu ruangan kecil di lantai III Gedung Sate untuk menyaksikan sekitar bangunan ini.

Yang disebut ruang menara ini dikelilingi teras yang lebar. Saat di sisi utara, makin tampak Gedung Sate mengikuti sumbu poros Utara-Selatan dan sengaja dibangun menghadap Gunung Tangkuban Perahu. Jika cuaca baik, kita bisa saksikan bentuk perahu terbalik, karakter gunung dari legenda Dayang Sumbi ini.

(Bahan dari : https://blog.tripcetera.com/id/gedung-sate/)-FatchurR *

*** Alumnus salah satu sekolah di Prolink Jawa Timur

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button
Close
Close