Info Daerah n OpiniIslam

P2TEL Tangsel-Bertarbiyah Ramadhan Beristiqomah Pasca Ramadhan

(Penulis : Suradi – Tangerang Selatan)

KISPA semangat bertarbiyah dan beristiqomah.

Dengan mengusung tema besar “Tarbiyah Ramadhan Berkualitas” P2Tel Tangerang Selatan telah menyambut dan mengisi Ramadhan 1443H dengan menggelar program  Kajian Intensif Selasa PAgi atau disingkat dengan akronim KISPA sebagai wahana untuk saling bersilaturahim dan berbagi ilmu dari para narasumber yang beragam keahlian dan aktivitasnya serta berkelanjutan sehingga memperkaya khasanah tarbiyah meskipun diselenggarakan secara online.

Tarhib Ramadhan.

KISPA Seri 1 atau yang perdana  digelar secara online menghadirkan narasumber Ustadz A. Latif, Spdi. Materi tausiyah dimulai dengan beberapa faedah berpuasa antara lain mendapatkan pahala tanpa batas dan berhak memasuki syurga dari pintu khusus pintu Royyaan, mengajarkan amanah dan muraqobah, mengajarkan hiduo teratur dan disiplin dan menumbuhkan kasih sayang dan ukhuwah. Adapun langkah-langkah menyambut Ramadhan antara lain : memperbanyak doa, persiapan ruhiyah, persiapan fikriyah, persiapan jasadiyah dan persiapan maaliyah.

Memperkenalkan sunnah-sunnah puasa antara lain mengakhirkan makan sahur, menyegerakan berbuka, berbuka dengan kurma dan air, qiyamu Ramadhan, bertadarus Al Quran dan I’tikaf pada sepuluh hari terakhir Ramadhan.

Sedangkan syarat-syarat batin puasa adalah menundukkan pandangan dan menahannya dari berleluasa memandang segala hal yang tercela dan dapat melalaikan sehinga menjadikannya lupa kepada Allah. Menjaga lisan dari bicara sembarangan, berbohong, ghibah, namimah, berkata kotor dan kasar, serta menahannya dari pertengkaran dan perdebatan. Menahan pendengaran dari memperhatikan segala hal yang tercela dan yang haram mengatakannya. Menahan anggota badan lainnya dari melakukan dosa, menahan syahwat perut pada berbuka. Tidak memperbanyak makanan yang halal pada saat berbuka yang dapat memenuhi perutnya. Hendaklah hati orang yang berpuasa setelah ia berbuka dalam keadaan gelisah antara rasa takut dan harap karena ia tidak mengetahui apakah puasanya diterima atau ditolak.

Dimensi Ramadhan dan Amaliyahnya. 

KISPA Seri 2 berisikan 2 dimensi pembahasan  yaitu Ramadhan itu sendiri dan dimensi amaliyahnya disajikan oleh Ustadz Dr. AM Hidayatullah, MA secara lugas dan tuntas sehingga para peserta mengikutinya dengan antusias. Dimensi Ramadhan secara umum  memiliki visi, misi, sasaran, tujuan, program dan metode. Diawali pemahaman yang sama tentang Ramadhan melalui pendekatan bahasa (mengendalikan diri), terminologi (menahan daru segala hal yang membatalkan puasa sejak terbit sampai dengan terbenamnya matahari dan esensialnya (tidak hanya lapar dan dahaga saja namun seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah puasa hati, pikiran dan jiwa).

Visi Ramadhan

Adapun Visi Ramadhan adalah kedekatan kepada Allah dengan mengenal 3 macam roh yaitu roh tumbuh-tumbuhan (daya tubuh, daya makan dan sexual instinch),roh binatang (daya gerak dan adaya mengetahui) dan roh manusia (daya teoritis dan daya praktis). Dengan daya teoritis manusia bisa berpikir abstrak, dapat mengetahui atau memisahkan materi sehingga bisa membuat konsep, berhubungan dengan Allah dan menerima pengetahuan dari Allah melalui malaikat (Al Quran) dan langsung (ilham). Misi Ramadhan adalah mensucikan roh sehinga berfungsi sesuai dengan fitrahnya. Jangan sampai manusia didominasi oleh roh tumbuh-tumbuhan dan atau binatang.

Sasaran Ramadhan

Sasaran Ramadhan adalah ketaqwaan tidak hanya individual saja namun seluruh aspek kehidupan, universal culture (ekonomi, politik, budaya dan lainnya).

Tujuan Ramadhan adalah mencapai hasanah di dunia dan akherat. Strateginya yaitu mengendalikan yang berpotensi negative (nafsu tumbuh-tumbuhan dan nafsu binatang) dan memperkuat potensi positif terkait dengan penguatan keimanan dan ketaqwaan.

