Industri Pulp dan Kertas Indonesia masuk 10 Besar Dunia
(ekonomi.bisnis.com)-JAKARTA; Industri pulp dan kertas Tanah Air kini dalam jajaran 10 besar produsen terbesar di dunia. Pada 2018, kapasitas produksi kertas Indonesia 16 juta ton per tahun dan pulp 11 juta ton per tahun.
Pasar utama ekspor pulp dan kertas Indonesia adalah kawasan Asia, seperti China, Korea Selatan, India, Arab Saudi, dan Jepang. Secara global, industri pulp Indonesia merupakan produsen terbesar kesepuluh sementara industri kertas menempati peringkat keenam.
Di wilayah Asia, Indonesia itu produsen peringkat ke-3 untuk industri pulp dan dan ke-4 untuk industri kertas. Industri pulp dan kertas dalam negeri akan terus tumbuh tahun ini. Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) memproyeksikan industri ini tumbuh 5% (2019). Apalagi, peluang pasar terbuka dan kapasitas produksi pulp dan kertas meningkat karena ada perluasan.
“Harga bagus, apalagi tahun 2019 ada permintaan kertas untuk pemilu,” kata Aryan Warga Dalam, Ketua APKI. Pasar dinilai bertumbuh dengan baik dan permintaan dunia meningkat 2an%. Walau memiliki potensi tumbuh, industri pulp dan kertas dalam negeri menghadapi tantangan berupa tuduhan dumping dari berbagai negara.
“Tantangannya karena kami punya daya saing, jadi dituduh dumping terus, seperti AS, Australia, India, Pakistan, dan Korsel” ujarnya. AS dan Australia menganggap Indonesia melakukan praktik Particular Market Situation (PMS). Menurut Arya, tudingan aksi dumping pulp dan kertas Indonesia oleh AS disebabkan kesalahan Negara Paman Sam dalam menentukan harga acuan komoditas ini.
Dalam kasus ini, AS mengacu harga pulp asal Malaysia yang lebih tinggi dibanding Indonesia. Akibatnya, produsen Indonesia dituding memberi subsidi atas produk ekspornya. Pada 2017, AS menuding produk coated paper dan uncoated paper dari Indonesia dikenai subsidi sehingga harga jualnya lebih rendah.
Di Australia tudingan itu ditujukan ke produk A4 copy paper yang dalam proses negosiasi di Organisasi Dagang Internasional (World Trade Organization/WTO). Sepanjang-2018, nilai ekspor industri kertas dan barang dari kertas US$7,26M atau naik 15,15% secara tahunan dari US$6,30 miliar.
Bubur kertas atau pulp jadi komoditas industri kertas dan barang dari kertas dengan nilai ekspor terbesar, US$2,63 miliar, tumbuh 10,91% y-o-y dari US$2,37 miliar. Dari catatan Kemenperin, sampai saat ini, ada 84 perusahaan pulp dan kertas di Indonesia.
Produsen pulp dan kertas terbesar di Tanah Air di antaranya April Group dengan PT Riau Andalan Pulp and Paper dan Sinar Mas Group yang membawahi perusahaan2, seperti PT Tjiwi Kimia Tbk., PT Indah Kiat Pulp & Paper, dan PT OKI Pulp and Paper. Sinar Mas Group, didirikan Eka Tjipta Widjaja (Alm), melalui lini bisnis Asia Pulp and Paper disebut produsen kertas dan bubur kertas terbesar ke-2 di dunia.
APP memiliki kapasitas produksi 12 juta ton per tahun dengan serapan tenaga kerja 70.000 orang dan produknya menjangkau 120 negara di 6 benua. Adapun, Sinar Mas Group baru saja ditinggalkan oleh pendirinya, Eka Tjipta Widjaja yang tutup usia pada (26/1/19).
Semasa hidupnya, mendiang mengembangkan korporasi hingga memiliki 6 lini bisnis, yakni pulp dan kertas, agribisnis dan pangan, layanan keuangan, pengembang dan real estate, telekomunikasi, serta energi dan infrastruktur. (Annisa Sulistyo Rini; Editor : Rustam Agus; Bahan : https://ekonomi.bisnis.com/read/20190127/257/882862/industri-pulp-dan-kertas-indonesia-masuk-10-besar-dunia)-FatchurR *