Aku cinta Indonesia

Merger BUMN Pariwisata Dan Penerbangan

(republika.co.id)-Rencana Presiden yang akan menggabungkan BUMN penerbangan dan pariwisata adalah terobosan jitu dalam mengatasi terpuruknya sektor pariwisata diakibatkan pandemic covid 19.

 

Jika kita lihat data dari Kemen-BUMN, ada 4 perusahaan sebagai BUMN yang fokus bisnis utamanya ada di sektor pariwisata. Mereka, PT Hotel Indonesia Natour (HIN), PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan TWCBB), Ratu Boko, PT Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), dan PT Jakarta International Hotels Development Tbk (JIH)

 

Jika dilihat kondisi BUMN pariwisata itu,  kini mengalami tekanan berat imbas covid 19. Misalnya PT ITDC, BUMN yang mendapat hak mengelola area komersial Nusa Dua Bali dan KEK Mandalika Lombok. Berdasarkan keterangan dari Dirutnya, Abdulbar M Mansoer, saat ini ITDC mengalami tekanan arus kas jika tak mendapat penyertaan modal negara (PMN) Rp 500 miliar tahun-2020.

 

Arus kas ITDC diprediksi (-) Rp 115,044 miliar pada akhir 2020 akibat covid-19. Terlebih saat ini ITDC fokus mempersiapkan perhelatan Event akbar MotoGP 2021 yang menelan Rp 975 miliar per tahunnya. BUMN lain, PT HI Natour, adalah BUMN yang bergerak di bidang penyediaan akomodasi, makanan dan minuman. BUMN ini mengoperasikan hotel hotel di bawah merek Inna Group Hotel (Grup Hotel Inna).

 

Hotel ini tersebar di Jawa, Sumatera, dan Bali. BUMN ini terpaksa harus merugi karena pembatalan pemesanan kamar dari para wisatawan yang akan menginap imbas virus corona.

 

Lain lagi dengan PT TWCBP, Ratu Boko, yang semenjak 20/3/2020 menutup obyek wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko. Semua rugi Rp 150 miliar seperti yang diutarakan Direktur Utama PT TWC Edy Setijono.

 

Dalam perspektif dunia pariwisata, kebijakan yang akan diambil Presiden Jokowi ini bagian dari langkah strategis menghadirkan energi tambahan dalam percepatan pemulihan pariwisata Indonesia melalui penyelamatan BUMN Pariwisata.

 

Penggabungan ini di sisi lain menjadikan lebih rampingnya birokrasi kepemerintahan, sehingga lebih memudahkan koordinasi dan sinergi terkait kebijakan yang perlu untuk dikeluarkan di era new normal.

 

Kemenparekraf sebagai leading sektor, bisa bekerja lebih cepat dan terukur di dalam merealisasikan rencana pemulihan pariwisata. Dengan belajar dari cerita sukses negara yang berhasil membangkitkan pariwisatanya di tengah pandemi, kebijakan Presiden ini perlu didukung dengan langkah taktis yang perlu untuk segera diimplementasikan.

 

Langkah taktis ini meliputi dibentuknya Departemen Pengawasan Layanan BUMN  Penerbangan dan Pariwisata era New Normal.

 

Departemen ini berada di didalam struktur Badan yang terbentuk dari hasil penggabungan BUMN Pariwisata dan Penerbangan, yang tugas utamanya menjaga dan mengawasi konsistensi pelaksanaan protokol New Normal di semua aktifitas layanan unit usaha BUMN gabungan ini.

 

Kenapa pembentukan ini penting? Karena pada dasarnya layanan New Normal protokol di industri pariwisata adalah cara industri pariwisata dengan ekosistem yang bergantung hidup di dalamnya  beradaptasi dan bertahan hidup di tengah ketidakpastian akan kapan berakhirnya pendemic Covid-19.

 

Konsistensi pelaksanaan protokol ini diharapkan mengubah rasa takut wisatawan untuk memutuskan berlibur kembali. Ini esensi yang harus dihadirkan BUMN Gabungan Pariwisata dan Penerbangan dalam standard operasional prosedurnya. Jika pariwisata itu diibaratkan rumah tangga,  maka Kemenparekraf akan berfungsi sebagai pilar–pilar yang membangun rumah tangga itu.

 

BUMN gabungan pariwisata dan penerbangan ini berfungsi mendorong dapur pariwisata  bisa mengepul kembali.  Dengan kata lain, pariwisata dengan segala kebijakannya ada di Kemenparekraf, dengan kebijakan BUMN gabungan pariwisata dan penerbangan dari Presiden akan mendapat daya ungkit.

 

Lalu jadi sayap kembar pemerintah dalam memulihkan pariwisata. Kini tinggal kita, sebagai entitas pariwisata di luar itu untuk mampu melihat ini sebagai suatu kesempatan  untuk bisa menari di atas riak gelombang guna tetap bisa bertahan hidup di tengah krisis corona ini.

 

Pariwisata melawan corona butuh sinergi semua unsur pentahelixnya. Kebijakan penggabungan BUMN Pariwisata dan Penerbangan ini wujudnya. Salam Travel Tomorrow is Indonesia

 

(Oleh Taufan Rahmadi, Pakar Kreatif Strategi Pariwisata/Founder Temannya Wisatawan; Elba Damhuri;  Bahan dari : https://republika.co.id/berita/qeqvot440/merger-bumn-pariwisata-dan-penerbangan)-FatchurR *

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button
Close
Close