Programnya adalah mengadaptasikan diri kepada Allah dengan menjalankan perintahnya dan menjauhi segala larangannya. Metodenya mengaktualisasikan yang menjadi pilar Ramadhan yaitu niat karena Allah dan imsak (esensi puasa pengendalian diri) dengan memperbanyak dzikrullah (hati, lisan dana mal) dan doa dalam segala aktivitas sesuai yang diajarkan Rasulullah. Dimensi amaliyah Ramadhan antara lain memperbanyak membaca Al Quran, qiyamulail, I’tikaf, infaq dan shodaqoh.

Target Ramadhan. 

KISPA Seri 3 narasumberpun Ustadz Syarif Radin, Lc, MA memulai dengan sebuah pertanyaan kepada para peserta : Apa saja yang menjadi target Ramadhan kita? Ketika datang Ramadhan apa yang kita cari? Jawaban singkatnya yang menjadi target Ramadhan adalah ampunan, pahala dan taqwa. Alhamdulillah usia kita saat ini masih dipertemukan  dengan bulan Ramadhan. Alhamdulillah panjang umur kita ini bisa  jumpa kembali dengan Ramadhan. Alhamdulillah Allah sehatkan jasmani dan rohani bertemu Ramadhan.

Ada 6 Keistimewaan Ramadhan.

Bulan Perintah untuk Puasa Wajib (QS. 2:183). Bulan Diturunkannya Al-Qur’an (QS. 2:185). Bulan Penuh Keberkahan : Telah datang Bulan Ramadhan, bulan penuh berkah, maka Allah mewajibkan kalian untuk berpuasa pada bulan itu, saat itu pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, para setan diikat dan pada bulan itu pula terdapat satu malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan.” (HR. Ahmad).

Bulan Ampunan :

Rasul bersabda yang artinya: “Sholat lima waktu, Jumat ke Jumat dan Ramadan ke Ramadan menghapuskan dosa-dosa di antara masa-masa itu selama dosa-dosa besar dijauhi.” (HR. Muslim). “Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan karena penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim). “Barangsiapa yang melakukan shalat malam pada bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim) .

Terdapat Lailatul Qadar.

Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam qadar. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar.” (QS. Al Qadr ayat 1-5).

Obral Pahala :

Barangsiapa memberi perbukaan (makanan atau minuman) kepada orang yang berpuasa, maka dia akan mendapat pahala seperti pahala orang yang berpuasa itu, tanpa mengurangi sedikitpun pahala orang yang berpuasa tersebut.” (HR. Ahmad).

Ada 6 Cara Menghidupkan Ramadhan.

Puasa : Hai Orang-orang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa, sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kalian bertakwa. (QS. 2:183). Shalat : Shalat Sunah Wudhu,  Taubat, Tahajud,  Hajat, Istikharah, Sunah Mutlaq, Tahiyatul Masjid, Qabliyah Subuh, Isyraq dan Dhuha.

Qabliyah Zuhur, Ba’diyah Zuhur, Qobliyah Asar, Qobliyah Magrib, Ba’diyah Magrib,  Awwabin,  Qobliyah Isya, Ba’diyah Isya, Tarawih,  Witir,  Tasbih. Al Quran : Berapa persen? Janji Dengan Al-Qur’an.  Pahala Membaca Al-Qur’an.

Peduli kepada para penghafal Al-Qur’an. Doa : Do’a Senjatanya orang beriman, Rubah amalan dunia menjadi pahala akhirat, Do’a bukti penghambaan, orang pelit yang tak mau berdo’a. Shodaqoh :

Bila puasa satu hari, dapat pahala satu hari, impas, bila puasa satu hari dapat pahala 11 hari gimana caranya? Dzikir : Mengingat Allah hati akan tenang, Bisa kapan saja, Pekerjaan ringan, pahala besar, Biasakan Istigfar.

Menggapai Lailatul Qadar. 

KISPA Seri 4 nara sumber Ustadz Dr. Rifqi Muhammad Fatkhi, MA mengungkapkan rasa syukur masih bisa dipertemukan Ramadhan 1443 H ini. Tidak cukup akhir yang husnul khatimah saja namun yang lebih penting adalah husnul habiqoh (awal yang baik).

Untuk menyemangati dalam menggapai Lailatul Qadar maka perlu diawali dengan pemahaman tentang 3 qadar. Pertama, qadar adalah penetapan atau pengaturan untuk jalan hidup sehingga memberikan panduan hidup. Kedua, Qadar adalah kemuliaan karena di dalamnya ada Quran, malaikat Jibril dan malam seribu bulan sehingga jangan diabaikan. Ketiga, sempit yang bermakna waktunya sempit atau tidak banyak sehingga jangan dilewatkan begitu saja.

