P2Tel Tangsel Gelar KITAB Online-Refleksi Man Jadda Wajad
(Kontributor : Suradi-P2TEL Tangerang Selatan)
Kajian Intensif TiAp Bulan disingkat KITAB.
KITAB yang merupakan program Binroh Islam P2Tel Tangerang Selatan kembali digelar secara online pada Kamis, 26 September 2024 atau 22 Rabiul Awal 1446 H mulai pk 09.30-11.30 Wib.
KITAB Online ini diikuti oleh KPC, BPC, para pengurus P2Tel Tangerang Selatan, anggota P2Tel Tangerang Selatan dan juga ada yang berasal dari luar P2Tel Tangsel seperti Bambang Purwanto, drg. Andi, Eddy Suparmin, dan lainnya.
Turut bergabung juga para senior P2Tel Tangerang Selatan antara lain Triana Mulyatsa dan Agus Yekti Edy. Beberapa pasangan suami istri turut bergabung antara lain Abdul Syukur, Asep, Agus Yekti Edi dan lainnya.
Acara ini semakin khusyu ketika Yunimar selaku pembawa acara memulai dengan mengajak para jamaah membacakan surat Al Fatihah secara bersama-sama. Acara ini didukung oleh Eko Yulianto selaku Host dan Ina Marsina selaku Co Host, kameraman A. Makmur dan fotografer Kadarusman.
Pembacaan Kalam Ilahi, Menyejukkan Hati. Sebagai Qori adalah H. Munajat dengan membacakan surat Al Al Baqarah ayat 200-202 dan sari tilawah Kusdarini. Berikut ini terjemahannya.
“Apabila kamu telah menyelesaikan manasik (rangkaian ibadah) haji, berzikirlah kepada Allah sebagaimana kamu menyebut-nyebut nenek moyang kamu, bahkan berzikirlah lebih dari itu. Di antara manusia ada yang berdoa, “Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di dunia,” sedangkan di akhirat dia tidak memperoleh bagian apa pun.” (QS 2 : 200)
“Di antara mereka ada juga yang berdoa, “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat serta lindungilah kami dari azab neraka.” (QS 2: 201)
“Mereka itulah yang memperoleh bagian dari apa yang telah mereka kerjakan. Allah Maha Cepat perhitungan-Nya”. (QS 2 : 202)
Bersyukur dalam Keberagaman Kegiatan BPC P2TEL Tangsel (Suhebsi) mengungkapkan rasa syukur kepada Allah dan ucapan terimakasih kepada para peserta KITAB Online periode September 2024 ini yang terdiri dari para senior P2Tel Tangsel, para anggota P2Tel Tangsel dan di luar Tangsel yang beragama Islam.
Rasa syukur ini semakin menguat ketika berada di P2Tel Tangerang Selatan yang beragam kegiatannya mulai olahraga bersama seperti senam pagi, gowes dan olah raga hoby lainnya serta kegiatan Binroh Islam seperti Ngaji Online, baca Quran dan KITAB baik online maupun offline sebagai media yang bisa mempersatukan untuk bermunajat kepada Allah bersama nara sumber.
Mengakhiri pengantar dengan mengajak kepada seluruh peserta KITAB Online untuk semakin bersemangat kuatkan tekad menimba ilmu.
Iconic yang unik P2Tel Tangerang Selatan.
Sebagai puncak acara KITAB Online ini adalah tausiyah yang bertema “Refleksi Man Jadda Wajada” yang disajikan oleh Ustadz H. Djindar Rohani, CFE, CFrA.
Untuk menyemangati para peserta maka disampaikan pesan moral oleh Suradi selaku moderator berupa pantun yang menjadi iconic P2Tel Tangsel.
Makan soto ayam minumnya jahe merah. Yang semangat jawab salam, kita doakan hidupnya makin berkah. Secara spontan mendapat respon serentak cakep oleh para peserta.
