Psikologi

Cinta yang tulus

Pagi itu di sebuah rumah sakit sedang sibuk-sibuk nya, tiba-tiba seorang pria tua berusia 70 tahunan datang untuk memeriksakan jahitan pada luka-luka di jari nya.

Petugas rumah sakit yang menyambutnya menyiapkan berkas dan memintanya untuk menunggu, sebab semua dokter masih sibuk, dan laki-laki tua itu mungkin baru akan di layani satu jam lagi.

Sewaktu menunggu, bapak tua itu tampak gelisah, sebentar2 ia melirik jam yang ada ditangan nya. Petugas RSpun bertanya : “apakah bapak punya janji, kok kelihatan nya gelisah”.
Lelaki tua itu menjawab : “tidak , bapak cuma mau ke penti jompo untuk makan siang bersama istri”.
Makan siang bersama itu merupakan aktifitas nya sehari-hari.

Dia bercerita bahwa istri nya di rawat di panti jompo sejak lama, dan istri nya itu menderita penyakit Alzheimer (hilang ingatan).
Petugas itu pun bertanya lagi : “apakah ibu akan marah kalau bapak datang terlambat”.
Bapak tua itu menjawab : “istri ku sudah tidak mengenaliku sejak lima tahun terakhir”

Petugas itu pun terkejut : “Bapak masih pergi kesana setiap hari walaupun istri bapak tidak kenal lagi”.
Bapak itu tersenyum, tangan nya menepuk bahu petugas sambil berkata : “dia memang tidak mengenali saya, akan tetapi saya masih mengenali dia kan”

Petugas itu menahan air mata sampai bapak itu pergi.
Cinta kasih seperti itulah yang kita inginkan dalam hidup, cinta sesungguhnya tidak bersifat fisik atau romantisme.
Cinta sejati adalah menerima apa yang terjadi saat ini, yang sudah terjadi, dan yang akan terjadi.

Bahwa orang yang paling berbahagia tidak lah harus memiliki segala sesuatu yang terbaik, melainkan melakukan yang terbaik dengan apa yang kita miliki.

Bude Koesh-72; dari grup sebelah)-FR

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button
Close
Close