Hidup Terus (TA 099)
Pada saat sengit2nya perang Badar, perang pertama kali berkecamuk antara kaum muslimin Madinah melawan kaum musyrikin suku Quraisy yang ngluruk dari Mekah, Nabi SAW berulang kali memberi semangat kepada pasukannya. Beliau menjanjikan surga abadi kepada anggota pasukannya yang gugur.
Adalah seorang sahabat Nabi, Umair bin Hamman yang begitu bersemangat menyambut datangnya kematian dalam perang ini. Ia yang sedang hendak memakan kurma, segera meletakan kembali kurma yang sudah dihadapan mulutnya seraya berkata,
“….. terlalu berharga waktuku, hanya untuk mengunyah kurma ini …”, ia kemudian menghambur kepasukan musuh dengan gagah berani. Umat muslim sedih kehilangan atas gugurnya sahabat Anshor ini. Namun Allah menurunkan ayat al Qur’an yang di abadikan pada surat Al Baqarah ayat 154,
“Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu) mati; bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya”
Kehidupan bagaimana yang terkandung di ayat ini? Umair lama gugur, namun kepahlawannya tetap dikenang sampai kini. Paman Nabi yang lain, Hamzah bin Abdul Muttalib, juga gugur dalam perang berikutnya di bukit Uhud, sampai detik ini hidup dan dikenang sebagai pahlawan Islam. Khalifah Umar bin Khattab, sampai saat ini ketauladanannya tetap hidup dan dikenang.
Bahkan Siti Hajar, yang hidup pada jaman jauh sebelum Nabi, dibawa berjalan jauh oleh suaminya Nabi Ibrahim, dari Paletina sampai ke Mekah, lebih dari 1300 km, hanya untuk ditinggalkan ditengah lautan padang pasir dan bukit batu yang kerontang.
Kisah pengorbanan, keikhlasannya serta perjuangannya untuk mempertahankan nyawa anaknya, tetap hidup melegenda dan diabadikan dalam ritual ibadah Haji atau Umrah. Mereka semua adalah manusia biasa dan bukan Nabi atau Rasul, namun keharumannya tetap dikenang jauh melampaui usianya.
Kita juga hanya manusia biasa saja, mungkin tak lama lagi akan juga dipanggil oleh-Nya. Apakah ada kebaikan yang bisa ditorehkan untuk sekedar memperpanjang masa “hidup” kita ? Wallahu a’lam bishawab. (Sadhono Hadi; dari grup FB ILP)-FR