Rajut Silaturahim Tingkatkan Soliditas-Solidaritas dan Produktivitas
(Penulis : Suradi-P2TEL Tangerang Selatan)-Pengantar
Silaturahim saat ini menjadi sebuah kata kunci dan aktivitas kunci bagi sebagian besar masyarakat muslim Indonesia.
Hal ini sangatlah beralasan karena masih dalam suasana lebaran dan liburan panjang yang secara manusiawi memiliki jiwa korsa yang lebih menguat untuk membangun hubungan antar manusia.
Bentuk membangun hubungan ini bisa terjadi antara anak dengan orang tua, sesama alumni pendidikan, sesama dalam satu organisasi atau perusahaan atau komunitas yang selama ini menjadi aktivitas berinteraksi, sesama teman dan atau handai taulan setelah sekian lama tidak berjumpa.
Yang menjadi tema sentral dalam tulisan ini adalah bagaimana hubungan atau relasi antara silaturahim dengan soliditas, solidaritas dan produktivitas. Hal ini sangat menarik karena nilai-nilai silaturahim itu dirasakan oleh kita dalam keseharian mulai yang bersifat individual, sosial dan dunia profesional.
Tujuan
Secara tekstual bertujuan untuk memaknai kembali pemahaman silaturahim dalam kehidupan sehingga penting untuk menambah adrenalin akan begitu kuat dan besarnya korelasi antara silaturahim dengan soliditas, solidaritas dan produktivitas.
Setelahnya secara kontekstual menjadi introspeksi diri bagaimana posisi kita saat ini, mengidentifikasi kesenjangan yang ada untuk mensolusikannya. Akhinya dapat menerapkannya dalam tataran aksi atau amaliyah untuk penguatan soliditas, solidaritas dan produktivitas.
Sudahkah kita memperbanyak merajut silaturahim?
Bagi seorang muslim minimal ada 2 pendekatan sebagai acuan dalam bersilaturahim. Pendekatan pertama melalui Al Quran sebagai berikut :
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri,” (QS An Nisa : 36).
Pendekatan kedua melalui Sunnah Rasul sebagai berikut :
“Wahai manusia, sebarkanlah salam, berikanlah makan, sambunglah silaturahim, shalatlah pada malam hari ketika orang-orang sedang tidur, kalian akan masuk surga dengan selamat,” (HR. Ibnu Majah, At Tirmidzi, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Ibnu Majah).
Setelah menelaah 2 pendekatan tersebut semakin memperkuat komitmen kita untuk membangun silaturahim yang lebih luas dan lebih luas lagi. Pertanyaannya bagaimana posisi kita saat ini?
Sudahkah kita memperbanyak silaturahim? Bila jawabnya belum, sudah saatnya kita memperbanyak merajut silaturahim baik secara kuantitas maupun kualitasnya.
Relasi Silaturahim dengan 3 AS
Ketika kita diposisikan sebagai insan yang banyak membangun silaturahim tentu saja perlu memaknai hubungan atau relasi antara silaturahim dengan soliditAS, solidaritAS dan produktivitAS (disingkat 3 AS).
AS pertama SoliditAS.
Soliditas itu sendiri mengandung arti kompak, atau orang lebih sering menyebutnya dengan kata solid untuk menunjukkan kekompakan sebuah tim atau suatu organisasi. Soliditas atau kekompakan perlu tetap dijaga agar marwah organisasi yang baik dapat tetap dan terus terjaga. Dengan kekompakkan juga, tujuan suatu organisasi dapat tercapai dengan baik dan mudah.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering kali mendengar istilah “solid” yang digunakan dalam berbagai konteks. Pada dasarnya, arti solid merujuk pada kekuatan persatuan, dan kekompakan dalam menghadapi tantangan menjadi peluang dan mencapai tujuan bersama.
Arti solid atau soliditas adalah konsep yang mencerminkan keadaan individu-individu atau kelompok-kelompok berada dalam satu kesatuan yang kokoh dan tak terpisahkan. Ini melibatkan kerja sama, kepercayaan, dan saling mendukung antara anggota-anggota kelompok atau komunitas atau organisasi.
Relasi silaturahim dengan peningkatan soliditas.
Salah satu contoh penting dari arti solid adalah ketika masyarakat/ komunitas/ organisasi bersatu dan solid, mereka dapat mencapai banyak hal yang tidak mungkin dicapai oleh individu-individu yang bekerja secara sendiri-sendiri.
Selain itu, arti solid juga dapat ditemukan dalam hubungan antar pribadi, ketika individu membangun hubungan yang solid, mereka memiliki rasa saling percaya yang memungkinkan untuk merasakan dukungan dan keamanan emosional, agar tumbuh dan berkembang sebagai individu yang utuh.
Dengan memperbanyak merajut silaturahim ini maka semakin meningkatkan soliditas dalam komunitas/organisasi/perusahaan untuk mencapai tujuan bersama dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada secara berkelanjutan.
AS kedua SolidaritAS
Solidaritas adalah perasaan saling percaya antara para anggota dalam suatu kelompok atau komunitas. Kalau orang saling percaya maka mereka akan menjadi satu, menjadi persahabatan, menjadi saling hormat-menghormati, menjadi terdorong untuk bertanggung jawab dan memperlihatkan kepentingan sesamanya
Hidup yang memiliki solidaritas dengan sesama inilah sebabnya mengapa kita perlu bersilaturahim dan bersosialisasi dengan orang lain. Sehingga dapat menjadi tempat mencurahkan isi hati untuk tujuan mencapai pencerahan dan pemberdayaan.