Tentang kapan terjadinya Lailatul Qadar

Allah merahasiakan terjadinya malam Lailatul Qadar tersebut  sehingga umat Islam berikhtiar untuk menjaga semua hari dan tanggal selama Ramadhan terutama di saat-saat malamnya. Selain itu agar manusia terhindar dari berbuat dosa besar, kalau Lailatul Qadar sudah diketahui tapi tidak diisi dengan ibadah. Agar manusia bersungguh-sungguh mencari dan menjemputnya dan minimal dibalas karena kesungguhan tersebut.

Adapun persiapan menggapai Lailatul Qadar adalah dengan cara berbuat kebaikan dan damai aktif dengan mengucapkan salam, saling menyapa dan menebarkan senyum. Damai pasif lebih baik diam dari pada berbicara yang tidak bermanfaat. Hilangkan rasa dengki, takabur dan benci.

Ketika melihat yang lebih tua maka pasti lebih baik karena yang lebih tua amal kebaikannya lebih banyak. Ketika melihat yang lebih muda maka pasti lebih baik karena yang lebih muda dosanya lebih sedikit.

Tujuh Amalan menggapai Lailatul Qadar. 

Laitul Qadar tidak datang menghampiri seseorang begitu saja namun melalui proses yang akan mengantarkannya.

Pertama, I’tikaf di masjid/musholla.

Kedua, sholat malam sebagai aktualisasi hamba berkomunikasi dengan Allah.

Ketiga, Baca Al Quran sebagai perwujudan komunikasi Allah kepada hamba melalui firman-firman Nya.

Keempat, Mempelajari atau mentadaburi Al Quran dengan terjemahan  dan tafsirnya.

Kelima, Berdzikir diperbanyak dalam segala aktivitas terutama di tempat ibadah.

Keenam, Membaca sholawat kepada Rasulullah sebagai wujud kecintaan dan akan mendapatkan syafaatnya di hari kiyamat.

Ketujuh, Berdoa diperbanyak terutama di waktu dan tempat yang mustajab doa akan diijabah Allah.

Ciri orang yang mendapatkan Lailatul Qadar.

Menjadi dambaan setiap insan untuk mendapatkan Lailatul Qadar sehingga ingin mengetahui bagaimana ciri-ciri orang yang mendapat Lailatul Qaar tersebut. Ciri-cirinya bisa dilihat dari orangnya terlihat lebih damai dan ciri-ciri secara fisik atau alam yang lainnya. Meskipun ada ciri-cirinya namun Lailatul Qadar adalah urusan ruh bukan jasadnya.

Positioning harta.

KISPA Sesi 5  narasumber Dr. Pahrurroji M. Bukhori, MA mengungkapkan rasa syukur masih bisa dipertemukan Ramadhan 1443 H ini. Menegaskan kembali bahwa positioning atau kedudukan harta adalah ujian dari Allah dan harta itu sejatinya adalah miik Allah yang dititipkan kepada manusia.

Allah berkehendak untuk mengkaruniakan harta dan berhak juga untuk mencabut atau mengambil harta tersebut  dengan cara  apapun.

Ada sebuah kisah yang diceritakan oleh ulama Sufi  tentang Ibrahim bin Adam yang diberikan karunia kekayaan yang berlimpah dan suatu saat dicabut harta kekayaan tersebut dengan musibah kebakaran.

Narasumber juga memberikan semangat untuk senantiasa bersyukur dengan melihat nilai harta yang masih tersisa 97,5% dibandingkan melihat membayar zakat maal yang sebesar hanya 2,5%.

Harta yang diberikan zakat 2,5% bukan berarti harta tersebut hilang namun sebagai investasi di akherat (bukan membuang harta sial yang dianut oleh golongan tertentu).

Perlu pelurusan niat kita ketika bekerja bukan mencari uang namun mencari ridho Allah sehingga ada rasa kebahagiaan hakiki bila aktivitas kita mendapat ridho Allah.

Di penghujung tulisan ini akhirnya disajikan pantun sebagai pesan moral.

Ada pesta ada hadiah, hadiahnya dibuka isinya arloji.

KISPA Online terselenggarakan sudah, semoga kita bisa dipertemukan dalam majlis ilmu berikutnya kembali.

Bila tuan ke Jakarta, jangan lupa singgah ke Monas.

Semoga tarbiyah Ramadhan kita, semakin istiqomah  lebih berkualitas.

(Kiriman Suradi-Tangerang Selatan)-FR

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button
Close
Close