Info Daerah n OpiniIslam

Binroh Islam P2Tel Solo Bertema “Anjuran Ingat Mati dan Batasi Cita cita (Angan angan)”

Surakarta, 14 September 2024. Bertempat di Masjid Assalam Telkom Witel Solo Sabtu (14/9/2024) pagi berlangsung pengajian rutin bulanan yang dikelola Seksi IBO P2Tel Solo.

Pengajian pagi ini mengundang Ustadz internal P2Tel Solo yang juga mantan Ketua Sekar Telkom DPD Solo era 2000-an yakni Drs H Muhammad Daryono dengan tema “Anjuran Ingat Mati dan Batasi Cita cita atau Angan angan” berlangsung mulai pukul 08.00 WIB hingga 09.00 WIB dihadiri 40 orang anggota P2Tel Solo dan keluarganya.

Setiap manusia akan menjumpai ajalnya dan Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk senantiasa mengingat kematian dan batasi cita cita atau tidak panjang angan angan, ujar Daryono.

 

Ustadz Daryono menjelaskan kandungan Surah Al Munafiqun ayat 9, 10 dan 11. Sementara itu ketetapan Allah SWT mengenai datangnya kematian termaktub dalam surah Ali Imran ayat 185.

Allah SWT berfirman :

كُلُّ نَفْسٍ ذَاۤىِٕقَةُ الْمَوْتِۗ وَاِنَّمَا تُوَفَّوْنَ اُجُوْرَكُمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ ۗ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَاُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَآ اِلَّا مَتَاعُ الْغُرُوْرِ

Artinya : “Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Hanya pada hari Kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu. Siapa yang dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh dia memperoleh kemenangan. Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya.”

Dalam firman-Nya yang lain juga disebutkan, tidak seorang pun yang tahu kapan datangnya kematian dan di mana malaikat maut akan menjemputnya.

Sebagaimana Dia berfirman dalam surah Luqman ayat 34,

وَمَا تَدْرِيْ نَفْسٌ مَّاذَا تَكْسِبُ غَدًاۗ وَمَا تَدْرِيْ نَفْسٌۢ بِاَيِّ اَرْضٍ تَمُوْتُۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ ࣖ

Artinya : “Tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan dia kerjakan besok. Begitu pula tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Mahateliti.”

Selain itu, tidak ada yang bisa memohon agar kematiannya ditunda atau dipercepat. Sebab, kematian termasuk takdir Allah SWT yang tidak bisa diubah. Allah SWT berfirman, “Apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan dan percepatan sesaat pun.” (QS An Nahl : 61).

Sejumlah hadits yang menjelaskan tentang anjuran mengingat kematian. Salah satu caranya dengan menggunakan setiap waktu untuk menghadapi takdir tersebut.

Dikatakan dalam Kitab Riyadhus Shalihin karya Imam an-Nawawi, dari Ibnu Umar dia menuturkan, Rasulullah SAW memegang kedua bahunya seraya berkata, “Jadilah engkau di dunia ini bagaikan orang asing atau pengembara.”

Selanjutnya, Ibnu Umar berkata, “Ketika engkau berada di waktu sore, jangan menunggu waktu pagi. Ketika engkau berada pada waktu pagi, jangan menunggu waktu sore. Pergunakanlah waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, dan pergunakanlah waktu hidupmu untuk menghadapi kematianmu” (HR Bukhari).

Sementara itu, Imam Bukhari juga meriwayatkan hadits lainnya tentang anjuran tidak panjang angan angan. Dari Anas mengatakan Nabi SAW membuat beberapa garis lalu berkata, “Ini cita cita manusia dan ini ajalnya. Kemudian ketika dia sedang berusaha untuk mencapai angan angannya, tiba tiba datanglah garis yang lebih pendek ini (ajal).”

Adapun dalam riwayat shahih Bukhari lainnya yang berasal dari Ibnu Mas’ud dikatakan, Rasulullah SAW bersabda, “Ini manusia. Empat persegi panjang ini atau yang mengelilingi adalah ajalnya. Garis yang berada di luar ini cita citanya, sedangkan garis pendek pendek ini hambatannya.

Jika dia lolos dari garis yang ini, dia akan menghadapi hambatan yang ini. Jika dia pun lolos dari hambatan yang ini, dia akan menghadapi hambatan yang ini.”

Rasulullah SAW juga menganjurkan umatnya untuk beramal saleh sebelum datangnya tujuh perkara, satu di ataranya adalah kematian.

Sebagaimana beliau bersabda, “Bergegaslah kalian beramal sebelum datangnya tujuh perkara. Apakah kalian sedang menunggu kemiskinan yang memperdaya, atau kekayaan yang congkak, atau sakit yang memayahkan, atau masa tua yang melemahkan, atau kematian yang memutuskan, atau Dajjal musuh paling jahat yang dinantikan, atau hari kiamat yang sangat berat dan menyusahkan” (HR At Tirmidzi).

Secara “gamblang” Ustadz Daryono mengingatkan jamaah yang hadir dan lewat media ini untuk lebih sering “mengingat kematian.”

Dan alhamdulillah infaq pagi ini terkumpul sebesar Rp.350 K.

P2Tel Solo : “Sehat Berdaya Sejahtera.”

(Eko RS Sala mengabarkan)-FR*

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button
Close
Close