Pengalaman Anggota

Gaya Hannibal-2 (ME 011)

Adakalanya tim A bentukan AA Nasution itu kebentur tembok juga. Mas BS, suatu pagi lapor ke Direktur Perlengkapan, proyek ini seperti setrika panas, tiga kali ke BPKP selalu mentok. Kemahalan. “Teman2 sudah menyerah pak”, lapornya.
Padahal mereka menghitung, detail ke rincian harga satuan diblejeti sampai struktur biaya, tidak menemukan butir yang mahal. Mata sudah letih karena kurang tidur, kepepet dead line, harus menyelesaikan harga final. Kalau gara2 satu kontrak ini tidak selesai, bisa2 mundur lagi cita2 kualifikasi Wajar Tanpa Syarat. Dirkap minta tim BPKP dipanggil sore itu untuk digelar rapat.

Begitulah, sore itu mereka berkumpul di meja rapat Dirkap, di gedung Cisanggarung Bandung. Diujung meja duduk Dirkap dan pada sisi sebelah kirinya berjajar tim A dari Telkom. Di seberang mereka, pada jajaran sebelah kanan, berjejer tim dari BPKP.

Udara sejuk, menjelang malam sudah merembet kedalam ruangan melewati jendela lebar gedung tua yang masih gagah dan megah itu. Namun, sejuknya hawa, tidak mampu mendinginkan suasana rapat yang mulai menghangat,

– “Bapak2 dari BPKP, ini teman2 dari Telkom ini matanya sudah rembes. Sudah hampir melekat, menghitung, mencari, mana lagi yang bisa dipotong. Bolak-balik kaya setrika panas, Bapak masih bilang kemahalan. Kebangeten. Kalau semua kontraktor Telkom harus jual rugi, siapa lagi yang mau kerja untuk Telkom”, kata pak Nas sengit.

– “Iya, pak. Kami rasa masih kemahalan, masih bisa turun lagi”, kilah tim dari BPKP.
Akhirnya, jengkel juga pak Nas, – “Sekarang begini saja”, kata pak Nas.
– “Hari mulai gelap, itu bintang sudah muncul”, sambung pak Nas, sambil menunjuk kearah jendela yang masih terbuka lebar.

– “Saya hitung, di langit itu ada satu juta duaratus tiga puluh satu ribu enam ratus empat puluh dua bintang”, kata pak Nas. Semua bingung, kearah mana kolonel Batak ini berbicara.
– “Tolong tim dari BPKP membuktikan bahwa hitungan saya salah”, gertak pak Nas.
– “Wah …. Ya tidak mungkin pak Nas”, jawab mereka.

– “Nah kalau begitu, berkas kontrak itu kalian bawa pulang, saya kasih waktu tiga hari sampai Senin, berapa harga yang kalian anggap wajar”, ancam pak Nas.

– “Ini jaman susah, jangan kalian bikin susah lagi, nanti kalian pulang tambah susah”, gerutu pak Nas.
Tim BPKP mulai melunak, masih mencoba berkelit, namun akhirnya menyetujui hitungan tim A.
(diceritakan kembali oleh pak AA Nasution kepada Sadhono)

 

(Sadhono Hadi; dari grup WA-BPTg)-FR

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button
Close
Close