Relasi silaturahim dengan penguatan solidaritas.
Antara lain ditunjukkan dengan menjaga kesehatan mental. Manfaat silaturahim erat kaitannya dengan kodrat sosial manusia. Sebagai makhluk sosial tentunya manusia tidak bisa hidup sendiri dan membutuhkan kehadiran orang lain.
Berinteraksi dengan orang lain, terutama keluarga adalah praktik termudah untuk menjaga ketenangan dan kesehatan mental. Tidak hanya itu, silaturahim juga dapat meningkatkan kebahagiaan melalui interaksi fisik dan emosional.
Mengunjungi anggota keluarga dan sahabat merupakan salah satu cara untuk menciptakan keharmonisan dan kedekatan sebagai aktualisasi amaliyah solidaritas.
Selain itu manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan. Dengan bersilaturahim dapat menghibur dan membantu orang-orang yang membutuhkan.
Terkadang ada orang yang enggan untuk meminta bantuan saat membutuhkan dan sebagai anak membantu orang tua tanpa menunggu diminta. Bukanlah ketika kita dalam kesulitan, orang yang kita cintai membantu kita.
Karena semua perbuatan kita akan dibalas sesuai dengan apa yang kita lakukan. Jika kita tidak diganjar di dunia ini, tentu kita akan menerima pahala di akherat kelak.
Sebagaimana dalam Al Quran ditegaskan berikut ini.
“Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula).” (Q.S Ar-Rahmaan : 60).
Dengan memperbanyak merajut silaturahim ini maka semakin memperkuat solidaritas kita kepada sesama melalui komunitas/organisasi/perusahaan untuk saling peduli dan meningkatkan kepekaan sosial terutama kepada yang lebih membutuhkan.
AS ketiga ProduktivitAS
Produktivitas adalah suatu perbandingan antara hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumber daya yang diperlukan (input)
Memperpanjang umur dan memperluas rezeki.
Manfaat silaturahim lainnya adalah dapat memperpanjang umur dan meningkatkan rezeki, sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut ini.
“Barangsiapa yang ingin diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka sambunglah tali silaturahim,” (HR. Bukhari – Muslim).
Membantu mengurangi stress.
Manfaat silaturahim bagi kesehatan mental adalah dapat mengurangi stres dan kecemasan yang berlebihan. Banyak masalah dapat dengan mudah menyebabkan stres dan kecemasan ketika memikirkan solusi.
Stres atau kecemasan seseorang akan mempengaruhi kondisi mental anggota keluarganya. Membicarakan dan mengkomunikasikan hal-hal yang menjadi masalah secara tidak langsung dapat mengurangi beban dan mengurangi stres.
Meningkatkan imun tubuh.
Berinteraksi dengan orang lain sebenarnya memiliki hubungan dengan peningkatan sistem imun tubuh. Ini juga manfaat silaturahim yang bisa kita miliki untuk kesehatan tubuh kita. Ketika kita bersilaturahim ada banyak hormon dalam tubuh yang bereaksi satu sama lain.
Hormon adalah senyawa kimia dalam tubuh yang diproduksi oleh berbagai kelenjar dalam tubuh. Salah satu fungsi hormon adalah mengatur suasana hati dan meningkatkan perasaan positif yang membuat kita lebih bahagia.
Relasi silaturahim dengan peningkatan produktivitas.
Silaturrahim adalah aktivitas sosial yang positif sehingga akan melahirkan energi positif yang berpengaruh terhadap produktivitas seseorang. Dampaknya terhadap kesehatan akan sangat besar. Makin membaik level kesehatan seseorang akan membaik juga harapan hidupnya dan akan meningkatkan produktivitas kerjanya.
Urusan yang dilakukan secara formal biasanya menempuh proses birokrasi dan tahapan secara prosedural sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama dan extra effort sedangkan dengan silaturahim ini kita saling kenal dan percaya sehingga segala urusan bisa diselesaikan dengan lebih cepat dan lebih mudah yang berdampak positif terhadap peningkatan produktivitas.
Dengan memperbanyak silaturahim ini maka semakin meningkatkan produktivitas antara lain melalui hikmah memperpanjang umur dan memperluas rezeki, mengurangi stress dan kecemasan serta meningkatkan imun tubuh.
Kesimpulan
Dengan membangun silaturahim ini maka semakin memperkuat soliditas dalam komunitas/organisasi/perusahaan untuk mencapai tujuan bersama untuk tumbuh secara berkelanjutan.
Selain itu semakin memperkuat solidaritas kita kepada sesama melalui komunitas /organisasi/perusahaan untuk saling peduli dan meningkatkan kepekaan sosial kemanusiaan terutama kepada yang lebih membutuhkan bahkan terhadap lingkungan (rahmatan lil ‘alamin).
Ketika soliditas dan solidaritas kita semakin menguat maka semakin merningkatkan produktivitas dengan memperpanjang umur dan memperluas rezeki, mengurangi stress dan kecemasan serta meningkatkan imun tubuh.
Marilah kita memulai dan memperbanyak merajut silaturahim ini dengan tetap menjalin komunikasi kepada kerabat dan orang-orang terdekat, menanyakan kabar beritanya, mengunjunginya, membantu jika ia dalam kesulitan, kesusahan atau musibah, menjenguknya jika sakit, memintakan ampunan untuknya dan mendoakannya dengan kebaikan untuknya.
(Penulis : Suradi-P2TEL Tangerang Selatan)-FR *