Untuk lebih dekat dan lebih kenal dengan narasumber bahwa Ustadz H. Djindar Rohani menjalani masa-masa pendidikan MBA di Monash University Australia, BS Accounting : University of the Pacific USA dan yang menarik bagi para peserta KITAB Online adalah narasumber 6 tahun mondok di Pondok pesantren Modern Gontor.
Pengalaman bekerja di perusahaan internasional, industri perminyakan dan industri komputer & telekomunikasi (menjadi investor di era KSO Telkom di Kawasan Timur Indonesia).
Sedangkan di dunia sosial keagamaan sebagai Ketua DKM Baitussalam yang terletak di cluster The Green BSD dan Dewan Presidium Forum Masjid Musholla BSD dan sekitarnya (FMMB).
Man Jadda Wajada. Sejak awal narasumber lebih menekankan acara ini sebagai media sharing dan mengintroduksi pengertian Man Jadda Wajada. Prinsip hidup yang berarti “Siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil”.
Refleksi ini didasarkan pada pengalaman perjalanan hidup selama 60 plus tahun yang mudah-mudahan memberi inspirasi kepada yang lain dalam upaya mencapai sukses dunia dan akhirat.
Tujuan, Cita-cita, dan Impian.
Doa sapu jagad : Doa yang paling banyak dipanjatkan untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Doa dan usaha : Doa harus dibarengi dengan usaha yang sungguh-sungguh (Man Jadda). Hasil tergantung usaha : Hasil yang diperoleh sebanding dengan usaha, baik dunia maupun akhirat (Wajada).
Agama sebagai Pondasi.
Dalam menjalani kehidupan ini begitu pentingnya agama sebagai pondasi. Ada 3 cara untuk memposisikan agama sebagai pondasi.
Pertama, pendidikan agama sejak dini : Menanamkan nilai-nilai agama sejak usia muda terutama sejak anak-anak sebagaimana yang pernah dialami narasumber ketika kecil ba’da Magrib sampai dengan Isya diajarkan mengaji di masjid.
Kedua, pengamalan ibadah : Melaksanakan ibadah dengan penuh penghayatan (bukan sekedari rutinitas dan ritualitas semata).
Ketiga, ibadah yang benar : Ibadah yang dilakukan dengan benar akan berimbas pada kesuksesan dan kebahagiaan.
Pembentukan Karakter dan Akhlaq.
Menjadi insight dan inspirasi ketika narasumber mengungkapkan kembali kenangan atau memori lama terutama ketika mondok di pondok pesantren modern Gontor dengan filosofi Panca Jiwa.
Pertama, keikhlasan : Melakukan segala sesuatu dengan tulus.
Kedua, kesederhanaan : Hidup sederhana dan tidak berlebihan (hal ini diungkapkan ketika pengalaman makan di pondok pesantren dengan nasi dan lauk seadanya bahkan ketika tiba hari daging sekali dalam sepekan menyambutnya dengan riang gembira).
Ketiga, berdikari : Mandiri dan tidak bergantung pada orang lain.
Keempat, ukhuwah Islamiyah : Menjaga persaudaraan sesama muslim sudah dirintis dan dipupuk sejak nyantri di pondok pesantren modern Gontor dengan membedakan kelompok satu dengan kelompok lainnya.
Kelima, bebas bertanggungjawab : Bebas berpikiran dan berpendapat, namun dengan tanggungjawab yang diaktualisasikan dengan penguasaan 2 bahasa yaitu Bahasa Arab (penguatan ilmu agama) dan Bahasa Inggris (penguatan ilmu global) secara istiqomah.
Refleksi dalam Kehidupan Nyata.
Dari perjalanan dan perjuangan panjang narasumber maka tibalah bagaimana dalam refleksi kehidupan nyata.
Fase pertama adalah kehidupan di pesantren yang merupakan masa penggemblengan mental dan aktualisasinya.
Fase kedua pendidikan lanjutan dengan mengenyam pendidikan di luar negeri berwawasan global melalui program AFS ketika di SMA dan program beasiswa di perguruan tinggi.
Fase ketiga pengembangan karir : tangguh berkarir di perusahaan global dengan spirit Man Jadda Wajada.
