Soto Kadipiro Yogya
Bukan hanya orang Jawa yang suka soto. Istri boss saya yang asli Medan kalau mengikuti sang suami reuni di Magelang, selalu mampir ke Gamping Jogya untuk memuaskan kerinduan pada Soto
Kadipiro. Di kawasan itu ada empat warung soto Kadipiro hampir berderet.
Soto ayam Kadipiro sudah menjadi ikon Jogya bagi para pencinta kuliner. Warung soto Kadipiro, tersebar di seluruh sudut kota Jogya. Bagi lidah saya, tidak ada bedanya antara Kadipiro 1 di Gamping dan Kadipiro 7 di Jati, tapi bagi orang asli Jogya mereka memiliki favorit sendiri-sendiri
diantara para Kadipiro itu.
Soto Jogya ber-mazab bening, lain dengan soto ayam Madura atau soto Banjar yang kental. Tentu tidak sama dengan Soto Betawi yang bersantan. Anehnya, kaldu ayam berbumbu dengan irisan
kubis dan so-un ini kok populer banget? Sekali mencoba terus ngangeni.
Tampaknya orang Jogya memang tidak bisa dipisahkan dengan soto. Iseng-iseng saya mencoba mencicipi semua warung soto sepanjang jalan Magelang, dari perempatan ring-road di Jombor sampai ke Jembatan Sungai Krasak di Tempel yang panjangnya sekitar 12 km.
Di jalan yang ramai itu tidak kurang dari 25 warung soto. Dua puluh lima. Jumlah itu tidak termasuk jalan-jalan simpang di Denggung, mBeran dan sekitar Pemda Sleman. Yang menganggumkan, meskipun bahan dasar dan resepnya mungkin sama, tapi rasanya berbeda-beda. Percaya atau tidak, salah satu warung memasang tarip IDR 3.500 per mangkok nasi soto!
Terus terang saya tidak berani merekomendasikan mana yang paling enak, karena semua enak. Cobalah. (SH; Creator of Fundamen Top40; Visit http://fundamen40.blogspot.com)-FR