Fase kehidupan keempat yang saat ini dijalani adalah kegiatan purna karya yaitu mengedepankan sosial keagamaan dan menebarkan manfaat untuk kemaslahatan umat.
Epilog Man Jadda Wajada.
Menumbuhkan motivasi dengan menetapkan tujuan, cita-cita, dan impian memompa amunisi untuk berusaha maksimal yang merefleksikan Man Jadda.
Kemudian bermuhasabah dengan melakukan evaluasi secara periodik untuk perbaikan berkelanjutan (Wajada) dengan istilah lain melakukan Continuous Improvement. Melakukan pendidikan generasi penerus dengan membekali anak cucu sejak dini sebagai pemegang estafet kepemimpinan umat ke depan.
Sebagai ending adalah persiapan akhir dengan menyempurnakan bekal menjelang ajal dengan memohon karunia Allah wafat dalam keadaan husnul khatimah. Hanya nama Mu yang kusebut ketika ajal menjemput.
Semoga refleksi Man Jadda Wajada ini dapat menginspirasi kita untuk terus berjuang dan berkarya dalam kehidupan menuju kebahagiaan dunia dan akhirat. Aamiin.
Peserta bertanya, Narasumber menjawab.
Acara KITAB online didesain interaktif dan komunikatif maka dibuka sesi peserta bertanya dan narasumber menjawab. Meski waktunya ketat dan padat tidak mengurangi antusias peserta.
Beberapa penanya melalui media chat yaitu A. Makmur, Triana Mulyatsa, Munajat dan Budi Rahman kemudian pertanyaan secara langsung oleh Teguh.
Pointer dari hasil tanya jawab antara lain pentingnya konsistensi dalam memedomani ajaran Islam, meluruskan niat, sholat yang khusyu, menumbuhkan kemauan diri yang kuat (inner beauty) dan pihak lain yang berkompeten (bila perlu) sebagai motivator, bersyukur atas nikmat dan bersabar atas musibah, pendidikan generasi adalah panggilan diri dan tips man jadda wajada adalah usaha timbul dari diri kita sebagai pelaku, keseimbangan hablum minallah dan hablum minnas dan membangun kolaborasi melalui komunitas-komunitas yang ada seperti komunitas olah raga, organisasi P2Tel dan lainnya.
Narasumber bertanya, Peserta menjawab.
Sebagai apresiasi bagi peserta untuk tetap berkonsentrasi dan fokus karena terhadap materi tausiyah maka ada pertanyaan dari narasumber, KPC P2Tel Tangerang Selatan (A. Yuri Gartina) dan BPC P2Tel Tangerang Selatan (Suhebsi).
Peserta yang beruntung sebanyak 3 orang yaitu Teguh, Ellin dan Munajat karena bisa menjawab pertanyaan secara tepat dan cepat sehingga berhak memperoleh sweetener cashless.
Kesimpulan dan Doa.
Di akhir acara ini moderator membuat kesimpulan bahwa sebagai Approach ibadah qurban memedomani Al Quran, Hadits dan Panca Jiwa. Deployment nya agama sebagai pondasi, pembentukan karakter dan akhlaq yang baik, refleksi kehidupan nyata. Learning nya adalah motivasi (man jadda), muhasabah (wajada).
Secara Integration masjid sebagai pusat peradaban : berjamaah dan ukhuwah. Akhirnya sebagai Result nya adalah kesuksesan dan kebahagiaan di dunia dan akherat.
Sebagai penutup tausiyah adalah doa bersama yang dipimpin langsung oleh narasumber.
Ada pesan moral berupa pantun yang disampaikan oleh moderator berikut ini : Ada pesta ada hadiah, hadiah dibuka isinya arloji. Semoga majlis ilmu ini membawa berkah, in syaa Allah di majlis ilmu berikutnya kita jumpa kembali.
Kemudian pembawa acara menutupnya dengan bacaan hamdallah bersama-sama.
(Kontributor : Suradi-P2TEL Tangerang Selatan)-FR *